“Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1162. Lihat Ash-Shahihah no. 284)
Hadits diatas memberikan satu pelajaran penting dan dapat menjelaskan banyak fenomena kehidupan. Pelajaran pentingnya adalah bahwa bila kita para suami, para mukmin, para lelaki ingin menyempurnakan iman kita maka satu hal penting adalah dengan memperbaiki akhlak dan budi pekerti. Ulumuddiin yang kita pelajari tidak akan sampai ke sanubari kita bila tidak kita terapkan dalam perikehidupan kita. Sementara penerapan Ulumuddin tidak lain hanyalah tampak dari akhlakul kariimah.
Disisi lain, hadits diatas bisa membedah fenomena kehidupan manusia terutama dalam kehidupan rumah tangga. Ada fenomena dimana seorang suami berakhlak sangat baik ketika berada diluar rumah. Dia begitu baik sehingga semua orang mengaguminya dan tidak ada yang mencelanya dikarenakan kebaikan budi pekertinya. Dia suka menolong, rendah hati dan sangat menghormati orang lain. Sementara bila berada dirumah, perilaku dia berbalik 180 derajat. Istri menjadi korban, anak menjadi korban seolah dia adalah raja yang harus selalu dituruti.Sementara hadits ini juga mengindikasikan bahwa kecenderungan perempuan (istri) yang suka menyelisihi suami. Bahkan kadang seorang istri begitu menguasai suami atau sangat menyebalkan bagi suami. Hadits ini justru menunjukkan bahwa bila menghadapi cobaan berupa istri yang suka menyelisihi suami, tetapi sang suami tetap berakhlak baik, mendidik istri secara islami serta bersabar dengan tidak mendholiminya melainkan mengajarinya dengan ilmu dan kebaikan, ini menunjukkan bahwa akhlaknya baik dan imannya sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar