Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar? EWS (Extreme Wide Shot); Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas VWS (Very Wide Shot); Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. WS (Wide Shot); Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin. MS (Mid Shot); Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar MCU (Medium Close Up); Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up CU (Close Up); penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya. ECU (Extreme Close Up); ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Cut-In; Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Cutaway; Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Two Shot; Pengambilan gambar dengan 2 subjek. OSS (Over-the-Shoulder Shot); Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain. Noddy Shot; Biasanya mengacu pada posisi subjek yang sedang menyimak, mendengarkan, atau memperhatikan subjek POV (Point-of-View); Teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek,
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar? EWS (Extreme Wide Shot); Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas VWS (Very Wide Shot); Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. WS (Wide Shot); Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin. MS (Mid Shot); Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar MCU (Medium Close Up); Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up) CU (Close Up); penggambaran karakteristik tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya. ECU (Extreme Close Up); ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Cut-In; Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Cutaway; Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya atau dari kerumunan banyak orang. Two Shot; Pengambilan gambar dengan 2 subjek. OSS (Over-the-Shoulder Shot); Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain. Noddy Shot; Biasanya mengacu pada posisi subjek yang sedang menyimak, mendengarkan, atau memperhatikan subjek POV (Point-of-View); Teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek,misal mengambil gambar hanya dipusatkan pada sepasang mata si tokoh ataupun menilik bibir tokoh.
We always have that spontaneous side when we are shooting photos. It gets boring when you are shooting photos of still objects or of people that are already posing for the photos.
The best pictures to add to your collection of memories are those no one has prepared for and most of these are when people are in motion. techniques: 1.Photographers usually play around with two techniques when they are capturing motion pictures. They either blur the background while freezing the object as above or blur the object while highlighting the background. 2.Another technique in capturing motion pictures is using chrono-photography. This is whereby you take a series of shots of your subject in motion.
Objects in motion are also interesting subjects to shoot. There are basically a few useful tricks that can help you capture the motion pictures.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil jepretan foto yang baik. Terkadang dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik dan bermutu. 1. Fokus dengan benar Dalam pencahayaan baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, jangan percayakan pada kamera untuk memilih titik fokus. Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil. 2. Gunakan tripod Kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan hasil lebih baik. 3. Matikan image stabilizer Jika Anda memutuskan menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat “bertingkah” membuat gambar blur. Kamera dengan system image stabilizer digital bahkan lebih parah lagi. Kamera tipe ini tidak akan memotret dalam resolusi maksimal dalam kondisi apapun jika image stabilizer aktif. 4. Mode “P”, jangan mode auto Uniknya hasil yang lebih baik, ada baiknya Anda menggunakan mode P kamera, dan bukan mode otomatis. Dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment. Mode ini tersedia di kebanyakan tipe. 5. Matikan Flash Menonaktifkan flash seringkali banyak membantu. Kamera akan secara menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash. 6. Koreksi dengan Photoshop Dengan tool “levels” di Photoshop, Anda hanya memerlukan beberapa klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detil. 7. Overexposure mengurangi noise Noise paling kuat pada area gelap sehingga jika bayangan mendominasi foto Anda, kemungkinan noise juga mendominasinya. Jika Anda memotret dengan sedikit overexposure, maka area shadow akan menjadi lebih terang dan menunjukkan lebih sedikit noise. 8. Gunakan timer Getaran masih dapat merusak gambar, bahkan saat Anda memotret dengan tripod. Untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter, gunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. Banyak kamera terkini menyediakan jeda 2 detik yang memang dirancang untuk kegunaan ini.
Ada beberapa point yang perlu diingat, saat kita mengambil sebuah gambar/ foto/ objek. Ini dia: 1. Focus 2. Perhatikan latar belakang 3. Perhatikan komposisi warna 4. Biasanya, orang mengambil gambar tubuh penuh dengan latar belakang. Namun, lebih tepat untuk mengambil bidikan dari bahu ke atas atau tubuh bagian atas salah satu gambar karena orang-orang dalam gambar benar-benar muncul kecil. 5. Jika melakukan hal di atas kebetulan teknik sulit bagi pengguna, ia dapat mengambil foto orang dengannya di salah satu sisi daripada di pusat. Maka pemilik hanya bisa memperbesar sehingga orang tampaknya berada di tengah. 6. Hukum optik tetap sama apakah menggunakan lama atau kamera digital. Sebagai contoh, jika matahari berada di belakang gambar, maka gambar akan siluet. Jika lampu di depan gambar, gambar akan tampak juling kecuali ada kacamata. 7. Gunakan sunglass Anda untuk bertindak sebagai polarizer untuk mengambil yang tidak perlu refleksi dari objek melotot. 8. Anda juga dapat menggunakan kacamata untuk meningkatkan eksposur objek. 9. Bila menggunakan polarizer, pastikan bahwa sumber cahaya tegak lurus ke objek. 10. Ubah setting Keseimbangan putih otomatis ke cerah berawan ketika memotret lanskap dan potret luar ruangan. 11. Jangan gunakan modus lampu kilat ketika pengaturan sudah cerah. 12. Zoom in untuk menekankan aset tertentu atau karakteristik dari subjek yang ditangkap. 13. Practice. Practice. Practice.
Ini adalah beberap teknik/ide memotret gambar yang sempurna untuk menggunakan teknik ini, yaitu dengan: Product like shot – Dalam ruangan gelap tempat taruh kamera anda di meja. Anda dapat menggunakan beberapa warna untuk membuat efek yang kuat dan menarik(bahkan khayalan) dr berbagai objek. Location shot - mencari lokasi dengan cahaya ambient(apa ini). Menemukan objek yang kurang “pass” dengan cahaya tersebut. sekarang Anda dapat menggunakan lampu ambient untuk menangkap latar belakang, sementara lukisan benda dengan cahaya. Anda akan mendapatkan efek yang baik – dengan beberapa latar depan dan latar belakang. White balance juga akan berbeda pada ambient dan dicat dengan efek samping. Gravity - jika kau memotret di dinding atau di udara. buatlah “gravity” yang unik, tulisan-tulisan, atau apapun yang anda bisa gambarkan Berikut adalah beberapa tips-tips yang pasti akan membantu pemilik kamera DSLR dalam menangkap gambar yang sempurna dengan menggunakan seni baru fotografi digital. Berfoto memang hal yang mengasikkan. Terlebih lagi bila foto yang kita ambil itu hasilnya bagus dan memuaskan. Nah, untuk itu di perlukan teknik-teknik ang baik untuk mengambilfoto yang bagus. berikut ini TIPS agar kalian dapat mengambil foto dengan baik dan benar.
A 320090134 (CLASS D) To create really sharp images, a photographer can do the seven things, there are : 1. TRIPOD A tripod provides a stable platform that holds the camera rigid — dramatically increasing the sharpness of the image. 2. WEIGHTING THE TRIPOD A tripod is a good start. However, a tripod can be made even more stable by using some object to weigh down the tripod. This produces even sharper images. This is so important that many tripods have some type of mechanism at the bottom of the center post that was designed for hanging objects to add weight to the tripod. 3. SHUTTER RELEASE The simple act of pressing the shutter can cause vibrations that will cause a loss of sharpness. A remote switch can be used to release the shutter. A remote switch is a device that attaches to the camera through a cable, or wirelessly, and allows the photographer to release the shutter without touching the camera. 4. MIRROR LOCK UP Even if the camera is set up on a tripod, the tripod is weighted down, and a remote switch is used, image quality can still be degraded due to vibration from the movement of the camera’s mirror when the shutter is released. This vibration is primarily a problem with shutter speeds between about 1/30s and 1s.This is easily solved by enabling the mirror lockup function on the camera. 6. SHUTTER SPEED While a tripod eliminates camera movement, the subject that is being photographed may be moving. Thus, a shutter speed that is high enough to freeze the subject movement should be used. This may require that a larger aperture be used in order to get the proper exposure 7.ISO Increasing the ISO will allow a higher shutter speed to be used in order to stop the movement of the subject. Those are the way to get sharp photos...and don't forget always to practice if you want to be a professional photographer.
Steps for operation a video camera: 1. Remove the lens cap 2. Move the power switch from off to the camera by pressing and hold the lock button, then push down. 3. Open the LCD screen, LCD screen by pressing the keys, then opened in the direction of the arrow. Viewfinder will off automatically. 4. Press the start / stop button to start recording. Press the start / stop button again to stop recording.
The Techniques for Shooting Variety of shooting angles are: • Height Camera Angle • Low Camera Angle • Bird's Eye View • Subjective Camera Angle • normal Angle • Objective Camera Angle
Kinds of field of view of recording the subject are:
• ELS (Extreme Long Shot)
Shot so far, presents a very wide field of view, the camera takes the overall view. The main objects and other objects appear very small in relation to background.
• LS (Long Shot)
Shot so far, presents the field of view that is closer than the ELS, the object is still dominated by the larger background.
• MLS (Medium Long Shot)
Shot the present field of view that is closer than the long shot, human objects are usually shown from above the knee to above the head.
• MS (Medium Shot)
Here, the object becomes larger and dominant, human objects revealed from above the head. Background still seems comparable with the main object.
• MCU (Medium Close Up)
Shot very close, the object is shown from the chest to the top of the head. MCU is the most commonly used in television.
• CU (Close Up)
Shot near, the object becomes the point of major concern in this shot, the background seems very little. For human objects are usually displayed the face from the shoulders to overhead.
• BCU (Big Close Up)
Shot featuring a particular part of the human body. Object fills the entire screen and it was obvious details.
• ECU (Extreme Close Up)
Shot featuring a particular part of the human body. Object fills the entire screen and more obviously very detail.
Ten Tips to Better Video 1. Get a good Tripod, and Use It - The first step in improving your videos is stabilizing them. 2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves - One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments. 3. Do a Little Shot Composition - The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later. 4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand - The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut. 5. Tell a Story - If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story. 6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone - The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la 7. Look Into Lighting - A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques. 8. Interviews - A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people . 9. Pack Well - Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them. 10. Have Fun! - They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you. Remember that if you're having fun, so will your viewers!
Mega Irawati A320090085 Class C moved to D Menurut pendapat saya, artikel yang dipostingkan diblog tentang belajar mengoprasikan kamera video, teknik pengambilan gambar film dan televisi, dan cara pengambilan gambar dengan kamera sangat begitu jelas dan lengkap, yang mana dapat memberikan pengetahuan dalam penggunaan dan pengambilan gambar secara benar. Hal ini dapat dilihat dari isi artikel tersebut. Dilihat dari segi bahasa, penulis menyajikan artikel ini dengan bahasa yang simple, dan mudah untuk dipahami. Dilihat dari konteksnya, penulis menyajikan artikel dengan sangat lengkap, berurutan, dan jelas karena disertai dengan gambar-gambar di setiap penjelasannya agar memudahkan pembaca untuk mengaplikasikannya. Jadi saya rasa artikel tersebut sudah sangat baik, dikarenakan disetiap istilah asing yang kita temui telah diberikan pula penjelasannya secara lengkap dan terarah. Artikel ini sangat cocok bagi para pemula yang mau belajar tentang photography dan perfilman. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, diantaranya : 1. Cara memegang Kamera Video 2. Zoom 3. Suara 4. Panning & Tilting 5. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) 6. Cutaways (gambar pengisi) Sekarang kamera dapat membuat anda mengambil gambar lebih mudah daripada masa-masa kemarin. Selalu ada ruang untuk perbaikan, untuk membantu anda mengambil gambar dengan bagus.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil jepretan foto yang baik. Terkadang dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik dan bermutu. 1. Fokus dengan benar Dalam pencahayaan baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, jangan percayakan pada kamera untuk memilih titik fokus. Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil. 2. Gunakan tripod Kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan hasil lebih baik. 3. Matikan image stabilizer Jika Anda memutuskan menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat “bertingkah” membuat gambar blur. Kamera dengan system image stabilizer digital bahkan lebih parah lagi. Kamera tipe ini tidak akan memotret dalam resolusi maksimal dalam kondisi apapun jika image stabilizer aktif. 4. Mode “P”, jangan mode auto Uniknya hasil yang lebih baik, ada baiknya Anda menggunakan mode P kamera, dan bukan mode otomatis. Dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment. Mode ini tersedia di kebanyakan tipe. 5. Matikan Flash Menonaktifkan flash seringkali banyak membantu. Kamera akan secara menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash. 6. Koreksi dengan Photoshop Dengan tool “levels” di Photoshop, Anda hanya memerlukan beberapa klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detil. 7. Overexposure mengurangi noise Noise paling kuat pada area gelap sehingga jika bayangan mendominasi foto Anda, kemungkinan noise juga mendominasinya. Jika Anda memotret dengan sedikit overexposure, maka area shadow akan menjadi lebih terang dan menunjukkan lebih sedikit noise. 8. Gunakan timer Getaran masih dapat merusak gambar, bahkan saat Anda memotret dengan tripod. Untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter, gunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. Banyak kamera terkini menyediakan jeda 2 detik yang memang dirancang untuk kegunaan ini.
Nama : Aan Agus Supriyadi NIM : A320090194 Kelas : F
Duapuluh tips singkat memfoto objek.
1. Tarik perhatian ke arah subyek utama dalam foto. Manfaatkan warna, bentuk, cahaya atau garis supaya foto tampak kuat dan menyedot perhatian. 2. Sederhana, makin sederhana susunan foto anda makin kuat kesan yang ditimbulkan. 3. Kurangi elemen yang tidak seirama. Jika menurut anda ada elemen tertentu yang merusak irama dan keharmonisan foto, singkirkan – tutupi – atau pindahkan sudut pemotretan supaya elemen tersebut hilang 4. Penuhi seluruh isi frame dengan obyek utama. Kadang foto yang kuat kesannya adalah foto yang tanpa background sama sekali 5. Jangan biarkan ruang kosong mendominasi foto 6. Cek daerah disekitar garis frame, jangan biarkan ada tangan, kaki atau bagian penting obyek terpotong tanpa alasan kuat. 7. Maksimalkan penggunaan point of view (titik pandang) yang menarik, jangan melulu memotret dari depan subyek 8. Jangan lupa rule of third. Tarik garis imajiner yang membagi foto menjadi 9 bagian sama besar. Tempatkan obyek utama di persimpangan garis-garisnya 9. Saat memotret orang, usahakan selalu agar mata berada diatas garis tengah foto 10. Bagian paling terang dalam foto adalah bagian yang paling menyedot perhatian mata. Taruh obyek utama disana 11. Background lah yang memperkuat kesan. Jadi jangan biarkan background mematikan obyek utama. 12. Memotret secara horisontal memperkuat kesan lebar dan secara vertikal memperkuat kesan tinggi 13. Tajamkan mata untuk mengenali pola yang berulang,manfaatkan 14. Tajamkan mata untuk mengenali pola simetri, manfaatkan 15. Leading line dan kurva-S selalu menyenangkan dilihat 16. Untuk memotret anak-anak, jongkoklah. Sejajarkan kamera dengan mata mereka 17. Hindari menaruh titik perhatian tepat ditengah-tengah foto 18. Hindari meletakkan garis horison tepat di tengah foto, usahakan horison ada disepertiga atas atau bawah. 19. Jangan biarkan garis horison menabrak bagian obyek yang penting 20. Cek, cek dan cek lagi sesaat sebelum memencet shutter. Pastikan apa yang tampak di viewfinder sesuai keinginan anda.
we will understand its flexibility. Here are a few types of shots that must be known:
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Taking pictures in this way is used for "Establishing shot" (shot to establish situation). Kind of drawing gives the orientation of the audience not only at one location, but also the atmosphere, context, and the overall situation. Whenever we want to change the scene on our videos, we must re-orient the audience to Establishing a new shot.
* Long Shot (LS)
This picture shows people from head to toe. We also have to be careful with the head room (space around the head). Too much space above the head will make the image look strange, so anything too much space in the foot. Principle must be proportional. * Mid Shot (MS) or Medium Close-up (MCU)
This image shows the man from the waist up to the head. Types of images like these are widely used during the interview.
* Close up (CU)
This picture shows people from the chest to the top to the head and is ideal for showing the most important parts of a scene or emotional. However, it must be remembered better display the heads of people as a whole rather than not displaying the chin, apalafi when they speak.
* Extreme Close-up (ECU)
This image is usually used to show detail, and more emotional show that will be delivered from the object. A third rule
A good guide to the composition of the image is to use a third rule, which means that we must imagine our frames (pictures taken our camera) is divided into three parts. Actions / deeds and objects placed right in the middle slice of the virtual vertical and horizontal lines, this placement will make the image much more interesting. Do not put the people we record in the center of the frame just because we feel he's quite important. It would be much better if we put it on the horizon or 2 / 3 part of the upper frame or 2 / 3 part of the bottom frame. If we record a person who was standing disebuah scene scent lasts a long time, it would be good if we put these people a little more to the left or right of the frame. This arrangement will allow the person to speak facing parts / blank space in the frame. Space is called the space for the nose (nose room). Getting Good Picture Quality
focus
Creating an image as sharp as possible is very important. Nearly all cameras equipped with auto focus (auto focus). In many situations, this facility will ensure that we record what has the focus sharpness.
When to Use Manual Focus
If we record a lot of pictures of objects or moving, or if the object is located dilatar both front and rear, so the camera can be confused and difficult to determine the focus and will constantly seek Macari focus on one image. In situations like this switch to manual focusing, manually set the focus on the principal object. In low light conditions, the auto focus facilities will continue, continue to "hunt" to allocate an object that could be the focus. This happens because the camera requires a light intensity sufficient to be able to find the line the banks of the object to be used to determine the main point. In such situations, manual focus is the only option.
Enlarge (zoom) and focus
The more we get closer objects (zoom in) the narrower the scope of objects that can be recorded at the focus. This phenomenon is called depth of field (depth of field). For example, if we record with a wide shot of a bunch of people, then we will find that almost all people get into focus, but if we zoom in or close up one of the people who are in gangs, focusing on people who dilatar front and rear will look more soft or unfocused. To avoid this, start the process of recording with zoom in first into one of the people who want to show. Focus on the person, we set the camera on manual focus, then pull out our pictures to get a wide shot. When we use the zoom in to get a picture, the focus will remain as we want.
tips ini mungkin akan lebih mengarah ke landscape.
* mode av (aperture value) yaitu hanya merubah besarnya bukaan diafragma sehingga shutter speed sudah automatis di set oleh kamera tersebut. bukaan terbaik/ ketajaman terbaik ada di bukaan F/8.0 jika ingin DOF (depth of field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (saya tidak menyarankan jika memakai F/16 keatas, memang semuanya terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang).
* iso 100 (semakin rendah semakin baik) jika cahaya kurang dan shutterspeednya kurang (saran saya shutterspeed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan isonya. * pastikan menggunakan lensa wide seperti 10-22mm, 18-55mm, 17-85mm.
setelah siap dengan kondisi diatas, ayo menuju tempat dimana yang baik untuk foto dan jangan lupa perhatikan :
* cahaya matahari datang, lebih baik memotret jangan mengarah matahari, membelakangi matahari itu lebih baik (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan). memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam (biasanya langit putih dan tidak menarik). * pilihlah background yang baik dan indah (pilihlah sesuka hati). * carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. ketiga angle tersebut memberikan perbedaan hasil foto yang sangat berarti.
ini tehnik dasar lainnya :
* panning adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).
* slowspeed adalah jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
* freeze adalah speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
Nama : Ika Ida Wijayanti NIM /Kelas : A320090161/ E tips-tips dasar capturing. 1. Flash Otomatis Maksudnya disini adalah lampu flash kamera,dimana lampu flash kamera dirancang untuk pemotretan diruang yang kurang cahaya,sehingga dengan flash kualitas gambar akan menjadi maksimal.Namun sebaiknya hindarinya penggunaan lampu flash karena membuat pencahayaan gambar menjadi kurang natural,sehingga gambarnya tidak seindah dengan aslinya,jadi lampu flash kamera anda diset otomatis saja,sehingga hanya menyala pada saat cahaya kurang. 2. Foto Ukuran Kecil Ada dua cara untuk membuat file menjadi kecil.Jangan kurangi dimensi(panjag&lebar)gambar karena akan menurunkan jumlah pixel.Dimensi gambar yang kecil juga kurang baik untuk dicetak dalam ukuran besar,jadi gunakan ukuran foto maksimal,kurangin saja kualitas gambarnya.Penurunan mutu ini hanya menyusutkan kekayaan warna gambar,tetapi foto masih kelihatan lebih bagus. 3. Reaksi Lambat Olahraga,binatang,anak kecil merupakan objek foto yang rada susah diabadikan.Anda mesti mengimbangin kecepatan gerak mereka,salah-salah jika tidak pas maka objek foto tidak sesuai dengan komposisi.Ini terjadinya karena adanya shutter log (jeda antara penekanan tombol dan perekaman gambar).Untuk itu tempatkan diri anda pada posisi yang tepat kemudian bidik sasaran,lantas tekan setengah tombol untuk mengunci fokus,sekarang tunggu momen yang tepat dan tekan penuh tombol seraya mengikuti perkembangan objek. 4. Latar Belakang Ketika memotret wajah perhatikan latar belakangnya,hindari latar belakang yang berwarna-warni atau gambar yang semerawut,yang menyebabkan foto wajah kurang menonjol,bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol,jadi berusahalah untuk menghindarinya. 5. Foto Berdimensi Potret diri(portrait),yang difoto dengan cara biasa,umumnya kurang menampakan dimensi yang kuat dan terasa datar-datar saja,ketika anda mendekati hidung sang model,gambar hidung malah menjadi besar dari proporsi wajah yang seharusnya.Mundurlah dan aktifkan zoom dan bidiklah wajah hingga memenuhi frame. 6. Jari di Lensa Jangan lupa sebelum memotret dibuka dulu tu penutup lensa,jika tidak jangan harap bisa memotret,tetapi meskipun jari anda tertutup lensa,tapi masih bisa memotret..ini terjadi pada kamera saku yang berukuran kecil ,anda bertangan besar bakal susah memegangnya,peganglah kamera dengan dua tangan tangan kiri mencengkram tustel dari atas dan bawah,bukan depan dan belakang. 7. Ekspresi Wajah Agar foto wajah disiang hari tak mengandung bayangan gelap, hadapkan muka model kearah datangnya cahaya,masalahnya sinar matahari cenderung membuat silau model,bisa jadi mata model menjadi menyempit solusinya pergilah ketempat yang agak teduh dan arahkan pandangan model ketempat itu,warna foto bakal lebih bagus ketimbang sebelumnya. 8. Jarak Terlalu Jauh Inilah yang sering dialami fotografer amatir;objek terlalu kecil kamera dibidik terlalu jauh,padahal mata manusia pilih kasih.objek mata kurang menonjol akan tampak biasa saja,karenanya pakailah perbesaran optikal pada lensa bidiklah hanya pada objek yang paling menarik.Latihlah diri anda dengan mengamati semua bagian dalam bingkai bidikan andasecara cermat,jangan hanya melihat objek utama saja. 9. Sensor Kotor Ini masalah klasik yang sering ditemukan pada kamera DSLR sehingga muncul titik-titik kecil berwarna hitam akibat debu yang menempel pada sensor kamera.Kamera saku tak mengalami ini karena lensa dan sensornya dirakit rekat dan tertutup oleh casing yang rapat. Kotoran tadi bisa dibersihkan dengan cara a. Lewat program gambar digital,misalnya adobe photoshop b. Gantilah lensa jika memang diperlukan c. Membawa ketempat servis kamera agar hasil pembersihannya maksimal
Ten Tips to Better Video 1. Get a good Tripod, and Use It - The first step in improving your videos is stabilizing them. 2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves - One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments. 3. Do a Little Shot Composition - The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later. 4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand - The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut. 5. Tell a Story - If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story. 6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone - The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la 7. Look Into Lighting - A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques. 8. Interviews - A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people . 9. Pack Well - Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them. 10. Have Fun! - They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you. Remember that if you're having fun, so will your viewers!
Ten Tips to Better Video 1. Get a good Tripod, and Use It - The first step in improving your videos is stabilizing them. 2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves - One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments. 3. Do a Little Shot Composition - The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later. 4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand - The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut. 5. Tell a Story - If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story. 6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone - The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la 7. Look Into Lighting - A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques. 8. Interviews - A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people . 9. Pack Well - Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them. 10. Have Fun! - They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you. Remember that if you're having fun, so will your viewers!
Menurut saya, tiga artikel yang ada di blog tersebut jelas dan lengkap. Hal ini dapat dilihat dari isi artikel yang menjelaskan tentang jenis camera video, cara menggunakannya, bagian-bagiannya, juga kegunaannya. Dilihat dari segi bahasa dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan oleh penulis cukup simple dan komunikatif serta mudah dipahami. Dilihat dari segi isinya sudah cukup baik dan lengkap, karena dalam penjelasannya juga disertai gambar yang memudahkan pembaca untuk memahami bagian dan cara pengoperasiannya. Jadi saya rasa artikel tersebut sudah cukup baik, penjelasan tentang istilah-istilah yang ada dalam artikel juga dijeskan dengan terperinci dan mudah dipahami oleh pembaca sehingga pembaca dapat memperoleh ilmu baru berupa istilah-istilah tentang pengambilan gambar yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Artikel ini cocok untuk pemula yang baru belajar dalam hal photography dan perfilman. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, antara lain; a) Cara memegang camera video b) Zoom c) Suara d) Paning & tilting e) Pengaturan waktu dan tanggal f) Focus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) g) Cutaways (gambar pengisi) Di era sekarang ini, seseorang yang ingin belajar menoperasikan camera video atau mengetahui tutorial mengambil gambar dengan camera video, dapat menemukannya dengan mudah melalui layanan internet seperti yang ada pada artikel di blog tersebut.
Nama : Silvia Dewi NIM : A320 090 083 Class : C Menurut saya dengan adanya teori pembelajaran video ini bisa membantu siapapun yang ingin menjadi seorang fotografer, setidaknya mereka bisa belajar sedikit demi sedikit tentang pengetahuan bagaimana membuat video, mengambil gambar dengan kualitas yang baik. Jadi sangat memudahkan mahasiswa atau siapapun yang ingin menjadi fotografer. Karena di situ di jelaskan bagaimana cara mengoperasikan, mengambil video bak seorang fotografer walaupun hanya amatiran tetapi bisa bergaya seperti seorang fotografer professional. Dan teori pembelajaran ini dapat mengajarkan kepada semua orang bagaimana cara menghasilkan gambar dengan kualitas baik, misalkan dalam pembuatan tugas yang mahasiswanya belum pernah membuat video sebelumnya bisa mempelajari teori ini dengan sangat mudah.
NAME : IKA PUJI ASTUTI NIM : A 320090082 CLASS : B
Menurut saya dengan adanya teori pembelajaran mengoperasikan video,akan mempermudah mahasiswa mempelajari ilmu komunikasi dengan teori yang sudah ada secara otodidak tanpa harus menunggu dosen menerangkan,selain mahasiswa komunikasi seorang mahasiswa yang tidak mengambil jurusan komunikasipun juga dapat mempelajari teori yang ada dan menerapkannya secara otodidak,karena teori tersebut secara gamblang memaparkan penjelasan yang sangat runtut dan mudah dipahami dan lengkap.Dan dengan adanya teori tersebut dapat mengembangkan pengetahuan seseorang tentang foto dan pengaturan atau penyetingan dalam penggunaan camera yang benar.Sebagian besar orang mengetahui tentang foto,mengetahui shooting tetapi terkadang seseorang itu hanya mengetahui dari orang lain,tetapi tidak mengerti / memahami pembuatan video dengan benar secara teori.Maka dengan adanya teori tersebut sangat bermanfaat sekali bagi seorang pemula maupun yang sudah ahli,agar seseorang tidak hanya mampu mengimplementasikan saja tetapi juga mengerti dan paham secara teori.Biasanya orang lebih mementingkan dalam penerapannya daripada teorinya.
Proses capture video (capturing) adalah proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam kaset MiniDV dari kamera ke dalam komputer untuk dijadikan sebuah file dengan format digital (avi). Istilah Digitized karena proses yang merubah analog (kaset video) menjadi file digital yang dikenal oleh komputer. Untuk meng-capture video kita harus membutuhkan salah satu software pendukung antara lain Microsoft Movie Maker merupakan software bawaan yang ada di Windows. Software lain yang bisa digunakan adalah Pinacle, Ulead dan Adobe Premiere, tetapi untuk memakai software ini anda harus membelinya. Dalam pembelajaran ini akan dibahas capture video menggunakan Movie Maker agar anda tidak perlu membeli software pengolah video yang harganya cukup mahal.
Dari beberapa materi di atas menurut saya cara merekaml gambar dengan menggunakan kamera yaitu: 1. Menyetel white balance, dengan cara: mencocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting. 2. Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja 3. Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih 4. Tekan tombol AWB (Auto White Balance) 5. Kamera siap untuk merekam. Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu: 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Foto maupun video merupakan suatu benda yang bisa digunakan untuk mengingatkan kita pada memori-memori masa lalu. Terlebih pada momen-momen penting. Oleh karena itu, foto harus gambar harus diambil secara benar. Dari materi yang telah diupload sebelumnya, kita bisa mengetahui cara-cara mengambil gambar yang baik. Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar: EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
VWS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up) ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Cut-In Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
Cutaway Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Di tengah kerumunan, pun di antara banyak orang. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
Two Shot Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
OSS (Over-the-Shoulder Shot) Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain, biasanya diambil dengan ukuran sepertiga subjek dari frame. Teknik ini adalah pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
Noddy Shot Biasanya mengacu pada posisi subjek yang sedang menyimak, mendengarkan, atau memperhatikan subjek lain. Teknik pengambilan gambar yang paling sering dipakai program berita televisi ketika mewawancarai narasumber.
POV (Point-of-View) Teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek, atau elemen tertentu lainnya. Paling sering dipakai pada subjek yang tengah memberikan impresi tertentu pada karakternya yang diwakilkan dengan tangan.
NAME : TRI WAHYUNINGTYAS NIM : A320090047 CLASS : B
Dari judul capturing terdapat 3 link yang terletak di blog ini, menurut saya: link ini membantu orang yang baru belajar mengoperasikan dan menggunakan kamera dengan baik dan benar. Kamera adalah salah satu alat untuk mengoperasikan dan menggunakan dalam pembuatan video, film dan sebagainya dengan cara mengambil ataupun merekam adegan yang dibutuhkan dalam pembuatan video,film, dan sebagainya. Kamera ini terdapat berbagai merk, jenis dan variasi dalam penyimpanan gambar, suara ataupun gambar-suara. Ada beberapa control dalam mendasari kamera ini: 1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain. 2. Filter Colour. 3. White Balance. 4. Zoom. 5. Focus. 6. Audio Levels. Ada beberapa teknik dalam mengoperasikan dan menggunakan kamera: 1. Teknik dalam memegang kamera yaitu menggunakan satu tangan untuk mengoperasikan kontrol zoom, suara, peraturan 10 detik, dan lain-lain dan memegang kamera. Tangan satunya untuk menjaga kamera agar tetap fokus, exposure and white balance (keseimbangan warna), supaya kamera ini tidak tergoyahkan oleh sesuatu dan tetap stabil. 2. Teknik mengambil gambar yaitu mengambil angle yang diinginkan (kinds of angle are dutch, worm, crazy, change focus, circle, slide shot, extreme top shot, high, eye level, and low angle). Mengambil berdasarkan tujuan, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek (kinds are extreme close up, big close up, close up, medium close up, medium shot, etc)
NAME : TRI WAHYUNINGTYAS NIM : A320090047 CLASS : B
Dari judul capturing terdapat 3 link yang terletak di blog ini, menurut saya: link ini membantu orang yang baru belajar mengoperasikan dan menggunakan kamera dengan baik dan benar. Kamera adalah salah satu alat untuk mengoperasikan dan menggunakan dalam pembuatan video, film dan sebagainya dengan cara mengambil ataupun merekam adegan yang dibutuhkan dalam pembuatan video,film, dan sebagainya. Kamera ini terdapat berbagai merk, jenis dan variasi dalam penyimpanan gambar, suara ataupun gambar-suara. Ada beberapa control dalam mendasari kamera ini: 1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain. 2. Filter Colour. 3. White Balance. 4. Zoom. 5. Focus. 6. Audio Levels. Ada beberapa teknik dalam mengoperasikan dan menggunakan kamera: 1. Teknik dalam memegang kamera yaitu menggunakan satu tangan untuk mengoperasikan kontrol zoom, suara, peraturan 10 detik, dan lain-lain dan memegang kamera. Tangan satunya untuk menjaga kamera agar tetap fokus, exposure and white balance (keseimbangan warna), supaya kamera ini tidak tergoyahkan oleh sesuatu dan tetap stabil. 2. Teknik mengambil gambar yaitu mengambil angle yang diinginkan (kinds of angle are dutch, worm, crazy, change focus, circle, slide shot, extreme top shot, high, eye level, and low angle). Mengambil berdasarkan tujuan, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek (kinds are extreme close up, big close up, close up, medium close up, medium shot, etc)
banyak tekhnique yang bisa digunakan dalam capturing photo ataupun video, seperti dalam link yang telah diunggah pada blog ini. namun menurut pendapat saya, bagian yang cukup vital adalah penchayan, tidak peduli gaya apapun yang dipakai jika posisi kamera/video mendapat cahaya yang terlalu banyak atau kurang, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.
Siti Khalimatul Aminah A 320090020 Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu : 1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle) a. Bird Eye View b. High Angle c. Low Angle d. Eye Level e. Frog Level 2. Ukuran gambar (frame size) a. Extreem Close-up (ECU) Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek. b. Big Close-up (BCU) Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek. c. Close-up (CU) Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek. d. Medium Close-up (MCU) Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. e. Mid Shoot (MS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas. f. Knee Shoot (KS) Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot. g. Full Shoot (FS) Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya. h. Long Shoot (LS) Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya. i. Extreem Long Shoot (ELS) Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya. j. 1 Shoot Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame. k. 2 Shoot pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi. l. 3 shoot pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol. m. Group Shoot Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas. 3. Gerakan kamera (moving camera) a. Zooming (In/Out) Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja. b. Panning (Left/Right) Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan. c. Tilting (Up/Down) Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil. d. Dolly (In/Out) Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur. e. Follow Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah. f. Framing (In/Out) Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot. g. Fading (In/Out) Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out. h. Crane Shoot. Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek. 4. Gerakan objek (moving object) a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan. b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.
Name :Eri Indriani Nim :A320090192 Mengenai beberapa link yang ada memberikan pembelajaran untuk mahasiswa mengenai cara mengoperasikan Kamera video, teknik pengambilan gambar, dan teknik pengambilan gambar film juga televisi. Cara - cara seperti ini perlu diketahui mahasiswa karena besar manfaat dalam hasil yang diperoleh. Hal ini juga sangat menunjang ketika proses pembuatan video sebagai media pembelajaran dalam proses belajar- mengajar yang tentunya akan memberikan segudang manfaat bagi siswa dan guru secara pribadi. Mahasiswa dapat bereksperiment ketika mereka memiliki camera dengan cara – cara atau tips yang ada seperti yang terdapat dalam link tersebut. Investasi sebuah kamera dengan resolusi yang tinggi merupakan modal besar dalam hal ini. Karena sangat menentukan sekali dalam kualitas gambar dan video serta audio. Di tambah lagi ketika mereka mengetahui bagaimana mendapatkan angle yang terbaik untuk hasilnya. Hasilnya akan sangat bagus dengan adanya keselarasan antara camera yang canggih dan penerapan teknik yang benar. Cara – cara pengambilan gambar yang disajikan dalam beberapa link tersebut complete antara satu link dengan link yang lain, memberikan informasi yang sarat untuk mahasiswa dalam menunjang pembuatan salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam belajar – mengajar. Sebuah kesimpulan yang bisa saya tarik dari beberapa link di atas adalah bagus tidaknya hasil yang di hasilkan oleh sebuah camera ditentukan oleh penguasaan teknik pengambilan gambar.
menurut saya banyak sekali teknik yang digunakan dalam pemotretan, tapi faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaannya. setelah itu objek foto ataupun video bisa di edit lagi,,untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Mengedit foto salah satunya dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop dll.
Anonim mengatakan... SABRINA RESTU IBRAHIMA A.320090176 CLASS E
menurut saya banyak sekali teknik yang digunakan dalam pemotretan, tapi faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaannya. setelah itu objek foto ataupun video bisa di edit lagi,,untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Mengedit foto salah satunya dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop dll.
Menurut saya beberapa link di atas dapat memberikan banyak manfaat bagi pembacanya, terutama mahasiswa. dengan mengetahui teknik dan cara mengambil gambar yang benar maka kita dapat mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. dan untuk mendapatkan gambar yang bagus, hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor. diantaranya adalah resolusi kamera dan proses pencahayaan.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar: EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
VWS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up) ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Catatan: ECU terkadang disebut juga dengan istilah XCU.
Cut-In Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
Cutaway Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Di tengah kerumunan, pun di antara banyak orang. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
Two Shot Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
Pekanannya pada hubungan yang dibangun pada karakter tokoh tertentu dengan tokoh lainnya.
OSS (Over-the-Shoulder Shot) Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain, biasanya diambil dengan ukuran sepertiga subjek dari frame. Teknik ini adalah pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
Menurut saya beberapa link di atas dapat memberikan banyak manfaat bagi pembacanya, terutama mahasiswa. dengan mengetahui teknik dan cara mengambil gambar yang benar maka kita dapat mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. dan untuk mendapatkan gambar yang bagus, hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor. diantaranya adalah resolusi kamera dan proses pencahayaan.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar: EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
VWS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up) ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Catatan: ECU terkadang disebut juga dengan istilah XCU.
Cut-In Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
Cutaway Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Di tengah kerumunan, pun di antara banyak orang. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
Two Shot Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
Pekanannya pada hubungan yang dibangun pada karakter tokoh tertentu dengan tokoh lainnya.
OSS (Over-the-Shoulder Shot) Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain, biasanya diambil dengan ukuran sepertiga subjek dari frame. Teknik ini adalah pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame
Sebelum gambar dipublikasikan, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Cara pengambilan gambar juga sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil gambar yang baik. Jadi orang yang akan mengambil gambar haruslah paham tentang teknik pengambilan gambar yang baik. Contohnya dalam pengambilan fokus/zoom. Ada bermacam-macam typenya, yaitu WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up), ECU (Extreme Close Up). Selain itu pencahayaan, pencahayaan dapat juga diatur, dapat dikurangi cahayanya /pun dapat ditambah cahayanya. Faktor lainnya adalah audio yang merupakan salah satu faktor penting. Karena film/video berisi suara dan gambar. Jadi keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ada. Selain itu dalam pengambilan gambar juga angle harus diperhatikan. Karena jika angle yang dipakai hanya angle biasa maka gambarpun kurang menarik. Tapi jika ada angle yang berbeda-beda dalam setiap adegan akan menambah nilai seninya.
Artikel tersebut menjelaskan bagaimana cara mengoperasikan video/camera dan beberapa teknik pengambilan gambar secara sempurna.Artikel ini sangat cocok bagi para pemula yang mau belajar tentang photography/perfilman dan begitupula mahasiswa. Beberapa control dalam mendasari kamera diantaranya adalah: 1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain. 2. Filter Colour. 3. White Balance. 4. Zoom. 5. Focus. 6. Audio Levels. Tetapi bagus tidaknya hasil yang di hasilkan oleh sebuah camera ditentukan oleh penguasaan teknik pengambilan gambar.Oleh karena itu berpandai-pandailah menguasai beberapa teknik tersebut.
FEBRIANA WULANDARI/ A 320090135/D How to take the good picture in low light.
Low-light photography is the most challenging kind of photography The tips on this section should help, though.A picture is recorded when a shutter is open for a little while, which allows a lens to focus some light onto a sensor. How bright the picture will be depends on: -How much light there is outside, -How much light the lens can gather (aperture), -How sensitive the sensor is to light (ISO), -And for how long the shutter is open (shutter speed).
This means that if you have very little light to work with, one (or more) of the following will be true: -You're gonna need to make your sensor more sensitive to light (increase the ISO), -You're gonna need to leave the shutter open for longer (slow down the shutter speed), -You-re gonna need a lens that gathers more light (wider aperture), -You're gonna need more light illuminating your subject (use the flash). •If your subject is close, using the flash usually solves the problem. However, if the subject is more than 15 or 20 feet away, this usually does no good. And even when the subject is close, using the flash leads to the colors on the subject being all washed out and the background becoming completely black, which is usually not desireable if you can help it •Aperture: Usually, you already take pictures with your aperture wide open, so that the shutter is open for as little time as possible and motion blur is minimized. So, when it gets dark, you're not going to be able to go much wider. If you know you'll want to take pictures indoors, get a camera with a "fast" lens - this means the aperture can go extra-wide. (Wide-aperture lenses are said to be "fast lenses" because they gather more light and thus allow for faster shutter speeds to be used, so images look less blurry). •ISO: Making the sensor more sensitive to light will allow you to use faster shutter speeds and thus minimize motion blur and camera shake. Cameras make use of this resource when lighting is poor. However, increasing the ISO also makes the pictures more grainy because of increased sensor noise. So you really should not raise the ISO any more than you really have to. Therefore, the important thing when shooting in low light (as I am about to describe in detail) is to figure out the slowest shutter speed at which you don't get too much blur, so that you get as much light in as you can and thus the ISO only has to go up the minimal amount. •Shutter speed: This is where good photographers and/or good equipment can make low-light situations much easier to work with, and where bad photographers and bad equipment take pictures that look awful. Knowing how to deal with slower shutterspeeds will make or break your low-light shots.
ASTUTI LISA NURMA Y A 320090153/ E How to capture pictures: 1. Cara memegang Kamera Video. Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil. 2. Zoom. Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam. 3. Suara. Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam. 4. Peraturan 10 detik. Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. 5. Panning & Tilting. Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. 6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) . Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam. 7. Tanggal dan Waktu. Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . 8. Cutaways (gambar pengisi). Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Desi Antri Astuti A320090152 E How to Capture Pictures:
1. Prepare the camera and the equipment. 2. Hold the camera steadily. 3. Direct the camera to the object. 4. Start to record or capture the object by using several methods: a) Bird Eye View: The highness of the camera to be on the top of the object. b) High Angel: Angel of the capture of the picture is taken from the top of the object. c) Low Angel: Angel of the capture of the picture is taken from the below of the object. d) Eye Level: Angel of the capture of the picture is aligned with the object. e) Frog Eye: Angel of the capture of the picture is aligned with the position of the object or lowers than the object. 5. Set the exposure, focus, and white balance as the needed. 6. Don’t make noisy or talk too much during the record process. 7. Save the record and prepare to edit the result.
Name : ANTHIKA FITRI ANDEWI NIM : A320090203 Class : F
Beberapa link diatas menjelaskan tentang berbagai macam cata/ teknik capturing/ mengambil gambar dari berbagai macam jenis kamera/ video shooting.link tersebut berguna bagi mahasiswa agar mengerti cara mengoprasikan kamera dengan baik dan mengerti berbagai macam jenis kamera. sebelum mengoprasikan kamera seharus nya kita mengerti enam control dasar pada kamera yaitu : 1. Exposure • Aperture • Shutter Speed • (ND Filter) • (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels
Setelah mengetahui 6 control dasar pada kamera kita juga harus mengetahui beberapa teknik dalam mengambil gambar yaitu:
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Taking pictures in this way is used for "Establishing shot" (shot to establish situation). Kind of drawing gives the orientation of the audience not only at one location, but also the atmosphere, context, and the overall situation. Whenever we want to change the scene on our videos, we must re-orient the audience to Establishing a new shot.
* Long Shot (LS)
This picture shows people from head to toe. We also have to be careful with the head room (space around the head). Too much space above the head will make the image look strange, so anything too much space in the foot. Principle must be proportional. * Mid Shot (MS) or Medium Close-up (MCU)
This image shows the man from the waist up to the head. Types of images like these are widely used during the interview.
* Close up (CU)
This picture shows people from the chest to the top to the head and is ideal for showing the most important parts of a scene or emotional. However, it must be remembered better display the heads of people as a whole rather than not displaying the chin, apalafi when they speak.
* Extreme Close-up (ECU)
This image is usually used to show detail, and more emotional show that will be delivered from the object. A third rule
A good guide to the composition of the image is to use a third rule, which means that we must imagine our frames (pictures taken our camera) is divided into three parts. Actions / deeds and objects placed right in the middle slice of the virtual vertical and horizontal lines, this placement will make the image much more interesting. Do not put the people we record in the center of the frame just because we feel he's quite important. It would be much better if we put it on the horizon or 2 / 3 part of the upper frame or 2 / 3 part of the bottom frame. If we record a person who was standing disebuah scene scent lasts a long time, it would be good if we put these people a little more to the left or right of the frame. This arrangement will allow the person to speak facing parts / blank space in the frame. Space is called the space for the nose (nose room). Getting Good Picture Quality
* Focus
Creating an image as sharp as possible is very important. Nearly all cameras equipped with auto focus (auto focus). In many situations, this facility will ensure that we record what has the focus sharpness.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil foto yang baik. Juga dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik, memuaskan, dan berkualitas. Diantaranya:
1. Fokus Dalam pencahayaan yg baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil. 2. Gunakan tripod Kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan efek dan hasil lebih baik. 3. Matikan image stabilizer Jika Anda memutuskan menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat membuat gambar blur. 4. Mode “P” Untuk hasil yang lebih baik, gunakan mode P kamera, dan bukan mode otomatis. Karena dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment. 5. Matikan Flash Nonaktifkan flash, karena cara ini banyak membantu. Kamera akan secara otomatis menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash. 6. Edit dengan Photoshop Dengan tool “levels” di Photoshop, Anda hanya memerlukan beberapa klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detail. 7. Overexposure mengurangi noise Noise paling kuat pada area gelap sehingga jika bayangan mendominasi foto Anda, kemungkinan noise juga mendominasinya. Jika Anda memotret dengan sedikit overexposure, maka area shadow akan menjadi lebih terang dan menunjukkan lebih sedikit noise. 8. Gunakan timer Untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter, gunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. Banyak kamera terkini menyediakan jeda 2 detik yang memang dirancang untuk kegunaan ini. 9. Zoom in Zoom digunakan untuk menekankan aset tertentu atau karakteristik dari objek yangakan ditangkap. Ini memudahkan kita untuk mengambil gambar yg dekat walaupun jauh jaraknya. 10. Latar belakang Perhatikan latar belakang saat kita mau mengambil gambar, ini sangat penting karena untuk melihat dan menyeimbangkan antara objek dengan cahaya.
In taking pictures using a camera, would someone want to get the maximal picture. There are many ways that can be used to obtain a good photo shots. Sometimes it takes considerable experience to obtain good results and quality. Here are some techniques that we can produce a maximum image using the camera. •Focus correctly In good lighting, you almost always can rely on autofocus. For maximum results, do not rely on the camera to select the focus point. Use a single focal point, focus the camera on an object that you want by pressing the shutter half way, then change the composition. Do not forget, to get the widest use of space sharp wide focal length and the smallest aperture.
•Use a tripod The camera cannot shake if you want to get maximum sharpness. To prevent shake, a tripod is the safest solution. With a tripod you can use the lowest ISO. If this step is still not, turn off the sharpening in the camera and instead use the Unsharp Mask in Photoshop that gives better results.
•Turn off the image stabilizer If you decide to use a tripod, image stabilizer camera should be turned off. Image stabilizer is designed to dampen shock the user's hands. If the camera is stable, the system can actually "act" to make motion blur. Camera with digital image stabilizer system even worse. The camera of this type will not take pictures in maximum resolution under any circumstances if the image stabilizer is active.
•Mode "P", do not auto mode Uniquely better results, you should use the P mode the camera, and not the automatic mode. In P mode, usually you are still allowed to alter important parameters such as ISO, white balance, or EV adjustment. This mode is available in most types.
•Turn off Flash Disabling flash often a lot of help. The camera will capture a more natural color compared with white light flash.
•Correction with Photoshop With the tool "levels" in Photoshop, you only need a few clicks to beautify color. With the tool "Curves" You can even do a more detailed adjustment.
• Overexposure to reduce noise Noise is the most powerful in the dark areas so that when the image dominates your photos, the possibility of noise is also dominated it. If you shoot with a bit of overexposure, the shadow area will be lighter and show less noise.
•Use a timer Vibration can damage the still images, even when you are shooting with a tripod. To avoid shocks when pressing the shutter button, use the timer function found on each camera. Many current cameras provide a pause of 2 seconds that was designed for this purpose.
NIKEN WARDIANI SUWANDI A320090155 E Banyak cara atau teknik pengambilan gambar atau video yang dapat kita lihat di link yang ada di blog ini. Dengan adanya tugas akhir tentang pembuatan video pembelajaran, hal ini cukup membantu bagi mahasiswa untuk mendapatkan hasil akhir video yang bagus. Dari banyaknya teknik pengambilan gambar akan menghasilkan gambar dan video yang bagus dan bervariasi dengan ditunjang kamera yang berkualitas. Dalam link di blog ini juga disebutkan bahwa pengambilan gambar dengan menyesuaikan dengan ukuran gambar dikaitakan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi,dan kondisi objek. Maka dalm hal ini akan membuat hasil gambar lebih hidup dan tidak monoton. Tetapi juga didukung dengan hal lain seperti pengaturan efek cahaya dalam pengambilan gambar dan video.
1.Memegang kamera dengan baik usahakan jangan smpai bergerak sehingga tidak membuat gambar goyang. 2.Mengatur pencaayaan kamera agar pas dengan suasana yang di inginkan. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan: 3.Mengatur suara kamera untuk merekam agar suara yang tidak di perlukan tidak masuk dlamrekaman. Dan leih baik menggukan earphone. 4.Memfokuskanpada objek yang akan di ambil, pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor. 5.Hal penting dalam merekam adalah merekam dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain. 6.Lalu yang terakhir editing.
Menurut pendapat saya pengambilan gambar atau subjek dpt dilakukan dgn menggunakan kamera, entah itu kamera HP, kamera digital, atau kamera video. Saya akan menjelasken salah satu teknik dlm pengambilan gambar. Antara lain: 1. Cara memegang kamera Pegang kamera dgn mantap, yakinkan diri anda kalau anda bisa memotret dgn bagus seperti photografher profesional dan bayangkan objek yg anda foto itu adalah anda. Usahakan foto yg anda ambil itu sesuai antara ruang yg ingin anda ambil dgn objeknya jangan terlalu lebar ruangan dgn objek krn objek akan terlihat kecil atau bahkan tak terlihat. 2. Zoom Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam. 3. Suara Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam. 4. Panning dan Titing Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik). 5. Expore Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan: • Aperture (diafragma) • Shutter Speed • ND Filter • Gain 6. Filter Colour Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK. 7. Focus Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
Di dalam perkuliahan, ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan kita untuk membuat video atau film. Meskipun masih pemula, sebagai mahasiswa kita dituntut untuk bisa mengoperasikan kamera video. Menurut saya link ‘Belajar Mengoperasikan Kamera Video’ sangat membantu dan menunjang mahasiswa sebagai latihan maupun pembelajaran. Hal tersebut bisa dijadikan informasi dan acuan jika ingin membuat video. Berikut ini ada beberapa tips merekam video dengan sempurna seperti di bawah ini: 1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan. 2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya. 3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya. 4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas). 5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi pengambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing). 6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.) 7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung. 8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik. Semoga informasi yang bermanfaat tersebut dapat menjadikan kita agar lebih berani mencoba dan bereksperimen. Let’s practice...!!
Nama : Alief Agus PN Class : B Student Number : A.320090052 Assalammualikum wr.wb Menurut saya dalam teknik pengambilan gambar yang sudah di jelaskan di posting link di blog ini Dalam hal ini ada beberapa cara yang telah di terangkan, mulai dari pengguanaan dasar kamera, dan beserta cara-cara penggunaan kamera itu sendiri baik secara teknik maupun konseptual untuk pembuatan dari video itu sendiri. Ada beberapa hal yang menurut saya vital dalam melakukan take pengambilan gambar 1. Cara penggunaan kamera 2. Kesabaran 3. Pengambilan gambar 4. Kejelian editing 5. Finishing akhir Dalam hal ini yang biasanya paling menjadi tantangan oleh para pengambil gambar/ kameramen adalah kesabaran dalam pegambilan gambar, mungkin kalau secara teknik teman teman sudah bisa menguasai konsep dasar untuk teknik pengambilan gambar, namun yang menurut saya adalah kesabaran dan alat yang di gunakan mempengaruhi hasil gambar Misal kalau tidak menggunakan tripod, untuk ketenangan pengambilan gambar saat shoting akan terganggu, kemungkinan ada beberapa getaran dalam hasil gambar dan yang ini akan mengurangi kualitas dari gambar itu sendiri, dan yang kedua adalah saat zooming pada saat itu kadang banyak jugag yang kurang sabar dalam meng-zoom dan dalam merotasi kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya ada yang terlalu cepat sehingga kadang setelah di tonton hasilnya kita pusing dengan pergeraakan kamera tersebut Jadi menurut saya itu ada beberapa yang mempengaruhi dari hasil gmabar, zooming dan kesabaran dalam menggunakan kamera Wassalammualaikum wr.wb
Nama: Iin Viana Asri Class: E NIM; A. 3200 90 197 Dalam pengambilan gambar harus diperhatikan cara-cara dalam pengambilan gambar. Cara pengambilan gambar juga sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil gambar yang baik. Jadi kita harus paham tentang teknik pengambilan gambar yang bagus. Contohnya dalam pengambilan fokus/zoom. Ada bermacam-macam typenya, yaitu WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up), ECU (Extreme Close Up). Selain itu pencahayaan, pencahayaan dapat juga diatur, dapat dikurangi cahayanya /pun dapat ditambah cahayanya. Faktor lainnya adalah audio yang merupakan salah satu faktor penting. Karena film/video berisi suara dan gambar.Hal-hal ini sangat penting untuk mendapatkan hasil yang bagus. Jadi keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ada. Selain itu dalam pengambilan gambar juga angle harus diperhatikan. Karena jika angle yang dipakai hanya angle biasa maka gambarpun kurang menarik. Tapi jika ada angle yang berbeda-beda dalam setiap adegan akan menambah nilai seninya. Selain faktor itu juga harus didukung dengan kamera yang bagus pula.
YUWAIDA AZMI A320090199 CLASS E Sebelum gambar dipublikasikan, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Cara pengambilan gambar juga sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil gambar yang baik. Jadi orang yang akan mengambil gambar haruslah paham tentang teknik pengambilan gambar yang baik. Contohnya dalam pengambilan fokus/zoom. Ada bermacam-macam typenya, yaitu WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up), ECU (Extreme Close Up). Beberapa control dalam mendasari kamera diantaranya adalah: 1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain. 2. Filter Colour. 3. White Balance. 4. Zoom. 5. Focus. 6. Audio Levels. Selain itu pencahayaan, pencahayaan dapat juga diatur, dapat dikurangi cahayanya /pun dapat ditambah cahayanya. Faktor lainnya adalah audio yang merupakan salah satu faktor penting. Karena film/video berisi suara dan gambar. Jadi keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ada. Selain itu dalam pengambilan gambar juga angle harus diperhatikan. Karena jika angle yang dipakai hanya angle biasa maka gambarpun kurang menarik. Tapi jika ada angle yang berbeda-beda dalam setiap adegan akan menambah nilai seninya.
Tiwik Martani A 320090107/ Class C move to A All of thing in this world have beautiful view, it can be our object for taking picture. But, some people just shoot the object without the technique and the result is still graceless. Firstly, we must know about the basic step for capturing picture by using camera, as some point below: 1. We must hold a camera carefully and stable. We just use one hand to hold a camera and operate zoom control, so our other hand used to keep the position of camera. 2. Choose the point of focus. To get maximal result, we use single of focus point. 3. Pay attention to background, shape, lighting and line. 4. Using a tripod, it’s one of solution to get the maximal sharpness. 5. Pay attention to the technique of zoom, because it can affect the result. We must adapt the zoom with the object. 6. Using of the timer, it’s important to avoid the convulsion. 7. Don’t forget to look for the best angle, there are some of angles; such as dutch angle, worm angle, crazy angle, change focus, circle/circular track, side shot, extreme top shot, high angle, eye level and low angle. There are some kinds of techniques when capturing picture: 1. Extreme Close Up (ECU): shot picture clearly, the picture seen detail 2. Big Close UP (BCU): shot picture from head to chin 3. Close Up (CU): shot object from near distance, just some of object that it can seen 4. Medium Close Up (MCU): shot object from chest to up 5. Medium Shot (MS): shot from medium distance 6. Knee Shot (KS): shot object from head to knee 7. Full Shot (FS): shot full object, from head to foot 8. Long Shot (LS): shot all of part of object, the picture taken from long distance and all of object can taken until the background of object 9. Medium Long Shot (MLS): picture taken from proper distance 10. Extreme Long Shot (XLS): picture taken from very long distance, it showed no object but the background
Banyak faktor yang mempengaruhi bagus atau tidaknya suatu hasil pemotretan, namun faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaannya. setelah itu objek foto ataupun video bisa di edit lagi,,untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Mengedit foto salah satunya dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop, photoscape ,,dsb. Ada beberapa hal juga yang menurut saya vital dalam melakukan take pengambilan gambar: 1. Cara penggunaan kamera 2. Kesabaran 3. Pengambilan gambar 4. Kejelian editing 5. Finishing akhir dalam pengambilan gambar ada baiknya kita juga memperhatikan angle yg tepat dan menarik , sehingga hasil dari pemotretan akan sempurna.
Name : Diah Fitria Rahmawati NIM : A 320 090 144 Class : E Menurut saya, artikel ini berisi tentang cara penggunaan kamera video dan cara pengambilan gambar dengan baik yang dapat bermanfaat bagi pembaca artikel dalam link tersebut. Dari artikel itulah kita dapat mengetahui bagian-bagian kamera video sehingga kita dapat menggunakan kamera tersebut dengan maksimal yang sudah dijelaskan pula dalam artikel diatas. Setelah mengetahui cara pengambilan gambar yang baik, kita tidak bisa langsung menikmati hasil tersebut. Agar penonton tertarik dengan gambar yang telah kita ambil, kita juga harus dapat mengedit gambar tersebut sehingga dapat diterima oleh para penonton.
Name : Rieka Sugiarti Class : E NIM : A.320 090 167
Menurut saya dalam teknik pengambilan gambar yang sudah di jelaskan di posting link di blog ini Dalam hal ini ada beberapa cara yang telah di terangkan, mulai dari pengguanaan dasar kamera, dan beserta cara-cara penggunaan kamera itu sendiri baik secara teknik maupun konseptual untuk pembuatan dari video itu sendiri. Ada beberapa hal yang menurut saya vital dalam melakukan take pengambilan gambar 1. Cara penggunaan kamera 2. Kesabaran 3. Pengambilan gambar 4. Kejelian editing 5. Finishing akhir Dalam hal ini yang biasanya paling menjadi tantangan oleh para pengambil gambar/ kameramen adalah kesabaran dalam pegambilan gambar, mungkin kalau secara teknik teman teman sudah bisa menguasai konsep dasar untuk teknik pengambilan gambar, namun yang menurut saya adalah kesabaran dan alat yang di gunakan mempengaruhi hasil gambar Misal kalau tidak menggunakan tripod, untuk ketenangan pengambilan gambar saat shoting akan terganggu, kemungkinan ada beberapa getaran dalam hasil gambar dan yang ini akan mengurangi kualitas dari gambar itu sendiri, dan yang kedua adalah saat zooming pada saat itu kadang banyak jugag yang kurang sabar dalam meng-zoom dan dalam merotasi kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya ada yang terlalu cepat sehingga kadang setelah di tonton hasilnya kita pusing dengan pergeraakan kamera tersebut Jadi menurut saya itu ada beberapa yang mempengaruhi dari hasil gmabar, zooming dan kesabaran dalam menggunakan kamera
NAME: YULIANTI DIAN PERTIWI NIM: A320090174 CLASS: E Menurut pendapat saya : 1.Memegang kamera dengan baik usahakan jangan smpai bergerak sehingga tidak membuat gambar goyang. 2.Mengatur pencaayaan kamera agar pas dengan suasana yang di inginkan. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan: 3.Mengatur suara kamera untuk merekam agar suara yang tidak di perlukan tidak masuk dlamrekaman. Dan leih baik menggukan earphone. 4.Memfokuskanpada objek yang akan di ambil, pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor. 5.Hal penting dalam merekam adalah merekam dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain. 6.Lalu yang terakhir editing.
Name : Heni Purnaningsih NIM : A. 320 090 141 Class : E
Menurut saya, materi artikel yang dipostingkan di blog tentang belajar mengoperasikan camera video. Selain itu juga diberikan contoh merk camera dan cara menggunakan camera. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain. Ada enam control dasar pada kamera: 1. Exposure Aperture Shutter Speed (ND Filter) (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels
Cara menggunakan camera sebagai berikut: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Teknik-teknik pengambilan gambar: • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
* Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
* High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
* Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
* Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
* Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
1. Basic Composition: Getting it right Keep the composition simple!
Start by shooting on the level. With experience, you can learn to shoot at an angle to add dramatic impact to the shot.
Always keep your eye on what’s happening at the front and the back of the frame and NOT just on the immediate subject.
If the background is 'messy' (like my office), move the subject against a plainer-looking background. If this is not possible, use the zoom lens to frame distractions out of the shot.
Note: If zoomed in, you might have to step back to keep the subject in the frame
2. Keep your composition simple Avoid telephone poles, wires, cables, litter and street rubbish. Use the zoom lens or physically move yourself to frame these ugly distractions out of shot. Avoid taking pictures in bright sunshine. Always move your subject into the shade where they’ll be relaxed. So will you!
Make an effort to pose your subject, otherwise you’ll end up with the typical 'school photo' result; staring straight into the lens and grinning like a prison inmate!
Candids, those shots we all love to take without actually talking or looking properly at the subject, almost always never work
3.Choosing the Right Shooting Mode Most pictures will come out fine with the camera set to 'P' or Program Mode rather than the Auto everything mode.
For portraits, use the Portrait Mode (this helps make the background go a bit out of focus) or set the camera to Aperture Priority mode (called ‘A’ or ‘Av’) and manually choose a setting of about f4 or f5.6. This keeps things sharp on the subject, but reasonably fuzzy everywhere else.
Take care what you focus on!
For landscapes, or far-off subjects, use Landscape (or 'Mountain') mode. This locks focus into the distance and guarantees a sharper-looking distant shot.
For all action shots, use the simple Sports Action mode, or for greater user control, Shutter Priority mode (called ‘T’ or ‘Tv’). Pick a shutter speed of about 1/500s to 'freeze' the action.
(Note: if you use these 'fast' shutter speeds, you might run out of llight! If this is the case, choose an ISO sensitivity setting of 200 or 400 if there’s not much light).
4. Avoid Shooting on Full Auto Mode Don’t shoot on Auto. This is an ‘idiot-proof’ shooting mode. None of you are idiots!
First, switch to the ‘P’ or Program Auto setting. This is also an automatic shooting mode, BUT in this mode you can override its behaviour in order to make the resulting pictures look even better (ie. lighter, darker, more contrasty, etc).
Use the optical viewfinder for normal shooting. It will give you a better idea of what you are getting in the shot because you’ll not be put off by reflections, bright sun or falling off the pavement while struggling to get the viewing angle right.
Tip: Using the LCD for composing is not the best way - it's not stable and is prone to camera shake. Hold the camera to your face and use the optical viewfinder.
Tip: When travelling, use the LCD screen only for close-ups (in the Macro mode) and for reviewing once back in the hotel. Excessive use reduces battery life significantly.
5. try all of your experience about cameras. apply that at real practice..
TRIYATUN A320090007 cara mengambil gambar melalui camera: 1. pilih menu capture pada camera 2. tentukan object yang akan difoto, dan fokuskan lensa kamera pada object yang dituju. 3. setelah object tepat pada sasaran tekan capture, foto akan tersimpan secara otomatis. 4. untuk hasil yang lebih baik dalam pengaturan gambar bisa diubah dari segi wrna, waktu, background atau yang lainya sesuai dengan kebutuhan
Name : TAUFIK WAHYU SKRIPKA ID : A. 320090055 CLASS : B
Seiring kemajuan yang dirintis kamera digital baik yang kamera saku ataupun super-zoom, untuk menghasilkan gambar yang bagus memang dikondisikan nggak perlu mempelajari teknik secara mendalam. Namun ingat, segala sesuatu yang mudah akan dimakan waktu, begitu juga dalam dunia fotografi. Jadi sekarang marilah kita pelajari sedikit tips fotografi dasar
1. Memahami Pencahayaan Fotografi adalah lukisan bercat cahaya. Maka, hal terpenting dalam fotografi adalah pencahayaan. Sekilas memang pencahayaan ini terkesan sulit, tapi pada dasarnya, penyetelan banyak - sedikitnya cahaya yang akan masuk dalam lensa kamera nggak begitu rumit. Kamera digital memang memiliki penyetelan cahaya secara otomatis, yang apabila di tempat terang ia akan menyesuaikan setelan rana menjadi lebih sempit sehingga hasil gambar akan normal, alias nggak berlebih cahaya (over-exposure). Tapi bagaimana di tempat gelap? Realitanya, kebanyakan kamera saku belum mampu mengatasi masalah pemotretan di tempat gelap. Dengan setelan shutter yang relatif cepat disertai dengan kondisi cahaya minim, hasil foto pasti akan buram. Solusi untuk ini tentu saja dengan memilih kecepatan rana rendah.
2. Memotretlah Tanpa Flash Nggak semua tempat bisa dijadikan lokasi pemotretan sesuai keinginan kita. Di museum, misalnya, kita nggak bisa seenaknya menggunakan lampu flash saat memotret obyek. Untuk menyiasati larangan tersebut, coba setel ISO ke level yang paling tinggi, buka aperture atau diafragma selebarnya dan gunakan shutter yang lambat. Dengan setelan ini, ditambah dengan penggunaan tripod, niscaya gambar kita akan bebas dari minim cahaya dan keburaman. Bagaimana kalau nggak ada tripod? Jangan khawatir, dengan teknik dasar, hal-hal sepert ini bisa diatasi. Caranya, perhatikan lah posisi tangan saat memotret. Minimalisasi gerakan yang mampu mengaburkan gambar dengan menempelkan sedekat mungkin lengan yang memegang kamera ke badan kita, lalu teguhkan posisi badan. Memang, trik ini nggak bisa menggantikan posisi tripod 100%, tapi bisa sedikit mengurangi gerakan yang mampu mengaburkan gambar. Hal diatas sangat mudah dipahami, sekarang konsentasikan teknik pemotretan ke pemilihan penempatan obyek dalam gambar. Umumnya pandangan seseorang akan tertumpu pada obyek yang berada di tengah. Dengan kata lain, obyek yang di posisikan berada di tengah gambar akan mudah terlihat kekurangannya. Untuk mengecoh pandangan penikmat foto, coba ubah penempatan posisi obyek supaya nggak pas di tengah gambar.
3. Menjelajahi Sudut Sebaiknya jangan terpaku dengan sudut pengambilan sudut datar. Sesekali cobalah sudut pandang yang tajam dan juga sudut miring. Nantinya hasil gambar akan menarik. Masalah utama dalam fotografi salah satunya adalah keburaman. Betapapun canggihnya program manipulasi gambar, jika pada saat dipotret gambar sudah buram, akan susah untuk memperbaiki ketajaman gambar. Untuk mencegah keburaman, perhatikan selalu kecepatan shutter ketika akan memotret. Keburaman pada gambar seringkali disebabkan oleh terlalu cepatnya shutter. Idealnya, jika memotret tanpa tripod, pakailah shutter 1/125. Namun bila kita menyanggakan kamera di atas tripod, bisa pilih shutter dengan kecepatan 1/60 atau 1/30
4. Jangan Tantang Matahari Hindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Artinya, subyek foto lah yang menghadap sumber cahaya agar gambar yang di hasilkan terang. Jika sebaliknya, subyek akan terlihat gelap, sementara bidang lain di luar subyek akan terang benderang. Hasil ini bisa dianalogikan dengan suasana gerhana matahari. Memang, teknik fotografi menentang cahaya, atau sering disebut siluet, kerap dipilih para fotografer. Tapi jika teknik kita masih dalam level pemula, sebaiknya tunda dulu pengambilan gambar siluet.
5. Hindari Zoom Digital Banyak bagunan-bagunan yang menarik untuk difoto. Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital. Gunakan saja zoom optikal. Penggunaan zoom digital dapat mengakibatkan gambar pecah, atau terlihat jelas kotak-kotak pikselnya.
Menurut saya setelah membaca artikel tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana teknik pengambilan gambar dengan kamera, belajar mengoperasikan kamera video, serta mengetahui teknik pengambilan gambar film dan televisi. Disini saya dapat menyimpulkan bahwa kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui 1. jenis-jenis kamera 2. Mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera 3. Teknik pengambilan gambar 4. Unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll. Dalam camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian.Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tetapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera. Untuk prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.Dari Hollywood sampai Bollywood, pun bila masih ada Tangkiwood, teknik yang dipakai sama. Teori ini tidak hanya berlaku untuk film dan televisi, namun bisa diterapkan untuk gambar 1 frame alias fotografi, sebab ini adalah teori tentang estetika memindahkan gambar ke dalam bentuk frame.
I think in a shooting technique that has been described in the posting links on this blog In this case there are several ways that have been explained, ranging from basic pengguanaan camera, and along with ways to use the camera itself both technically and conceptually for the manufacture of the video itself. There are some things that I think is vital in doing the shooting take 1. How to use the camera 2. patience 3. shooting 4. carefulness editing 5. finishing the final In this case usually the most challenging by the image makers / cameraman is patience in pegambilan picture, maybe if technically friends can already mastered the basic concepts for shooting technique, but which I think is the patience and tools in use affect the results of image For example if you are not using a tripod, for peace of shooting when shoting will be disrupted, there may be some vibration in the picture and that this will reduce the quality of the image itself, and the second is when zooming at the time jugag sometimes much less patient in her -in zoom and rotate the camera from right to left or vice versa is too fast, so sometimes after watching the results in us dizzy with the camera pergeraakan So I think that there are some that affect the outcome gmabar, zooming and patience in using a camera.
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar? Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang. • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang. • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
1. EWS (Extreme Wide Shot) / XLS (Xtreme Long Shot) EWS adalah teknik mengambil gambar dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas.
2. VWS (Very Wide Shot) VWS adalah teknik mengambil gambar dengan subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya.
3. WS (Wide Shot) / LS (Long Shot) WS adalah teknik pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
4. MS (Mid Shot) MS adalah teknik mengambil gambar subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar.
5. CU (Close Up) CU adalah teknik mengambil gambar karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
6. ECU (Extreme Close Up) / XCU ECU adalah teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka.
7. Cutaway Cutaway adalah teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya.
8. Two Shot Two Shot adalah teknik pengambilan gambar dengan 2 subjek.
9. OSS (Over-the-Shoulder Shot) OSS adalah teknik pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
10. Noddy Shot Noddy Shot adalah teknik pengambilan gambar yang paling sering dipakai program berita televisi ketika mewawancarai narasumber.
11. POV (Point-of-View) / POI (Point-of-Interest) POV adalah teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek, atau elemen tertentu lainnya.
Selain teknik diatas ada juga teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah.
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar? Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang. • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang. • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar? Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain: • Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. • Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. • Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru • Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. • Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). • Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. • Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. • Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. • Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut. • Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya. • One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek. • Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang. • Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang. • Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
1. EWS (Extreme Wide Shot) / XLS (Xtreme Long Shot) EWS adalah teknik mengambil gambar dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas.
2. VWS (Very Wide Shot) VWS adalah teknik mengambil gambar dengan subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya.
3. WS (Wide Shot) / LS (Long Shot) WS adalah teknik pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
4. MS (Mid Shot) MS adalah teknik mengambil gambar subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar.
5. CU (Close Up) CU adalah teknik mengambil gambar karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
6. ECU (Extreme Close Up) / XCU ECU adalah teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka.
7. Cutaway Cutaway adalah teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya.
8. Two Shot Two Shot adalah teknik pengambilan gambar dengan 2 subjek.
9. OSS (Over-the-Shoulder Shot) OSS adalah teknik pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
10. Noddy Shot Noddy Shot adalah teknik pengambilan gambar yang paling sering dipakai program berita televisi ketika mewawancarai narasumber.
11. POV (Point-of-View) / POI (Point-of-Interest) POV adalah teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek, atau elemen tertentu lainnya.
Selain teknik diatas ada juga teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah.
Cara menggunakan camera sebagai berikut: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Teknik-teknik pengambilan gambar: • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
nama : Dwi Supatmi NIM : A320090035 class A Ada enam control dasar pada kamera: 1. Exposure Aperture Shutter Speed (ND Filter) (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels
Cara menggunakan camera sebagai berikut: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Teknik-teknik pengambilan gambar: • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Name:Endah Dwi Astuti NIM :A 320090017 Class: A Menurut saya setelah membuka link tersebut kita dapat mengetahui dan belajar bagaimana cara mengoperasikan kamera secara benar. Adapun teori-teori tentang beberapa teknik pengambilan gambar sebagai berikut: The Main Control
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
* Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
* High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
* Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
* Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
* Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Name : Yoga Purnawan NIM : A320.090.220 Class : E Banyak faktor yang mempengaruhi bagus atau tidaknya hasil dari pemotretan, namun faktor yang menentukan bagus atau tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan bagaimana pencahayaannya. setelah itu objek baik foto ataupun video bisa di edit lagi agar mencapai hasil yang lebih bagus. Cara mengedit foto salah satunya yaitu dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop ataupun photoscape. Ada beberapa hal yang sangat vital dan perlu diperhatikan dalam melakukan pengambilan gambar,antara lain: 1. Cara penggunaan kamera 2. Kesabaran 3. Pengambilan gambar 4. Kejelian editing 5. Finishing akhir Di dalam pengambilan gambar sebaiknya kita juga memperhatikan angle yg tepat dan menarik , sehingga hasil dari pemotretan akan terlihat sempurna.
Name : Ayu Fitriana Widyaningrum Nim : A. 320 090 066 Class : B Menurut saya, hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengambilan sebuah gambar dan video adalah kualitas kamera video yang kita gunakan. Hal ini sangat mempengaruhi gambar dan video yang kita ambil. Selain itu, kita juga dapat mendapatkan kualitas gambar dan video lebih bagus lagi jika kita bisa mengetahui beberapa cara – cara dan teknik – teknik yang harus diperhatikan. Dalam materi ini, kita dapat mempelajari seluk beluk bagaimana suatu gambar dan video tersebut menjadi lebih berkualitas. Dari materi ini, kita dapat mengaplikasikan beberapa jenis teknik – teknik dalam proses pengambilan gambar sampai dengan proses editing dan dapat menghasilkan gambar sesuai dengan yang kita inginkan. Yang perlu di ingat yakni dalam pengambilan sebuah rekaman gambar video yang harus kita lakukan dahulu adalah menentukan obyek yang akan kita rekam. Penentuan obyek ini sangat penting agar kita nanti tidak bingung saat proses merekam itu berlangsung. Menurut saya, untuk menghasilkan rekaman gambar dan video yang baik, yang harus diperhatikan adalah kita harus membuat gambar tersebut setajam mungkin. Hampir disemua kamera video sudah dilengkapi dengan failitas fokus otomatis. Di berbagai aktivitas, fasilitas ini sangat berguna untuk menjamin apa yang kita rekam baik obyek yang bergerak maupun diam, kondisi yang rendah cahaya, dan dalam situasi ramai dikerumunan akan memilki ketajaman yang baik dan fokus. Untuk mendapatkan hasil gambar video yang baik dan fokus saat kita merekam obyek yang berada di banyak kerumunan orang, kita manfaatkan pengaturan zoom in atau close up dan masih banyak yang lainnya. Menurut saya, materi ini sangat berguna untuk kita, terlebih lagi untuk pengguna pemula.
Menurut saya banyak sekali teknik yang dapat digunakan dalam pemotretan, tapi faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaan. setelah itu objek foto ataupun video dapat di edit lagi,untuk mencapai hasil yang lebih bagus dapat dengan cara pengeditan foto dengan aplikasi pengedit foto. Dan ada beberapa cara untk mendapatkan gambar yg baik. Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah
Nama : Ayu Fitriana Widyaningsih Nim : A320090067 Class : B
Menurut saya terutama bagi pemula seperti kita, informasi yang telah dipaparkan mengenai cara atau teknik yang bisa digunakan dalam menggunakan dan mengoperasikan kamera video tersebut sangatlah membantu kita dalam mengambil gambar sesuai dengan keinginana kita dengan hasil yang sangat memuaskan. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambar atau foto dengan baik dan sempura. Disini,saya akan memberikan beberapa cara atau teknik jitu untuk mendapatkan hasil jepretan yang baik, diantaranya yaitu 1. pertama-tama kita harus bisa memegang kamera video tersebut dengan baik dan benar, gunakan satu tangan sebelah kanan untuk memegang kamera agar kita mudah untuk mengambil gambar. 2. Kualitas kamera juga sangatlah penting, agar mendapatkan hasil jepretan yang memuaskan kita bisa memilih kamera yang mempunyai resolusi yang tinggi dan kualitas terbaik agar gambar yang diperoleh lebih tajam dan bagus. 3. kemudian kita harus mempelajari fungsi-fungsi dari berbagai tombol yang ada di kamera tersebut, jangan sampai kita salah memencet tombol, karena apabila kita salah memencet tombol yang ada di kamera tersebut, kemungkinan akan terjadi kesalahan yang fatal atau kehilangan hasil jepretan kita. 4. Apabila kita akan mengambil gambar, arahkan kamera tersebut pada objek yang akan kita jepret dan hal yang terpenting dalam mengambil gambar adalah focuskan kamera pada objek yang kita inginkan. Kita juga bisa menggunakan tripod untuk menjaga gambar agar tetap stabil. 5. Apabila kita akan mengambil gambar pada malam hari, kita dapat menggunakan modus malam agar mendapatkan hasil yang bagus dan tetap cerah. Pada tombol white balance, kita dapat memilih otomatis agar kamera dapat mengatur secara otomatis dalam segala kondisi. 6. Kita juga bisa menggunakan berbagai tombol yang ada di kamera tersebut seperti zoom in, zoom out, timer, sound ,filter colour, exposure dll sesuai dengan keinginan kita dalam mendapatkan hasil yang baik, tajam dan memuaskan.
NAMA : TRI AGUSTIN RACHMASARI NIM :A.320090057 KELAS : B
Comment Artikel tentang cara mengoperasikan camera video sangat lengkap mulai dari cara mengontrol cemera,cara menyetel white balance,bagaimana menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).Selain itu juga di lengkapi dengan Prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dengan penjelasan yang sangat detail sehingga mudah untuk di pahami. Saya dapat mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek, serta unsur-unsur dalam pengambilan gambar.Jadi, dengan membaca artikel ini saya mendapatkan banyak informasi menarik tentang cara membuat video/film.
Name : Isnaini Muslimah Nim : A 320090 072 Class : B
Dari artikel cara Belajar Mengoperasikan Kamera Video, saya lebih mengerti bagaimana cara mengoperasikan camera video dengan benar karena di artikel sudah di penuhi dengan cara-cara mengoperasikan kamera mulai dai awal sampai akhir menggunakan kamera. Tekhnik yang digunakan secara benar dalam pengambilan gambar atau objek yang di inginkan. Dan cara pengambilan gambar dengan kamera yang benar mulai dari cara memegang kamera, zoom, suara sampai dengan gambar pengisi. Artikel ini lengkap dengan istilah yang di gunakan dalam kamera yang di sertai pengeratiannya sehingga kita lebih bisa memahaminya.
Name: Ririn Nur Indah Sari NIM: A 320 090 073 Class: B
Menurut saya informasi di atas sangat lah penting buat kita semua.banyak kamera atau kamera video yang bagus merk nya tetapi kalau cara penggunaan nya tidak benar hasilnya pun tidak akan bagus. ada 6 control dasar pada kamera dengan penjelasan nya. apabila cara-cara atau metode dibawah dilakukan dengan benar hasilnya akan bagus. 1 Exposure Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan: • Aperture (diafragma) •Shutter Speed •(ND Filter) •(Gain) 2 Filter Colour Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan. Cara menyetel white balance : * Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting. * Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja * Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih * Tekan tombol AWB (Auto White Balance) * Kamera siap untuk merekam. Catatan : kamera harus di-white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah. 4.Zoom Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek Zoom In : mendekatkan objek dari long shot ke close up Zoom Out : menjauhkan objek dari close up ke long shot. Zooming bisa dilakukan dengan dua cara: •Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa •Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera 5 Focus Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor. Depth of Field (DOF) atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus. Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot). 3 hal yang menentukan Depth of Field: 1. Panjang Fokal Lensa Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit 2. f-stop/iris Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0 3. Jarak kamera dengan objek Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman. 6 Audio Levels Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton. Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Name : Wiwik Setyo Wahyu Class : B NIM : A320090059 ICT Assignment Dalam artikel tersebut sudah dijelaskan banyak hal Camera, Setelah membaca artikel tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana teknik mengambil gambar dengan kamera, belajar mengoperasikan kamera video, serta mengetahui teknik pengambilan gambar film dan televisi. Disini saya dapat menyimpulkan bahwa kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Untuk menjadi kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengetahui cara-cara atau teknik memegang kamera, Teknik pengambilan gambar, Unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll. Dalam camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian.Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori). Untuk prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.Teori ini tidak hanya berlaku untuk film dan televisi, namun bisa diterapkan untuk gambar 1 frame alias fotografi, sebab ini adalah teori tentang estetika memindahkan gambar ke dalam bentuk frame.
Dalam link ini sangat membentu proses pembelajaran dalam pengaplikasian Teknik Pengambilan Gambar, Cara Pengambilan Gambar Dengan Kamera dan Mengoperasikan Kamera Video. Di dalam 3 link ini di jelaskan teknik – teknik yang lazim digunakan dalam proses pengambilan gambar. Dalam http://luqmanhakim.multiply.com/ disini dijelaskan teknik pengambilan gambar dan disertakan dengan contoh kongritnya, ini sangat membantu dalam memahami penjelasan yang diberikan, sedangkan pada http://www.rezapahlevi.net/videografi/belajar-mengoprasikan-kamera-video, dan http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera. Lebih mengarah ke teori mengenai dasar penggunaan dan pengambilan gambar menggunakan kamera. Dalam penjelasan dalam ketiga link ini sangat membatu proses pembelajaran yang sedang saya jalani, dan ini juga sejalan dengan project video yang sedang kami kerjakan, so helpfull. Thanks sir.:-)
Nama : Hanggara Putra Pratama Kelas : B NIM : A.320090046
Dalam link ini sangat membentu proses pembelajaran dalam pengaplikasian Teknik Pengambilan Gambar, Cara Pengambilan Gambar Dengan Kamera dan Mengoperasikan Kamera Video. Di dalam 3 link ini di jelaskan teknik – teknik yang lazim digunakan dalam proses pengambilan gambar. Dalam http://luqmanhakim.multiply.com/ disini dijelaskan teknik pengambilan gambar dan disertakan dengan contoh kongritnya, ini sangat membantu dalam memahami penjelasan yang diberikan, sedangkan pada http://www.rezapahlevi.net/videografi/belajar-mengoprasikan-kamera-video, dan http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera. Lebih mengarah ke teori mengenai dasar penggunaan dan pengambilan gambar menggunakan kamera. Dalam penjelasan dalam ketiga link ini sangat membatu proses pembelajaran yang sedang saya jalani, dan ini juga sejalan dengan project video yang sedang kami kerjakan, so helpfull. Thanks sir.:-)
Nama : Indratama Adi. P Nim : A.320090006 Kelas : A
Ada beberapa teknik untuk pengambilan gambar atau video ,berikut teknik -teknik yang sering di gunakan:
1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE]. a.Bird Eye View. Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil. Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi. Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda. b.High Angle. Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil. c.Low Angle Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan. Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa. d.Eye Level Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri. e.Frog Level. Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.
2.UKURAN GAMBAR[FRAME SIZE]
a.Extreem Close-up [ECU]. Pengambilan gambar sangat dekat sekali,hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetilan suatu objek. b.Big Cloe-up[BCU]. Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek. c.Close-up[CU]. Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher. Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tetang objek. d.Medium Close-up[MCU]. Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas. e.Mid Shoot[MS]. Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas. f.Kneel Shoot[KS]. Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Funsinya hampir sama dengan Mid Shoot. g. Full Shoot[FS] Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki. Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya. h.Long Shoot [LS] Pengambilan gambar lebih luas dari pada Fool Shoot. Untuk mnujukan objek dengan latar belakangnya. i.Extreem Long Shoot [ELS]. Pengambilan gambar melebihi long Shoot,menampilan linkungan si objek secara utuh. Untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari lingkungannya. j.1 Shoot. Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang atau benda dalam frame. k.2 Shoot. Pengambilan gambar 2 objek Untuk memperlihatkan adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi. l.3.Shoot Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang mengobrol. m.Group Shoot Pengambilan gambar sekumpulan objek Untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.
Nama : Agustina. Nim : A.320090032 Kelas : A Cara pengambilan gambar yang benar harus mempelajari teknik berikut : Teknik Memotret Dasar Setiap orang memiliki teknik tersendiri dalam melakukan pemotretan. Hal yang penting dalam teknik memotret adalah hasil gambar yang baik dan berkualitas. Pada dasarnya, gambar atau foto yang baik memiliki pencahayaan dan ketajaman gambar yang seimbang. Ketajaman gambar dihasilkan dari bidikan lensa yang fokus pada objek. Untuk memfokuskan objek, ada kamera yang sudah disetel otomatis dan ada yang harus dilakukan secara manual. Ketajaman gambar dapat dilihat dari kejelasan gambar atau objek yang dibidik. Untuk pencahayaan disesuaikan dengan kondisi sekitar. Jika pencahayaan dirasa kurang, dapat dibandu dengan cahaya tambahan. Pintar mengatur fokus objek juga merupakan salah satu teknik memotret dasar. 1. Teknik Memotret Dasar - Kenali Kamera Anda Lebih Dulu Teknik memotret yang paling dasar yang harus Anda ketahui adalah mengenali kamera Anda. Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat produsen kamera berlomba meningkatkan inovasi dan kualitas kamera. Kini, kamera jenis digital mulai digemari karena kepraktisannya. Meskipun sudah cukup banyak, kamera jenis manual (menggunakan seluloid) masih lebih sering digunakan. Saran untuk pemula ketika akan memelajari teknik memotret sebaiknya gunakan kamera manual, karena di situ ada seni dan teknik memotret yang memerlukan keahlian tersendiri. Untuk pemula, penggunaan kamera digital sangat memudahkan pengguna untuk melakukan pengambilan gambar berulang-ulang, tetapi nantinya akan kesulitan jika teknik memotret sudah mencapai tahap lanjutan. 2. Teknik Memotret - Mengenal Fitur Kamera Lebih Dulu a. Teknik Memotret - Flash Biasanya dalam setiap kamera dilengkapi dengan perangkat ini. Lampu flash dapat membantu pengambilan gambar di ruang yang minim cahaya. Lampu flash dapat disetel pada posisi otomatis atau manual. Teknik memotret menggunakan flash ini nantinya akan memberikan efek berbeda pada gambar. b. Teknik Memotret - White Balance Fitur ini mengatur penyesuaian warna cahaya. Pilihan pada fitur ini beragam bergantung kondisi cuaca yang dihadapi. Pengaturannya bisa disesuaikan pada kondisi terang/siang, berawan, dan di bawah lampu neon. Fitur ini melengkapi semua kamera, dan siap membantu Anda dalam belajar memahami teknik memotret. c. Teknik Memotret - Eksposure Sebelum pengambilan gambar, Anda dapat menyetel tingkat kecerahan. Jika angka eksposure yang digunakan kurang dari 0, hasil gambar akan tampak lebih gelap. Sebaliknya, jika angka eksposure di atas 0, hasil gambar akan tambah cerah/terang. Perhatikan hal ini, karena nantinya akan memengaruhi teknik memotret yang Anda lakukan. d. Teknik Memotret - Ukuran dan Dimensi Foto Ukuran dan dimensi foto yang diinginkan dapat disesuaikan bergantung kapasitas resolusi pixel yang dimiliki kamera. Untuk menghasilkan gambar ukuran kecil, sebaiknya tidak menurunkan kapasitas pixel. Gunakan kapasitas pixel yang maksimal agar kualitas gambar saat dicetak lebih baik. Untuk mengubah ukuran, gunakan aplikasi pengolah foto seperti Adobe Photoshop. Teknik memotret nyatanya juga akrab dengan berbagai teknik aplikasi, dan Photoshop salah satunya. e. Teknik Memotret - Fitur Anti Mata Merah Fitur ini dapat mengatur agar gambar yang ambil tidak menghasilkan mata merah. Biasanya, hasil gambar pada saat memotret wajah sering menghasilkan mata merah. Fitur anti mata merah atau red eye mampu menghasilkan gambar tanpa adanya titik merah pada mata. Namun, jika pada kamera tidak ada fitur ini, dapat dilakukan pengeditan efek mata merah pada program aplikasi pengolah gambar seperti Acdsee atau sejenisnya.
Name : Norma Pratiwi M N NIM : A32090168 Class : E
Beberapa link diatas menjelaskan tentang berbagai macam cata/ teknik capturing/ mengambil gambar dari berbagai macam jenis kamera/ video shooting.link tersebut berguna bagi mahasiswa agar mengerti cara mengoprasikan kamera dengan baik dan mengerti berbagai macam jenis kamera. sebelum mengoprasikan kamera seharus nya kita mengerti enam control dasar pada kamera yaitu : 1. Exposure • Aperture • Shutter Speed • (ND Filter) • (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels
Setelah mengetahui 6 control dasar pada kamera kita juga harus mengetahui beberapa teknik dalam mengambil gambar yaitu:
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Taking pictures in this way is used for "Establishing shot" (shot to establish situation). Kind of drawing gives the orientation of the audience not only at one location, but also the atmosphere, context, and the overall situation. Whenever we want to change the scene on our videos, we must re-orient the audience to Establishing a new shot.
* Long Shot (LS)
This picture shows people from head to toe. We also have to be careful with the head room (space around the head). Too much space above the head will make the image look strange, so anything too much space in the foot. Principle must be proportional. * Mid Shot (MS) or Medium Close-up (MCU)
This image shows the man from the waist up to the head. Types of images like these are widely used during the interview.
* Close up (CU)
This picture shows people from the chest to the top to the head and is ideal for showing the most important parts of a scene or emotional. However, it must be remembered better display the heads of people as a whole rather than not displaying the chin, apalafi when they speak.
* Extreme Close-up (ECU)
This image is usually used to show detail, and more emotional show that will be delivered from the object. A third rule
A good guide to the composition of the image is to use a third rule, which means that we must imagine our frames (pictures taken our camera) is divided into three parts. Actions / deeds and objects placed right in the middle slice of the virtual vertical and horizontal lines, this placement will make the image much more interesting. Do not put the people we record in the center of the frame just because we feel he's quite important. It would be much better if we put it on the horizon or 2 / 3 part of the upper frame or 2 / 3 part of the bottom frame. If we record a person who was standing disebuah scene scent lasts a long time, it would be good if we put these people a little more to the left or right of the frame. This arrangement will allow the person to speak facing parts / blank space in the frame. Space is called the space for the nose (nose room). Getting Good Picture Quality
* Focus
Creating an image as sharp as possible is very important. Nearly all cameras equipped with auto focus (auto focus). In many situations, this facility will ensure that we record what has the focus sharpness.
Name : Amellia E Pratiwi NIM : A320090173 Class : E
Tips To Make A Better Video: 1. Get a good Tripod, and Use It - The first step in improving your videos is stabilizing them. 2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves - One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments. 3. Do a Little Shot Composition - The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later. 4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand - The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut. 5. Tell a Story - If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story. 6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone - The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la 7. Look Into Lighting - A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques. 8. Interviews - A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people . 9. Pack Well - Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them. 10. Have Fun! - They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you...
Banyak cara yang dapat dilakukan agar hasil pemotretan berkualitas mengesankan. Perhatikanlah hal yang paling terkecil sampai terbesar dalam hal pemotretan. Menurut saya, inilah tips agar hasil pemotretan lebih mengesankan. 1. Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar. Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan Anda dapat mencetaknya dalamukuran terbesar tanpa ancaman warna foto pecah. Selain itu Anda juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki pada foto tersebut. 2. Gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal. Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkangambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Anda tampak seperti aslinya, gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal. 3. Pakai tipe gambar JPEG. Keuntungan yang diperoleh dati ini adalah Anda bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop. 4. Perhatikan bahwa Whitte Balance itu penting. Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera Anda bisa membaca pewarnaan dari cahayayang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untukmengoptimalkan white balance.Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agarAnda memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar. 5. Jangan lupa mengatur "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO". Hasil gambar akan lebih jernih jika Anda menggunakan ISO rendah, namun sensitivitaskamera dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Sementara jika memakai ISOterlalu tinggi, seperti dilansir Dale laboratories, hanya akan menimbulkan noise padagambar. 6. Optimalkan penggunaan Histogram. Dengan menggunakan histogram Anda dapat melihat seberapa optimal sensitivitassensor kamera dalam menangkap gambar. 7. Hindari menggunakan zoom secara digital. Sebaiknya jangan menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros. Selain itu hasil bidikan, jika menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa. 8. Belilah kartu Memori berkualitas profesional. Kecepatan rekam pengambilan gambar dengan memakai memori yang berkualitastinggi dapat mengimbangi teknologi kamera Anda. Keuntungannya, dengan memori berkualitas tinggi Anda tidak perlu mengkhawatirkanterjadinya pergeseran warna dalam foto. 9. Copy/manyalin hasil foto dalam CD atau DVD. Alangkah bijaksana pastikan copy/menyalin seluruh kreasi foto-foto Anda dalam CDatau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive Anda rusak.(break down)
NAME :ANIK SULISTYANINGSIH NIM : A3200900022 CLASS : A
In my opinion, the article is posted blog about learning to operate a video camera, filming techniques and television, and ways of taking pictures with the camera is so clear and complete, which can provide knowledge in the use and retrieval of images correctly. It can be seen from the contents of the article. In terms of language, the author presents this article with a simple language, and easy to understand. Judging from the context, the author presents a very complete article, sequential, and clear because accompanied by the pictures in every explanation that allows the reader to apply it. So I think the article is already very good, because in every foreign term that we encounter has also given a complete explanation and direction. This article is perfect for beginners who want to learn about photography and film. To become a cameraman must know the types of cameras, know-how or techniques hold the camera, shooting technique, the elements in the shooting, including: 1. How to hold Video Camera 2. Zoom 3. Vote 4. Panning & Tilting 5. Focus, Exposure and White Balance (color balance) 6. Cutaways (filling the picture) Now the camera can make you take pictures easier than the last period. There is always room for improvement, to help you take good pictures with.
Menurut saya , artikel tersebut berisi tentang bagaimana cara mengoperasikan kamera video, film dan televisi teknik, dan cara mengambil gambar dengan kamera begitu jelas dan lengkap, yang dapat memberikan pengetahuan dalam penggunaan dan pengambilan gambar dengan benar. Cara memegang kamera Video sebagai berikut : 1. Menggunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. 2. Zoom. Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. 3. Suara. Perlu diperhatikan mengenai suara. 4. Peraturan 10 detik. Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lamadam hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. 5. Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal). 6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) . Periksa selalu fokus dan exposure. 7. Tanggal dan Waktu. Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan.
Beberapa angle yang mungkin dapat menginspirasi dalam pengambilan gambar: Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi. Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan diatas tanah. Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan. Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame. Circle / circular track, kamera mengitari obyek. Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan. Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900). High angle, pengambilan gambar dari atas obyek. Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata. Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Dalam Tugas akhir pembuatan video, banyak cara dan teknil dalam pengambilan gambar foto atau video.hal ini cukup membantu belajar mahasiswa untuk mendapatkan hasil akhir video maksimal,berikut tekniknya:
Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. •Objek bergerak sejajar dengan kamera. •Walk In yaitu Objek bergerak mendekati kamera. •Walk Away yaituObjek bergerak menjauhi kamera.
Name : Fahmawati Isnita Rahma NIM : A320090025 Class : A Kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Banyak tehnik dalam pengambilan foto atau video menggunakan kamera yaitu : 1.Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2.High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3.Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4.Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5.Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Nama: Rina Ardian Wijayanti NIM : A320090075 Class: B dalam artikel ini menurut saya sangat membantu mahasiswa dalam mengerjakan atau membuat video yg di berikan..... Dalam link ini sangat membentu proses pembelajaran dalam pengaplikasian Teknik Pengambilan Gambar, Cara Pengambilan Gambar Dengan Kamera dan Mengoperasikan Kamera Video. Di dalam 3 link ini di jelaskan teknik – teknik yang digunakan dalam proses pengambilan gambar. Untuk menjadi kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengetahui cara-cara atau teknik memegang kamera, Teknik pengambilan gambar, Unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll. Dalam camera video ada berbagai macam merk, bentuk.Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori). Untuk prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.
menurut saya dalam mengambil foto yang bagus diperlukan beberapa teknik yang tepat dalam membidik suatu objek, diantaranya adalah: 1. EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot). 2.VWS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya. 3.WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot) 4.MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya. 5.MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya. 6.CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
Name : Rahmad Fudi Istanto NIM : A320090213 Class : F
How to capturing Picture?
Tidak ada yang beda cara memotret dengan kamera analog maupun kamera digital.
Tip nya adalah jangan memotret dengan sumber sinar dari belakang, kalau tidak terhindarkan, gunakan lampu kilat. Tekan tombol Shutternya perlahan-lahan dan bukan ditekan dengan kejut, karena gambar akan goyang atau hasil pemotretan menjadi miring.
Pada kamera pasti ada yang namanya Apperture atau diaphragma atau bukaan lensa yang mengatur seberapa banyak sinar yang bisa masuk. Juga ada yang namanya Speed atau Shutter atau kecepatan yang mengatur berapa lama sinar yang masuk tersebut akan di ambil. Kalau fungsi kameranya di posisi AUTOMATIC, maka kamera akan mengatur antara Apperture dengan Speed sedemikian sehingga diperoleh gambar yang terbaik dan tidak goyang. Kalau objek terlalu gelap, maka secara otomatis, lampu kilat akan ikut dihidupkan.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang objeknya tajam namun latar belakangnya buram, maka digunakan cara di mana Apperture dibuat angkanya rendah dan baru Speednya disesuaikan dengan kondisi sinar. Untuk mendapatkan hasil gambar di mana objek bergerak tidak tampak bergerak, maka digunakan cara di mana Speed dibuat angkanya rendah dan baru Apperturenya disesuaikan dengan kondisi sinar.
Landscape adalah pengambilan foto mendatar dan portrait adalah pengambilan foto tegak. Jadi itu hanya cara apakah gambar yang akan diambil, hasilnya mendatar atau tegak. Biasanya, gambar pemandangan atau kelompok orang, maka gambar harus diambil secara mendatar dan gambar 1 ~ 5 orang dengan keseluruhan badan terambil, maka gambar diambil secara tegak.
Di kamera digital yang otomatis, biasanya ada fungsi yang disebut sebagai Landscape itu tujuannya untuk memotret pemandangan yang hasil keseluruhannya baik di bagian depan maupun belakang, semuanya tajam. Demikian juga ada fungsi Portrait yang tujuannya adalah memotret 1~3 orang setengah badan dengan objek tajam dan bagian belakang tidak tajam.
Usahakan sebisa mungkin JANGAN menggunakan fungsi TELE, karena hasilnya tidak tajam dan kemungkinan hasilnya goyang sangat besar.
Mita Permanasari A 320 090 212 Class F Menurut pendapat saya ketiga artikel di atas sangat bermanfaat bagi seseorang yang sedang belajar mengoperasikan kamera. Tiap artikel memperkenalkan secara detail tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia fotografi terutama kamera. Pada artikel pertama yang berjudul “Belajar Mengoperasika Kamera Video” menjelaskan tentang 6 control dasar pada kamera yaitu: Exposure (Aperture ,Shutter Speed, ND Filter, Gain), Filter Colour, White Balance, Zoom, Focus, Audio Levels. Kemudian pada artikel yang berjudul “Cara Pengambilan Gambar dengan Kamera” menjelaskan tentang fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll. Selanjutnya pada artikel yang terakhir menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi. Selain bermnanfaat bagi seseorang yang sedang belajar mengoperasikan kamera, artikel tersebut juga sangat bermanfaat bagi masyarakat umum termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai bahan referensi. Berikut ini ada 2 istilah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kamera: 1. ASA/ISO FILM Fotografer pemula seringkali memilih angka ISO yang sangat tinggi untuk kondisi cahaya yang minim. Hal ini dapat dimaklumi karena tujuannya adalah untuk memperoleh waktu exposure yang cukup. Prinsipnya sudah benar. Namun jangan berlebihan. Apalagi ISO 800 sudah memadai untuk shutter time yang singkat, untuk apa memilih ISO 1600. ASA/ISO film berfungsi untuk menentukan kepekaan cahaya. 2. FLASH/LAMPU KILAT Lampu kilat berfungsi untuk menerangi objek yang kita foto di waktu gelap ataupun kondisi cahaya minim. Bisa juga digunakan untuk menerangi objek saat pemotretan dengan kontras cahaya tinggi. Memotret menggunakan flash, cahaya yang dihasilkan tidak alami. Hasil foto cenderung terang di bagian depan, sementara di bagian belakang objek gelap bahkan tidak terlihat sama sekali.
NAME : MUTIYAH NURAINI W NIM: A 320 090 217 CLASS: F Menurut saya, ketiga link-link di atas sangat bermanfaat bagi pembacanya. Link-link tersebut memberikan informasi dasar yang sangat mendetail tentang bagian-bagian camera dan video serta bagaimana cara penggunaan dan teknik pengambilan gambar yang baik dan benar. Jadi link tersebut sangat berguna bagi pemula yang ingin mendalami dunia phothograpy atau perfilman, terutama bagi mahasiswa ICT yang sedang melakukan project pembuatan film yang berisi tentang materi pembelajaran bahasa Inggris.
Mahasiswa dapat mempraktekkan cara – cara atau tips yang terdapat dalam link tersebut. Kamera dengan resolusi yang tinggi menentukan kualitas gambar dan video serta audio. Ditambah lagi ketika mereka mengetahui bagaimana mendapatkan posisi dan teknik pengambilan gambar yang baik. Istilah-istilah dalam camera dan video, cara – cara pengambilan gambar, teknik-teknik yang benar dalam pengambilan gambar, yang disajikan dalam beberapa link tersebut memberikan informasi yang sarat untuk mahasiswa dalam menunjang pembuatan salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam belajar – mengajar. Sebuah kesimpulan yang bisa saya tarik dari beberapa link di atas adalah untuk mendapatkan gambar yang bagus, dipengaruhi oleh banyak faktor. diantaranya adalah resolusi kamera, proses pencahayaan, teknik pengambilan gambar berdasar kemiringan sudut, situasi, emosi pemain, dll.
NAME : NURCAHYANI RETNO P NIM : A320090138 CLASS : D Teknik Pengambilan Gambar Film dan Televisi Prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia. Sebagai catatan, teori ini tidak hanya berlaku untuk film dan televisi, namun bisa diterapkan untuk gambar 1 frame alias fotografi, sebab ini adalah teori tentang estetika memindahkan gambar ke dalam bentuk frame. EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot). VWS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya. WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin. Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot) MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya. MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya. CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya. ECU (Extreme Close Up) ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir. Catatan: ECU terkadang disebut juga dengan istilah XCU.
Pendapat saya mengenai link2 blog tersebut sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa khususnya saya dan kelompok video ict saya,tapi dengan adanya kamera standar bagus tersebut,apakah mungkin bisa di aplikasikan di kamera milik mahasiswa yang notabennya standar dibawah kualitas kamera yang bagus.terima kasih
1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah
Name : Hidayati Sholihah NIM : A320090163 Class: E Menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
a. Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya. b. Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan. c. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll. d. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
Khotimah Ermawati P. A 320090146 Class: D Setelah menbuka link yang terlampir, informasi yang terdapat di link ini sangat membantu dalam proses belajar mengolah video. Dalam link ini telah dijelaskan cara untuk mengoperasikan kamera video yaitu dapat dipelajari dari http://www.rezapahlevi.net/videografi/belajar-mengoprasikan-kamera-video, dan cara pengambilan gambar dengan kamera dapat dipelajari dari link http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera. Informasi yang terdapat dalam link ini dapat digunakan oleh pemula yang ingin belajar membuat video. Hasil dari pengolahan video juga bisa lebih maximum. Langkah demi langkah dan bagian dari kamera telah dijelaskan secara detail dilink ini. Jenis kamera yang digunakan untuk mengambil gambar juga bisa mempengaruhi kualitas video yang dihasilkan. Maka dari itu sebaiknya para pemula terlebih dahulu mempelajari teknik yang berhubungan dengan proses pembuatan video.
Belajar Mengoperasikan Kamera Video Ada enam control dasar pada kamera: 1. Exposure • Aperture • Shutter Speed • (ND Filter) • (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara: • Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. • High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. • Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. • Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. • Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. • Objek bergerak sejajar dengan kamera. • Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. • Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. • Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. • Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. • Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. • Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. • Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. • Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. • The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. • Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. • Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. • Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. • Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. • Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. • Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Banyak tehnik dalam pengambilan foto atau video menggunakan kamera yaitu : 1.Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2.High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3.Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4.Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5.Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Banyak tehnik dalam pengambilan foto atau video menggunakan kamera yaitu : 1.Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2.High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3.Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4.Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5.Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. 6 Januari 2012 20:54
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil jepretan foto yang baik. Terkadang dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik dan bermutu. 1. Fokus dengan benar Dalam pencahayaan baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, jangan percayakan pada kamera untuk memilih titik fokus. Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil. 2. MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
3. CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
4.ECU (Extreme Close Up) ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Nama : Wahyu lestariningrum NIM : A 320 090 147 Class : D Dengan adanya cara-cara penggunaan kamera maka akan mempermudah penggunaan kamera dengan hasil yang memuaskan, dan berkualitas. Adapun cara-cara yang harus diperhatikan ketika menggunakan kamera, yaitu:
1. Focus dalam hal ini harus menggunakan pencahayaan yang baik, cahaya yang baik akan membuat objek menjadi lebih terang dan jelas. Focus pada objek, ketika mengambil gambar haruslah memfokuskan pada objek agar gambar tidak pecah. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil. 2. use tripod Ketika kamera digunakan, kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman yang maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan efek dan hasil lebih baik. 3. Image stabilizer off Jika menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat membuat gambar blur. 4. Use Mode “P” penggunaan mode P kamera hasil akan lebih baik dibanding mode otomatis. Karena dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment. 5. Flash off Flash yang dinonaktifkan dapat membantu memperjelas warna. Kamera akan secara otomatis menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash. 6. Edit with Photoshop menggunakan Tool “levels” di Photoshop, klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detail. 7. Gunakan timer Hindari goncangan saat menekan tombol shutter, dengan menggunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. 8. Zoom in Zoom digunakan untuk menekankan aset tertentu atau karakteristik dari objek yang akan ditangkap. Ini memudahkan kita untuk mengambil gambar yg dekat walaupun jauh jaraknya, dan juga mampu membesar gambar. 9. Background Perhatikan background ketika kita mau mengambil gambar, ini sangat penting karena untuk melihat dan menyeimbangkan antara objek dengan cahaya. Dengan cara-cara diatas akan mempermudah penggunaan kamera dan memperoleh hasil yang maksimal dan berkualitas, meskipun kita belum berpengalaman dalam penggunaan kamera.
Name : Devi Parbaningrum Class : B NIM : A320090041 teknik pengambilan gambar yang benar harus dipelajari supaya kita dapat merekam gambar dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik pula. tehnik pengambilan gambar yang dapat kita gunakan yaitu: Siapkan semua alat yang di butuhkan dan setting ataupun object yang akan direkam Tempatkan posisi kamera yang benar, bila membutuhkan tripot, gunakan tripot Pilih teknik pengambilan gambar yang sesuai dengan object gambar yang akan anda inginkan. Selain teknik pengambilan gambar, kita juga harus memperhatikan gerakan kamera seperti 1. Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. 2. Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. 3. Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. 4. Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. Dan lain-lain Setelah semua diperhatikan, maka teknik pengaturan gambar pun harus diposisikan secara benar dengan memilih teknik sebagai berikut 1. Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. 2. Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. 3. Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru Dan lain-lain Lakukan perekaman dengan memperhatikan aspek-aspek diatas dan aspek-aspek lainya maka anda akan memndapatkan hasil rekaman yang bagus.
ummy hanik A320090120 C selain kemahiran, seorang kameraman juga harus mengetahui cara atau trik-trik untuk dapat menghasilkan jepratan yang bagus, diantaranya: 1. EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot). 2.VWS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya. 3.WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot) 4.MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya. 5.MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya. 6.CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
Nama : Ferdilla Hana P NIM : A.320090165 KELAS: E Saya akan memberikan tips-tips dasar sehingga kamera anda dapat bekerja secara maksimal.
1.Flash Otomatis Maksudnya adalah lampu flash kamera,yang dirancang untuk pemotretan diruang yang kurang cahaya,sehingga dengan flash kualitas gambar akan menjadi maksimal.Namun sebaiknya hindarinya penggunaan lampu flash karena membuat pencahayaan gambar menjadi kurang natural,sehingga gambarnya tidak seindah dengan aslinya,jadi lampu flash kamera anda diset otomatis saja,hanya menyala pada saat cahaya kurang.
2.Efek “mata merah” Beberapa kamera dilengkapi flash dengan fasilitas anti red eye,dengannya sebelum flash menyala penuh,kamera menyalakan flash pembuka yang bertujuan untuk iris mata simodel tertutup.tapi tidak usah khawatir anda tidak usa buru-buru mengganti kamera,karena sekarang sudah banyak aplikasi kamera digital yang dapat menghilangkan efek mata merah,contohnya saja software acdsee.
3.Area Putih Kamera mengubah terang warna salju atau benda putih lainnya menjadi kelabu,dapat diatasi dengan mengatur kembali kompensasi EV [pencahayaan].jika kamera memiliki fasilitas ini naikkan kompensasi EV antara 0.7-1 EV.Sehingga kamera akan menangkap gambar menjadi terang dan membuat seragam berwarna putih menjadi sangat terang.
4.Foto Ukuran Kecil Ada dua cara untuk membuat file menjadi kecil.Jangan kurangi dimensi(panjag&lebar)gambar karena akan menurunkan jumlah pixel.Dimensi gambar yang kecil juga kurang baik untuk dicetak dalam ukuran besar,jadi gunakan ukuran foto maksimal,kurangin saja kualitas gambarnya.Penurunan mutu ini hanya menyusutkan kekayaan warna gambar,tetapi foto masih kelihatan lebih bagus.
5.Reaksi Lambat Olahraga,binatang,anak kecil merupakan objek foto yang rada susah diabadikan.Anda mesti mengimbangin kecepatan gerak mereka,salah-salah jika tidak pas maka objek foto tidak sesuai dengan komposisi.Ini terjadinya karena adanya shutter log (jeda antara penekanan tombol dan perekaman gambar).Untuk itu tempatkan diri anda pada posisi yang tepat kemudian bidik sasaran,lantas tekan setengah tombol untuk mengunci fokus,sekarang tunggu momen yang tepat dan tekan penuh tombol seraya mengikuti perkembangan objek.
6.Latar Belakang Ketika memotret wajah perhatikan latar belakangnya,hindari latar belakang yang berwarna-warni atau gambar yang semerawut,yang menyebabkan foto wajah kurang menonjol,bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol,jadi berusahalah untuk menghindarinya.
7.Foto Berdimensi Potret diri(portrait),yang difoto dengan cara biasa,umumnya kurang menampakan dimensi yang kuat dan terasa datar-datar saja,ketika anda mendekati hidung sang model,gambar hidung malah menjadi besar dari proporsi wajah yang seharusnya.Mundurlah dan aktifkan zoom dan bidiklah wajah hingga memenuhi frame.
Name : puji sri widowati Nim : A320090132 Class : D Untuk menjadi cameramen yang mahir, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar: 1. EWS (Extreme Wide Shot) Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. 2. WS (Very Wide Shot) Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. 3. WS (Wide Shot) Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin. 4. MS (Mid Shot) Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. 5. MCU (Medium Close Up) Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. 6. CU (Close Up) Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya. 7. ECU (Extreme Close Up) ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir. 8. Cut-In Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan. 9. Cutaway Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan. 10. Two Shot Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
Untuk menjadi seorang cameramen harus mengetahui cara-cara memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gamabar: 1. Cara memegang kamera video 2. Zoom 3. Suara 4. Pengaturan 10 detik 5. Panning & tilting 6. Focus, exposure and white balance (kesemimbangan warna) 7. Tanggal dan waktu 8. Cut a ways (gambar pengisi)
menurut saya link yang ada di atas sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelomok final project dimana mahasiswa diharuskan membuat video. dengan adanya artikel itulah mahasiswa dapat meengetahui bagaimana cara tau teknik pengambilan gambar dengan hasil maksimal.
nama : farikha Nur alfi Class : B Nim : A.320090063 menurut saya link yang ada di atas sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelomok final project dimana mahasiswa diharuskan membuat video. dengan adanya artikel itulah mahasiswa dapat meengetahui bagaimana cara tau teknik pengambilan gambar dengan hasil maksimal.
nama : Nasib Wahyu Wibowo kelas :C nim : A320090108 Setelah membaca prosedur menggunakan Camera yang telah diposkan. Dapat saya simpulkan bahwa menggunakan kamera memerlukan teknik-teknik tertentu. Itu semua demi mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun juga banyak merek dari kamera yang berfariasi. Pada dasarnya semua pabrikan kamera sama saja, tapi ada juga kekurangan dari setiap merek. Asalkan kita menggunakan dengan menggunakan prosedur yang baik akan mendapat hasil yang maksimal. Contoh merek kamera tersebut seperti JVC, Cannon, Philip, Sony dll Artikel tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan khususnya saya pribadi yang belum tahu detail tentang menggunakan kamera. Saya berharap mahasaiwa UMS semakin berkualitas dalam memahami dan memakai teknologi. Hal yang diprhatikan yaitu kontrol kamera, yaitu: 1. Exposure • Aperture • Shutter Speed • (ND Filter) • (Gain) 2. Filter Colour 3. White Balance 4. Zoom 5. Focus 6. Audio Levels Dan cara mengambil gambar, yaitu: Cara memegang Kamera Video. Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. Zoom. Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Suara. Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam. Peraturan 10 detik. Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Panning & Tilting Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) . Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Tanggal dan Waktu. Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan . Cutaways (gambar pengisi). Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda • Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi. • Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah • Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan • Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame. • Circle / circular track, kamera mengitari obyek • Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan. • Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900). • High angle, pengambilan gambar dari atas obyek. • Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata. • Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Cara mengambil gambar foto dengan menggunakan kamera:
1.Pastikan untuk menyalakan kamera. 2. Jaga lensa agar selalu bersih. 3. Jika akan melakukan pengambilan gambar dengan adanya efek, maka kamera dapat diatur dulu sesuai efek yang diinginkan, jika tidak bisa langsung mengarahkan lensa pada objek. 4. Lakukan pemotretan dengan tenang. 5. Tentukan objek pemotretan dengan cermat sehingga Anda akan menghasilkan gambar yang bagus. 6. Jangan lupa untuk menentukan sudut pandang yang lain daripada yang lain karena dengan demikian Anda akan memperolah foto yang baik dan unik. 7. Waktu yang tepat untuk mendapatkan gambar yang bersih dan redup adalah cuaca cerah saat pagi hari dan sore hari. Dan berikut beberapa tipsnya: 1. Berdiri setidaknya satu meter dari object Anda. 2. Ingatlah untuk mengisi seluruh bingkai. 3. Pastikan lensa anda bersih. 4. Jangan terus menunggu object – senyum mereka dapat memudar! 5. Jangan tembak berhadapan dengan matahari. 6. Pegang kamera ketika Anda menekan tombol shutter. 7. Pastikan objek tidak terhalang oleh jari anda dari lampu kilat. 8. Hati-hati dengan benda di belakang object anda, seperti tiang lampu atau pohon yang terlihat seperti keluar dari kepala mereka! 9. Mintalah object untuk tidak berkedip jika memungkinkan. 10. INI YANG PALING PENTING: sesuaikan objek dngan cara kita memfoto, bila objeknya vertikal maka anda harus mengambil secara vertikal juga, bila tidak maka banyak objek yg tidak diinginkan akan masuk juga. 11. bila ingin mengambil 2 objek sekaligus seperti di depan objek lain, tempatkan orangnya di samping kiri atau kanan, agar objek lain missal tebing, danau, pantai, dll teratur, dan jangan sekali2 anda meletakkan di tengah karena foto itu hanya berarti 1 objek yg diambil bukan ke-2nya.
FISTANTIA L.K A 320 090 014 Class A Beberapa link di atas sangat bermanfaat bagi para pembaca. Dalam hal ini, link-link tersebut membantu kami para mahasiswa dalam membuat tugas akhir mata kuliah kami. Kami yang semula tidak mengetahui apa-apa tentang cara mengoperasikan video dapat mempelajarinya melalui link tersebut. Dengan demikian, link tersebut mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas akhir kami. Semoga link-link tersebut bermanfaat bukan hanya untuk penyelesaian tugas saat ini saja namun juga untuk beberapa hal lainnya di waktu mendatang dan juga dapat bermanfaat untuk para mahasiswa tapi juga orang- lain secara umum.
Nama : Esti Nur Prasetyaningsih NIM : A320090064 Class : B
Banyak orang menyukai dengan dunia fotography tapi apakah diantara mereka sudah mampu menguasai bidang tersebut terutama hal yang paling dasar yaitu penggunaan camera. Article tersebut berisi tentang tata cara penggunaan camera serta pembuatan video secara detail agar bisa menghasilkan gambar yang jelas dan bagus. Berikut adalah beberapa teknik atau metode cara pengambilan gambar yang benar dengan menggunakan camera : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Teknik-teknik pengambilan gambar: 6. Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. 7. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. 8. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. 9. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. 10. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. 11. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. 12. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. 13. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. 14. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. 15. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. 16. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. 17. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. 18. Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Nama : Esti Nur Prasetyaningsih NIM : A320090064 Class : B
Banyak orang menyukai dengan dunia fotography tapi apakah diantara mereka sudah mampu menguasai bidang tersebut terutama hal yang paling dasar yaitu penggunaan camera. Article tersebut berisi tentang tata cara penggunaan camera serta pembuatan video secara detail agar bisa menghasilkan gambar yang jelas dan bagus. Berikut adalah beberapa teknik atau metode cara pengambilan gambar yang benar dengan menggunakan camera : 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2. High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”. 3. Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan. 4. Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar. 5. Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Teknik-teknik pengambilan gambar: 6. Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. 7. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. 8. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. 9. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. 10. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. 11. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah. 12. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. 13. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. 14. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. 15. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. 16. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. 17. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. 18. Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
name: Azizah Anis s NIM: A320090151 class: E Menurut saya informasi di atas sangat lah penting buat kita semua.banyak kamera atau kamera video yang bagus merk nya tetapi kalau cara penggunaan nya tidak benar hasilnya pun tidak akan bagus. ada 6 control dasar pada kamera dengan penjelasan nya. apabila cara-cara atau metode dibawah dilakukan dengan benar hasilnya akan bagus. 1 Exposure Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan: • Aperture (diafragma) •Shutter Speed •(ND Filter) •(Gain) 2 Filter Colour Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan. Cara menyetel white balance : * Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting. * Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja * Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih * Tekan tombol AWB (Auto White Balance) * Kamera siap untuk merekam. Catatan : kamera harus di-white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah. 4.Zoom Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek Zoom In : mendekatkan objek dari long shot ke close up Zoom Out : menjauhkan objek dari close up ke long shot. Zooming bisa dilakukan dengan dua cara: •Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa •Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera 5 Focus Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor. Depth of Field (DOF) atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus. Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek. Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot). 3 hal yang menentukan Depth of Field: 1. Panjang Fokal Lensa Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit 2. f-stop/iris Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0 3. Jarak kamera dengan objek Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman. 6 Audio Levels Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton. Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussiti yeniatun A320090053 Class B
BalasHapusBagaimana cara atau teknik mengambil gambar?
EWS (Extreme Wide Shot); Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas
VWS (Very Wide Shot); Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya.
WS (Wide Shot); Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
MS (Mid Shot); Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar
MCU (Medium Close Up); Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up
CU (Close Up); penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up); ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan.
Cut-In; Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka.
Cutaway; Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya.
Two Shot; Pengambilan gambar dengan 2 subjek.
OSS (Over-the-Shoulder Shot); Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain.
Noddy Shot; Biasanya mengacu pada posisi subjek yang sedang menyimak, mendengarkan, atau memperhatikan subjek
POV (Point-of-View); Teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek,
ayu fauziah sofy ca
BalasHapusa320090050
class B
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar?
EWS (Extreme Wide Shot); Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas
VWS (Very Wide Shot); Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya.
WS (Wide Shot); Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
MS (Mid Shot); Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar
MCU (Medium Close Up); Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up)
CU (Close Up); penggambaran karakteristik tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up); ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan.
Cut-In; Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka.
Cutaway; Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya atau dari kerumunan banyak orang.
Two Shot; Pengambilan gambar dengan 2 subjek.
OSS (Over-the-Shoulder Shot); Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain.
Noddy Shot; Biasanya mengacu pada posisi subjek yang sedang menyimak, mendengarkan, atau memperhatikan subjek
POV (Point-of-View); Teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek,misal mengambil gambar hanya dipusatkan pada sepasang mata si tokoh ataupun menilik bibir tokoh.
We always have that spontaneous side when we are shooting photos. It gets boring when you are shooting photos of still objects or of people that are already posing for the photos.
BalasHapusThe best pictures to add to your collection of memories are those no one has prepared for and most of these are when people are in motion.
techniques:
1.Photographers usually play around with two techniques when they are capturing motion pictures. They either blur the background while freezing the object as above or blur the object while highlighting the background.
2.Another technique in capturing motion pictures is using chrono-photography. This is whereby you take a series of shots of your subject in motion.
Objects in motion are also interesting subjects to shoot. There are basically a few useful tricks that can help you capture the motion pictures.
Rani Indrati .N
BalasHapusA 320090 189/F
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil jepretan foto yang baik. Terkadang dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik dan bermutu.
1. Fokus dengan benar
Dalam pencahayaan baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, jangan percayakan pada kamera untuk memilih titik fokus. Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil.
2. Gunakan tripod
Kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan hasil lebih baik.
3. Matikan image stabilizer
Jika Anda memutuskan menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat “bertingkah” membuat gambar blur. Kamera dengan system image stabilizer digital bahkan lebih parah lagi. Kamera tipe ini tidak akan memotret dalam resolusi maksimal dalam kondisi apapun jika image stabilizer aktif.
4. Mode “P”, jangan mode auto
Uniknya hasil yang lebih baik, ada baiknya Anda menggunakan mode P kamera, dan bukan mode otomatis. Dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment. Mode ini tersedia di kebanyakan tipe.
5. Matikan Flash
Menonaktifkan flash seringkali banyak membantu. Kamera akan secara menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash.
6. Koreksi dengan Photoshop
Dengan tool “levels” di Photoshop, Anda hanya memerlukan beberapa klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detil.
7. Overexposure mengurangi noise
Noise paling kuat pada area gelap sehingga jika bayangan mendominasi foto Anda, kemungkinan noise juga mendominasinya. Jika Anda memotret dengan sedikit overexposure, maka area shadow akan menjadi lebih terang dan menunjukkan lebih sedikit noise.
8. Gunakan timer
Getaran masih dapat merusak gambar, bahkan saat Anda memotret dengan tripod. Untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter, gunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. Banyak kamera terkini menyediakan jeda 2 detik yang memang dirancang untuk kegunaan ini.
Ada beberapa point yang perlu diingat, saat kita mengambil sebuah gambar/ foto/ objek. Ini dia:
BalasHapus1. Focus
2. Perhatikan latar belakang
3. Perhatikan komposisi warna
4. Biasanya, orang mengambil gambar tubuh penuh dengan latar belakang. Namun, lebih tepat untuk mengambil bidikan dari bahu ke atas atau tubuh bagian atas salah satu gambar karena orang-orang dalam gambar benar-benar muncul kecil.
5. Jika melakukan hal di atas kebetulan teknik sulit bagi pengguna, ia dapat mengambil foto orang dengannya di salah satu sisi daripada di pusat. Maka pemilik hanya bisa memperbesar sehingga orang tampaknya berada di tengah.
6. Hukum optik tetap sama apakah menggunakan lama atau kamera digital. Sebagai contoh, jika matahari berada di belakang gambar, maka gambar akan siluet. Jika lampu di depan gambar, gambar akan tampak juling kecuali ada kacamata.
7. Gunakan sunglass Anda untuk bertindak sebagai polarizer untuk mengambil yang tidak perlu refleksi dari objek melotot.
8. Anda juga dapat menggunakan kacamata untuk meningkatkan eksposur objek.
9. Bila menggunakan polarizer, pastikan bahwa sumber cahaya tegak lurus ke objek.
10. Ubah setting Keseimbangan putih otomatis ke cerah berawan ketika memotret lanskap dan potret luar ruangan.
11. Jangan gunakan modus lampu kilat ketika pengaturan sudah cerah.
12. Zoom in untuk menekankan aset tertentu atau karakteristik dari subjek yang ditangkap.
13. Practice. Practice. Practice.
AGATA RETNO PALUPI
BalasHapusA320090200
CLASS F
Ini adalah beberap teknik/ide memotret gambar yang sempurna untuk menggunakan teknik ini, yaitu dengan:
Product like shot – Dalam ruangan gelap tempat taruh kamera anda di meja. Anda dapat menggunakan beberapa warna untuk membuat efek yang kuat dan menarik(bahkan khayalan) dr berbagai objek.
Location shot - mencari lokasi dengan cahaya ambient(apa ini). Menemukan objek yang kurang “pass” dengan cahaya tersebut. sekarang Anda dapat menggunakan lampu ambient untuk menangkap latar belakang, sementara lukisan benda dengan cahaya. Anda akan mendapatkan efek yang baik – dengan beberapa latar depan dan latar belakang. White balance juga akan berbeda pada ambient dan dicat dengan efek samping.
Gravity - jika kau memotret di dinding atau di udara. buatlah “gravity” yang unik, tulisan-tulisan, atau apapun yang anda bisa gambarkan
Berikut adalah beberapa tips-tips yang pasti akan membantu pemilik kamera DSLR dalam menangkap gambar yang sempurna dengan menggunakan seni baru fotografi digital.
Berfoto memang hal yang mengasikkan. Terlebih lagi bila foto yang kita ambil itu hasilnya bagus dan memuaskan. Nah, untuk itu di perlukan teknik-teknik ang baik untuk mengambilfoto yang bagus. berikut ini TIPS agar kalian dapat mengambil foto dengan baik dan benar.
A 320090134 (CLASS D)
BalasHapusTo create really sharp images, a photographer can do the seven things, there are :
1. TRIPOD
A tripod provides a stable platform that holds the camera rigid — dramatically increasing the sharpness of the image.
2. WEIGHTING THE TRIPOD
A tripod is a good start. However, a tripod can be made even more stable by using some object to weigh down the tripod. This produces even sharper images. This is so important that many tripods have some type of mechanism at the bottom of the center post that was designed for hanging objects to add weight to the tripod.
3. SHUTTER RELEASE
The simple act of pressing the shutter can cause vibrations that will cause a loss of sharpness. A remote switch can be used to release the shutter. A remote switch is a device that attaches to the camera through a cable, or wirelessly, and allows the photographer to release the shutter without touching the camera.
4. MIRROR LOCK UP
Even if the camera is set up on a tripod, the tripod is weighted down, and a remote switch is used, image quality can still be degraded due to vibration from the movement of the camera’s mirror when the shutter is released. This vibration is primarily a problem with shutter speeds between about 1/30s and 1s.This is easily solved by enabling the mirror lockup function on the camera.
6. SHUTTER SPEED
While a tripod eliminates camera movement, the subject that is being photographed may be moving. Thus, a shutter speed that is high enough to freeze the subject movement should be used. This may require that a larger aperture be used in order to get the proper exposure
7.ISO
Increasing the ISO will allow a higher shutter speed to be used in order to stop the movement of the subject.
Those are the way to get sharp photos...and don't forget always to practice if you want to be a professional photographer.
Septian Bagas W (A320090080)/ B
BalasHapusHow to Operate Video Cameras
Steps for operation a video camera:
1. Remove the lens cap
2. Move the power switch from off to the camera by pressing and hold the lock button, then push down.
3. Open the LCD screen, LCD screen by pressing the keys, then opened in the direction of the arrow. Viewfinder will off automatically.
4. Press the start / stop button to start recording. Press the start / stop button again to stop recording.
The Techniques for Shooting
Variety of shooting angles are:
• Height Camera Angle
• Low Camera Angle
• Bird's Eye View
• Subjective Camera Angle
• normal Angle
• Objective Camera Angle
Kinds of field of view of recording the subject are:
• ELS (Extreme Long Shot)
Shot so far, presents a very wide field of view, the camera takes the overall view. The main objects and other objects appear very small in relation to background.
• LS (Long Shot)
Shot so far, presents the field of view that is closer than the ELS, the object is still dominated by the larger background.
• MLS (Medium Long Shot)
Shot the present field of view that is closer than the long shot, human objects are usually shown from above the knee to above the head.
• MS (Medium Shot)
Here, the object becomes larger and dominant, human objects revealed from above the head. Background still seems comparable with the main object.
• MCU (Medium Close Up)
Shot very close, the object is shown from the chest to the top of the head. MCU is the most commonly used in television.
• CU (Close Up)
Shot near, the object becomes the point of major concern in this shot, the background seems very little. For human objects are usually displayed the face from the shoulders to overhead.
• BCU (Big Close Up)
Shot featuring a particular part of the human body. Object fills the entire screen and it was obvious details.
• ECU (Extreme Close Up)
Shot featuring a particular part of the human body. Object fills the entire screen and more obviously very detail.
HENI FITRI R A.320090037 CLASS A
BalasHapusTen Tips to Better Video
1. Get a good Tripod, and Use It - The first step in improving your videos is stabilizing them.
2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves - One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments.
3. Do a Little Shot Composition - The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later.
4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand - The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut.
5. Tell a Story - If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story.
6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone - The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la
7. Look Into Lighting - A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques.
8. Interviews - A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people .
9. Pack Well - Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them.
10. Have Fun! - They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you. Remember that if you're having fun, so will your viewers!
Mega Irawati
BalasHapusA320090085
Class C moved to D
Menurut pendapat saya, artikel yang dipostingkan diblog tentang belajar mengoprasikan kamera video, teknik pengambilan gambar film dan televisi, dan cara pengambilan gambar dengan kamera sangat begitu jelas dan lengkap, yang mana dapat memberikan pengetahuan dalam penggunaan dan pengambilan gambar secara benar. Hal ini dapat dilihat dari isi artikel tersebut. Dilihat dari segi bahasa, penulis menyajikan artikel ini dengan bahasa yang simple, dan mudah untuk dipahami. Dilihat dari konteksnya, penulis menyajikan artikel dengan sangat lengkap, berurutan, dan jelas karena disertai dengan gambar-gambar di setiap penjelasannya agar memudahkan pembaca untuk mengaplikasikannya. Jadi saya rasa artikel tersebut sudah sangat baik, dikarenakan disetiap istilah asing yang kita temui telah diberikan pula penjelasannya secara lengkap dan terarah. Artikel ini sangat cocok bagi para pemula yang mau belajar tentang photography dan perfilman. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, diantaranya :
1. Cara memegang Kamera Video
2. Zoom
3. Suara
4. Panning & Tilting
5. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna)
6. Cutaways (gambar pengisi)
Sekarang kamera dapat membuat anda mengambil gambar lebih mudah daripada masa-masa kemarin. Selalu ada ruang untuk perbaikan, untuk membantu anda mengambil gambar dengan bagus.
Muhammad Agung Nugroho
BalasHapusA320090210
Class E
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil jepretan foto yang baik. Terkadang dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik dan bermutu.
1. Fokus dengan benar
Dalam pencahayaan baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, jangan percayakan pada kamera untuk memilih titik fokus. Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil.
2. Gunakan tripod
Kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan hasil lebih baik.
3. Matikan image stabilizer
Jika Anda memutuskan menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat “bertingkah” membuat gambar blur. Kamera dengan system image stabilizer digital bahkan lebih parah lagi. Kamera tipe ini tidak akan memotret dalam resolusi maksimal dalam kondisi apapun jika image stabilizer aktif.
4. Mode “P”, jangan mode auto
Uniknya hasil yang lebih baik, ada baiknya Anda menggunakan mode P kamera, dan bukan mode otomatis. Dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment. Mode ini tersedia di kebanyakan tipe.
5. Matikan Flash
Menonaktifkan flash seringkali banyak membantu. Kamera akan secara menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash.
6. Koreksi dengan Photoshop
Dengan tool “levels” di Photoshop, Anda hanya memerlukan beberapa klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detil.
7. Overexposure mengurangi noise
Noise paling kuat pada area gelap sehingga jika bayangan mendominasi foto Anda, kemungkinan noise juga mendominasinya. Jika Anda memotret dengan sedikit overexposure, maka area shadow akan menjadi lebih terang dan menunjukkan lebih sedikit noise.
8. Gunakan timer
Getaran masih dapat merusak gambar, bahkan saat Anda memotret dengan tripod. Untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter, gunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. Banyak kamera terkini menyediakan jeda 2 detik yang memang dirancang untuk kegunaan ini.
Nama : Aan Agus Supriyadi
BalasHapusNIM : A320090194
Kelas : F
Duapuluh tips singkat memfoto objek.
1. Tarik perhatian ke arah subyek utama dalam foto. Manfaatkan warna, bentuk, cahaya atau garis supaya foto tampak kuat dan menyedot perhatian.
2. Sederhana, makin sederhana susunan foto anda makin kuat kesan yang ditimbulkan.
3. Kurangi elemen yang tidak seirama. Jika menurut anda ada elemen tertentu yang merusak irama dan keharmonisan foto, singkirkan – tutupi – atau pindahkan sudut pemotretan supaya elemen tersebut hilang
4. Penuhi seluruh isi frame dengan obyek utama. Kadang foto yang kuat kesannya adalah foto yang tanpa background sama sekali
5. Jangan biarkan ruang kosong mendominasi foto
6. Cek daerah disekitar garis frame, jangan biarkan ada tangan, kaki atau bagian penting obyek terpotong tanpa alasan kuat.
7. Maksimalkan penggunaan point of view (titik pandang) yang menarik, jangan melulu memotret dari depan subyek
8. Jangan lupa rule of third. Tarik garis imajiner yang membagi foto menjadi 9 bagian sama besar. Tempatkan obyek utama di persimpangan garis-garisnya
9. Saat memotret orang, usahakan selalu agar mata berada diatas garis tengah foto
10. Bagian paling terang dalam foto adalah bagian yang paling menyedot perhatian mata. Taruh obyek utama disana
11. Background lah yang memperkuat kesan. Jadi jangan biarkan background mematikan obyek utama.
12. Memotret secara horisontal memperkuat kesan lebar dan secara vertikal memperkuat kesan tinggi
13. Tajamkan mata untuk mengenali pola yang berulang,manfaatkan
14. Tajamkan mata untuk mengenali pola simetri, manfaatkan
15. Leading line dan kurva-S selalu menyenangkan dilihat
16. Untuk memotret anak-anak, jongkoklah. Sejajarkan kamera dengan mata mereka
17. Hindari menaruh titik perhatian tepat ditengah-tengah foto
18. Hindari meletakkan garis horison tepat di tengah foto, usahakan horison ada disepertiga atas atau bawah.
19. Jangan biarkan garis horison menabrak bagian obyek yang penting
20. Cek, cek dan cek lagi sesaat sebelum memencet shutter. Pastikan apa yang tampak di viewfinder sesuai keinginan anda.
Nama :YESIKA MARETASARI
BalasHapusNIM :A320090211
Kelas : F
we will understand its flexibility. Here are a few types of shots that must be known:
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Taking pictures in this way is used for "Establishing shot" (shot to establish situation). Kind of drawing gives the orientation of the audience not only at one location, but also the atmosphere, context, and the overall situation. Whenever we want to change the scene on our videos, we must re-orient the audience to Establishing a new shot.
* Long Shot (LS)
This picture shows people from head to toe. We also have to be careful with the head room (space around the head). Too much space above the head will make the image look strange, so anything too much space in the foot. Principle must be proportional.
* Mid Shot (MS) or Medium Close-up (MCU)
This image shows the man from the waist up to the head. Types of images like these are widely used during the interview.
* Close up (CU)
This picture shows people from the chest to the top to the head and is ideal for showing the most important parts of a scene or emotional. However, it must be remembered better display the heads of people as a whole rather than not displaying the chin, apalafi when they speak.
* Extreme Close-up (ECU)
This image is usually used to show detail, and more emotional show that will be delivered from the object.
A third rule
A good guide to the composition of the image is to use a third rule, which means that we must imagine our frames (pictures taken our camera) is divided into three parts. Actions / deeds and objects placed right in the middle slice of the virtual vertical and horizontal lines, this placement will make the image much more interesting. Do not put the people we record in the center of the frame just because we feel he's quite important. It would be much better if we put it on the horizon or 2 / 3 part of the upper frame or 2 / 3 part of the bottom frame. If we record a person who was standing disebuah scene scent lasts a long time, it would be good if we put these people a little more to the left or right of the frame. This arrangement will allow the person to speak facing parts / blank space in the frame. Space is called the space for the nose (nose room).
Getting Good Picture Quality
focus
Creating an image as sharp as possible is very important. Nearly all cameras equipped with auto focus (auto focus). In many situations, this facility will ensure that we record what has the focus sharpness.
When to Use Manual Focus
If we record a lot of pictures of objects or moving, or if the object is located dilatar both front and rear, so the camera can be confused and difficult to determine the focus and will constantly seek Macari focus on one image. In situations like this switch to manual focusing, manually set the focus on the principal object. In low light conditions, the auto focus facilities will continue, continue to "hunt" to allocate an object that could be the focus. This happens because the camera requires a light intensity sufficient to be able to find the line the banks of the object to be used to determine the main point. In such situations, manual focus is the only option.
Enlarge (zoom) and focus
The more we get closer objects (zoom in) the narrower the scope of objects that can be recorded at the focus. This phenomenon is called depth of field (depth of field). For example, if we record with a wide shot of a bunch of people, then we will find that almost all people get into focus, but if we zoom in or close up one of the people who are in gangs, focusing on people who dilatar front and rear will look more soft or unfocused. To avoid this, start the process of recording with zoom in first into one of the people who want to show. Focus on the person, we set the camera on manual focus, then pull out our pictures to get a wide shot. When we use the zoom in to get a picture, the focus will remain as we want.
tips ini mungkin akan lebih mengarah ke landscape.
BalasHapus* mode av (aperture value) yaitu hanya merubah besarnya bukaan diafragma sehingga shutter speed sudah automatis di set oleh kamera tersebut. bukaan terbaik/ ketajaman terbaik ada di bukaan F/8.0 jika ingin DOF (depth of field) lebih panjang bisa memakai bukaan F/14 (saya tidak menyarankan jika memakai F/16 keatas, memang semuanya terlihat focus tetapi ketajaman sudah berkurang).
* iso 100 (semakin rendah semakin baik) jika cahaya kurang dan shutterspeednya kurang (saran saya shutterspeed lebih baik diatas 1/60 agar tidak shake) bisa dinaikan isonya.
* pastikan menggunakan lensa wide seperti 10-22mm, 18-55mm, 17-85mm.
setelah siap dengan kondisi diatas, ayo menuju tempat dimana yang baik untuk foto dan jangan lupa perhatikan :
* cahaya matahari datang, lebih baik memotret jangan mengarah matahari, membelakangi matahari itu lebih baik (karena kita membutuhkan cahaya matahari untuk pencahayaan). memotret lebih baik pada pagi dan sore hari, karena kalau siang hari, cahaya matahari terlalu tajam (biasanya langit putih dan tidak menarik).
* pilihlah background yang baik dan indah (pilihlah sesuka hati).
* carilah angle terbaik, bisa dikatakan ada low angle, mid angle, high angle. ketiga angle tersebut memberikan perbedaan hasil foto yang sangat berarti.
ini tehnik dasar lainnya :
* panning adalah dengan menggerakkan kamera ke arah gerak objek (panning) bertepatan dengan melepas tombol. hasil gambarnya ialah latar belakang kabur, tetapi gambar subjek jelas. seberapa jelas atau kaburnya subjek tergantung pada cepat atau lambatnya gerakan panning. jika gerakannya bersama-sama dengan gerakan subjek, maka gambar yang dihasilkan jelas. sebaliknya jika kamera lebih cepat atau lebih lambat dari gerakan subjek, maka hasilnya akan blur (kabur).
* slowspeed adalah jika benda yang bergerak cepat dipotret dengan speed shutter rendah, maka hasilnya ialah gambar akan tampak kabur, seakan-akan disapu, namun latar belakangnya jelas. efek ini terkadang bagus dan menimbulkan sense of motion dari benda yang dipotret.
* freeze adalah speed cepat kita gunakan untuk memotret benda yang bergerak. semakin cepat pergerakan benda tersebut, maka semakin besar angka speed shutter yang kita butuhkan.
Nama : Ika Ida Wijayanti
BalasHapusNIM /Kelas : A320090161/ E
tips-tips dasar capturing.
1. Flash Otomatis
Maksudnya disini adalah lampu flash kamera,dimana lampu flash kamera dirancang untuk pemotretan diruang yang kurang cahaya,sehingga dengan flash kualitas gambar akan menjadi maksimal.Namun sebaiknya hindarinya penggunaan lampu flash karena membuat pencahayaan gambar menjadi kurang natural,sehingga gambarnya tidak seindah dengan aslinya,jadi lampu flash kamera anda diset otomatis saja,sehingga hanya menyala pada saat cahaya kurang.
2. Foto Ukuran Kecil
Ada dua cara untuk membuat file menjadi kecil.Jangan kurangi dimensi(panjag&lebar)gambar karena akan menurunkan jumlah pixel.Dimensi gambar yang kecil juga kurang baik untuk dicetak dalam ukuran besar,jadi gunakan ukuran foto maksimal,kurangin saja kualitas gambarnya.Penurunan mutu ini hanya menyusutkan kekayaan warna gambar,tetapi foto masih kelihatan lebih bagus.
3. Reaksi Lambat
Olahraga,binatang,anak kecil merupakan objek foto yang rada susah diabadikan.Anda mesti mengimbangin kecepatan gerak mereka,salah-salah jika tidak pas maka objek foto tidak sesuai dengan komposisi.Ini terjadinya karena adanya shutter log (jeda antara penekanan tombol dan perekaman gambar).Untuk itu tempatkan diri anda pada posisi yang tepat kemudian bidik sasaran,lantas tekan setengah tombol untuk mengunci fokus,sekarang tunggu momen yang tepat dan tekan penuh tombol seraya mengikuti perkembangan objek.
4. Latar Belakang
Ketika memotret wajah perhatikan latar belakangnya,hindari latar belakang yang berwarna-warni atau gambar yang semerawut,yang menyebabkan foto wajah kurang menonjol,bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol,jadi berusahalah untuk menghindarinya.
5. Foto Berdimensi
Potret diri(portrait),yang difoto dengan cara biasa,umumnya kurang menampakan dimensi yang kuat dan terasa datar-datar saja,ketika anda mendekati hidung sang model,gambar hidung malah menjadi besar dari proporsi wajah yang seharusnya.Mundurlah dan aktifkan zoom dan bidiklah wajah hingga memenuhi frame.
6. Jari di Lensa
Jangan lupa sebelum memotret dibuka dulu tu penutup lensa,jika tidak jangan harap bisa memotret,tetapi meskipun jari anda tertutup lensa,tapi masih bisa memotret..ini terjadi pada kamera saku yang berukuran kecil ,anda bertangan besar bakal susah memegangnya,peganglah kamera dengan dua tangan tangan kiri mencengkram tustel dari atas dan bawah,bukan depan dan belakang.
7. Ekspresi Wajah
Agar foto wajah disiang hari tak mengandung bayangan gelap, hadapkan muka model kearah datangnya cahaya,masalahnya sinar matahari cenderung membuat silau model,bisa jadi mata model menjadi menyempit solusinya pergilah ketempat yang agak teduh dan arahkan pandangan model ketempat itu,warna foto bakal lebih bagus ketimbang sebelumnya.
8. Jarak Terlalu Jauh
Inilah yang sering dialami fotografer amatir;objek terlalu kecil kamera dibidik terlalu jauh,padahal mata manusia pilih kasih.objek mata kurang menonjol akan tampak biasa saja,karenanya pakailah perbesaran optikal pada lensa bidiklah hanya pada objek yang paling menarik.Latihlah diri anda dengan mengamati semua bagian dalam bingkai bidikan andasecara cermat,jangan hanya melihat objek utama saja.
9. Sensor Kotor
Ini masalah klasik yang sering ditemukan pada kamera DSLR sehingga muncul titik-titik kecil berwarna hitam akibat debu yang menempel pada sensor kamera.Kamera saku tak mengalami ini karena lensa dan sensornya dirakit rekat dan tertutup oleh casing yang rapat.
Kotoran tadi bisa dibersihkan dengan cara
a. Lewat program gambar digital,misalnya adobe photoshop
b. Gantilah lensa jika memang diperlukan
c. Membawa ketempat servis kamera agar hasil pembersihannya maksimal
Ten Tips to Better Video
BalasHapus1. Get a good Tripod, and Use It
- The first step in improving your videos is stabilizing them.
2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves
- One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments.
3. Do a Little Shot Composition
- The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later.
4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand
- The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut.
5. Tell a Story
- If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story.
6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone
- The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la
7. Look Into Lighting
- A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques.
8. Interviews
- A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people .
9. Pack Well
- Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them.
10. Have Fun!
- They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you. Remember that if you're having fun, so will your viewers!
risa widyarini
A.320090065 /B
Ten Tips to Better Video
BalasHapus1. Get a good Tripod, and Use It
- The first step in improving your videos is stabilizing them.
2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves
- One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments.
3. Do a Little Shot Composition
- The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later.
4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand
- The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut.
5. Tell a Story
- If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story.
6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone
- The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la
7. Look Into Lighting
- A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques.
8. Interviews
- A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people .
9. Pack Well
- Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them.
10. Have Fun!
- They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you. Remember that if you're having fun, so will your viewers!
risa widyarini
A.320090065 /B
Nama : Rini Reswari
BalasHapusNIM : A320090070
Class : B
Menurut saya, tiga artikel yang ada di blog tersebut jelas dan lengkap. Hal ini dapat dilihat dari isi artikel yang menjelaskan tentang jenis camera video, cara menggunakannya, bagian-bagiannya, juga kegunaannya. Dilihat dari segi bahasa dapat dilihat bahwa bahasa yang digunakan oleh penulis cukup simple dan komunikatif serta mudah dipahami. Dilihat dari segi isinya sudah cukup baik dan lengkap, karena dalam penjelasannya juga disertai gambar yang memudahkan pembaca untuk memahami bagian dan cara pengoperasiannya. Jadi saya rasa artikel tersebut sudah cukup baik, penjelasan tentang istilah-istilah yang ada dalam artikel juga dijeskan dengan terperinci dan mudah dipahami oleh pembaca sehingga pembaca dapat memperoleh ilmu baru berupa istilah-istilah tentang pengambilan gambar yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Artikel ini cocok untuk pemula yang baru belajar dalam hal photography dan perfilman. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, antara lain;
a) Cara memegang camera video
b) Zoom
c) Suara
d) Paning & tilting
e) Pengaturan waktu dan tanggal
f) Focus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna)
g) Cutaways (gambar pengisi)
Di era sekarang ini, seseorang yang ingin belajar menoperasikan camera video atau mengetahui tutorial mengambil gambar dengan camera video, dapat menemukannya dengan mudah melalui layanan internet seperti yang ada pada artikel di blog tersebut.
Nama : Silvia Dewi
BalasHapusNIM : A320 090 083
Class : C
Menurut saya dengan adanya teori pembelajaran video ini bisa membantu siapapun yang ingin menjadi seorang fotografer, setidaknya mereka bisa belajar sedikit demi sedikit tentang pengetahuan bagaimana membuat video, mengambil gambar dengan kualitas yang baik. Jadi sangat memudahkan mahasiswa atau siapapun yang ingin menjadi fotografer. Karena di situ di jelaskan bagaimana cara mengoperasikan, mengambil video bak seorang fotografer walaupun hanya amatiran tetapi bisa bergaya seperti seorang fotografer professional. Dan teori pembelajaran ini dapat mengajarkan kepada semua orang bagaimana cara menghasilkan gambar dengan kualitas baik, misalkan dalam pembuatan tugas yang mahasiswanya belum pernah membuat video sebelumnya bisa mempelajari teori ini dengan sangat mudah.
NAME : IKA PUJI ASTUTI
BalasHapusNIM : A 320090082
CLASS : B
Menurut saya dengan adanya teori pembelajaran mengoperasikan video,akan mempermudah mahasiswa mempelajari ilmu komunikasi dengan teori yang sudah ada secara otodidak tanpa harus menunggu dosen menerangkan,selain mahasiswa komunikasi seorang mahasiswa yang tidak mengambil jurusan komunikasipun juga dapat mempelajari teori yang ada dan menerapkannya secara otodidak,karena teori tersebut secara gamblang memaparkan penjelasan yang sangat runtut dan mudah dipahami dan lengkap.Dan dengan adanya teori tersebut dapat mengembangkan pengetahuan seseorang tentang foto dan pengaturan atau penyetingan dalam penggunaan camera yang benar.Sebagian besar orang mengetahui tentang foto,mengetahui shooting tetapi terkadang seseorang itu hanya mengetahui dari orang lain,tetapi tidak mengerti / memahami pembuatan video dengan benar secara teori.Maka dengan adanya teori tersebut sangat bermanfaat sekali bagi seorang pemula maupun yang sudah ahli,agar seseorang tidak hanya mampu mengimplementasikan saja tetapi juga mengerti dan paham secara teori.Biasanya orang lebih mementingkan dalam penerapannya daripada teorinya.
NAMA : ADILI ROSIANI
BalasHapusNIM : A.320090140
CLASS : D
Proses capture video (capturing) adalah proses memindahkan hasil rekaman yang disimpan dalam kaset MiniDV dari kamera ke dalam komputer untuk dijadikan sebuah file dengan format digital (avi). Istilah Digitized karena proses yang merubah analog (kaset video) menjadi file digital yang dikenal oleh komputer.
Untuk meng-capture video kita harus membutuhkan salah satu software pendukung antara lain Microsoft Movie Maker merupakan software bawaan yang ada di Windows. Software lain yang bisa digunakan adalah Pinacle, Ulead dan Adobe Premiere, tetapi untuk memakai software ini anda harus membelinya. Dalam pembelajaran ini akan dibahas capture video menggunakan Movie Maker agar anda tidak perlu membeli software pengolah video yang harganya cukup mahal.
Hartatik _A 320090127_D
BalasHapus Dari beberapa materi di atas menurut saya cara merekaml gambar dengan menggunakan kamera yaitu:
1. Menyetel white balance, dengan cara: mencocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
2. Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
3. Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
4. Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
5. Kamera siap untuk merekam.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu:
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Foto maupun video merupakan suatu benda yang bisa digunakan untuk mengingatkan kita pada memori-memori masa lalu. Terlebih pada momen-momen penting. Oleh karena itu, foto harus gambar harus diambil secara benar. Dari materi yang telah diupload sebelumnya, kita bisa mengetahui cara-cara mengambil gambar yang baik. Ada beberapa teknik dalam pengambilan gambar:
BalasHapusEWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
VWS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up)
ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Cut-In
Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
Cutaway
Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Di tengah kerumunan, pun di antara banyak orang. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
Two Shot
Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
OSS (Over-the-Shoulder Shot)
Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain, biasanya diambil dengan ukuran sepertiga subjek dari frame. Teknik ini adalah pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
Noddy Shot
Biasanya mengacu pada posisi subjek yang sedang menyimak, mendengarkan, atau memperhatikan subjek lain. Teknik pengambilan gambar yang paling sering dipakai program berita televisi ketika mewawancarai narasumber.
POV (Point-of-View)
Teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek, atau elemen tertentu lainnya. Paling sering dipakai pada subjek yang tengah memberikan impresi tertentu pada karakternya yang diwakilkan dengan tangan.
NAME : TRI WAHYUNINGTYAS
BalasHapusNIM : A320090047
CLASS : B
Dari judul capturing terdapat 3 link yang terletak di blog ini, menurut saya: link ini membantu orang yang baru belajar mengoperasikan dan menggunakan kamera dengan baik dan benar. Kamera adalah salah satu alat untuk mengoperasikan dan menggunakan dalam pembuatan video, film dan sebagainya dengan cara mengambil ataupun merekam adegan yang dibutuhkan dalam pembuatan video,film, dan sebagainya. Kamera ini terdapat berbagai merk, jenis dan variasi dalam penyimpanan gambar, suara ataupun gambar-suara. Ada beberapa control dalam mendasari kamera ini:
1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain.
2. Filter Colour.
3. White Balance.
4. Zoom.
5. Focus.
6. Audio Levels.
Ada beberapa teknik dalam mengoperasikan dan menggunakan kamera:
1. Teknik dalam memegang kamera yaitu menggunakan satu tangan untuk mengoperasikan kontrol zoom, suara, peraturan 10 detik, dan lain-lain dan memegang kamera. Tangan satunya untuk menjaga kamera agar tetap fokus, exposure and white balance (keseimbangan warna), supaya kamera ini tidak tergoyahkan oleh sesuatu dan tetap stabil.
2. Teknik mengambil gambar yaitu mengambil angle yang diinginkan (kinds of angle are dutch, worm, crazy, change focus, circle, slide shot, extreme top shot, high, eye level, and low angle). Mengambil berdasarkan tujuan, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek (kinds are extreme close up, big close up, close up, medium close up, medium shot, etc)
NAME : TRI WAHYUNINGTYAS
BalasHapusNIM : A320090047
CLASS : B
Dari judul capturing terdapat 3 link yang terletak di blog ini, menurut saya: link ini membantu orang yang baru belajar mengoperasikan dan menggunakan kamera dengan baik dan benar. Kamera adalah salah satu alat untuk mengoperasikan dan menggunakan dalam pembuatan video, film dan sebagainya dengan cara mengambil ataupun merekam adegan yang dibutuhkan dalam pembuatan video,film, dan sebagainya. Kamera ini terdapat berbagai merk, jenis dan variasi dalam penyimpanan gambar, suara ataupun gambar-suara. Ada beberapa control dalam mendasari kamera ini:
1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain.
2. Filter Colour.
3. White Balance.
4. Zoom.
5. Focus.
6. Audio Levels.
Ada beberapa teknik dalam mengoperasikan dan menggunakan kamera:
1. Teknik dalam memegang kamera yaitu menggunakan satu tangan untuk mengoperasikan kontrol zoom, suara, peraturan 10 detik, dan lain-lain dan memegang kamera. Tangan satunya untuk menjaga kamera agar tetap fokus, exposure and white balance (keseimbangan warna), supaya kamera ini tidak tergoyahkan oleh sesuatu dan tetap stabil.
2. Teknik mengambil gambar yaitu mengambil angle yang diinginkan (kinds of angle are dutch, worm, crazy, change focus, circle, slide shot, extreme top shot, high, eye level, and low angle). Mengambil berdasarkan tujuan, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek (kinds are extreme close up, big close up, close up, medium close up, medium shot, etc)
fakikh saifurrakhim
BalasHapusA320090180
banyak tekhnique yang bisa digunakan dalam capturing photo ataupun video, seperti dalam link yang telah diunggah pada blog ini.
namun menurut pendapat saya, bagian yang cukup vital adalah penchayan, tidak peduli gaya apapun yang dipakai jika posisi kamera/video mendapat cahaya yang terlalu banyak atau kurang, maka hasilnya tidak akan sesuai dengan yang diinginkan.
Siti Khalimatul Aminah
BalasHapusA 320090020
Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :
1. Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)
a. Bird Eye View
b. High Angle
c. Low Angle
d. Eye Level
e. Frog Level
2. Ukuran gambar (frame size)
a. Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
b. Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
c. Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
d. Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j. 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
k. 2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
l. 3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.
3. Gerakan kamera (moving camera)
a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
4. Gerakan objek (moving object)
a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.
b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.
Name :Eri Indriani
BalasHapusNim :A320090192
Mengenai beberapa link yang ada memberikan pembelajaran untuk mahasiswa mengenai cara mengoperasikan Kamera video, teknik pengambilan gambar, dan teknik pengambilan gambar film juga televisi. Cara - cara seperti ini perlu diketahui mahasiswa karena besar manfaat dalam hasil yang diperoleh. Hal ini juga sangat menunjang ketika proses pembuatan video sebagai media pembelajaran dalam proses belajar- mengajar yang tentunya akan memberikan segudang manfaat bagi siswa dan guru secara pribadi.
Mahasiswa dapat bereksperiment ketika mereka memiliki camera dengan cara – cara atau tips yang ada seperti yang terdapat dalam link tersebut. Investasi sebuah kamera dengan resolusi yang tinggi merupakan modal besar dalam hal ini. Karena sangat menentukan sekali dalam kualitas gambar dan video serta audio. Di tambah lagi ketika mereka mengetahui bagaimana mendapatkan angle yang terbaik untuk hasilnya. Hasilnya akan sangat bagus dengan adanya keselarasan antara camera yang canggih dan penerapan teknik yang benar. Cara – cara pengambilan gambar yang disajikan dalam beberapa link tersebut complete antara satu link dengan link yang lain, memberikan informasi yang sarat untuk mahasiswa dalam menunjang pembuatan salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam belajar – mengajar.
Sebuah kesimpulan yang bisa saya tarik dari beberapa link di atas adalah bagus tidaknya hasil yang di hasilkan oleh sebuah camera ditentukan oleh penguasaan teknik pengambilan gambar.
menurut saya banyak sekali teknik yang digunakan dalam pemotretan, tapi faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaannya. setelah itu objek foto ataupun video bisa di edit lagi,,untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Mengedit foto salah satunya dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop dll.
BalasHapusAnonim mengatakan...
BalasHapusSABRINA RESTU IBRAHIMA
A.320090176
CLASS E
menurut saya banyak sekali teknik yang digunakan dalam pemotretan, tapi faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaannya. setelah itu objek foto ataupun video bisa di edit lagi,,untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Mengedit foto salah satunya dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop dll.
Name : Siti Nur Faidah
BalasHapusNIM :A320090215
Class : F
Menurut saya beberapa link di atas dapat memberikan banyak manfaat bagi pembacanya, terutama mahasiswa. dengan mengetahui teknik dan cara mengambil gambar yang benar maka kita dapat mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. dan untuk mendapatkan gambar yang bagus, hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor. diantaranya adalah resolusi kamera dan proses pencahayaan.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar:
EWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
VWS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up)
ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Catatan: ECU terkadang disebut juga dengan istilah XCU.
Cut-In
Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
Cutaway
Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Di tengah kerumunan, pun di antara banyak orang. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
Two Shot
Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
Pekanannya pada hubungan yang dibangun pada karakter tokoh tertentu dengan tokoh lainnya.
OSS (Over-the-Shoulder Shot)
Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain, biasanya diambil dengan ukuran sepertiga subjek dari frame. Teknik ini adalah pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
Name : Siti Nur Faidah
BalasHapusNIM :A320090215
Class : F
Menurut saya beberapa link di atas dapat memberikan banyak manfaat bagi pembacanya, terutama mahasiswa. dengan mengetahui teknik dan cara mengambil gambar yang benar maka kita dapat mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. dan untuk mendapatkan gambar yang bagus, hal itu dipengaruhi oleh banyak faktor. diantaranya adalah resolusi kamera dan proses pencahayaan.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar:
EWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
VWS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up)
ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Catatan: ECU terkadang disebut juga dengan istilah XCU.
Cut-In
Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
Cutaway
Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Di tengah kerumunan, pun di antara banyak orang. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
Two Shot
Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
Pekanannya pada hubungan yang dibangun pada karakter tokoh tertentu dengan tokoh lainnya.
OSS (Over-the-Shoulder Shot)
Adanya subjek gambar yang membelakangi subjek lain, biasanya diambil dengan ukuran sepertiga subjek dari frame. Teknik ini adalah pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame
Name : Wahyu Widowati
BalasHapusNIM : A320090178
Class : E
Sebelum gambar dipublikasikan, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Cara pengambilan gambar juga sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil gambar yang baik. Jadi orang yang akan mengambil gambar haruslah paham tentang teknik pengambilan gambar yang baik. Contohnya dalam pengambilan fokus/zoom. Ada bermacam-macam typenya, yaitu WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up), ECU (Extreme Close Up). Selain itu pencahayaan, pencahayaan dapat juga diatur, dapat dikurangi cahayanya /pun dapat ditambah cahayanya. Faktor lainnya adalah audio yang merupakan salah satu faktor penting. Karena film/video berisi suara dan gambar. Jadi keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ada. Selain itu dalam pengambilan gambar juga angle harus diperhatikan. Karena jika angle yang dipakai hanya angle biasa maka gambarpun kurang menarik. Tapi jika ada angle yang berbeda-beda dalam setiap adegan akan menambah nilai seninya.
Name: Deni Erwinandari
BalasHapusNIM: A.320090179
Class: E
Artikel tersebut menjelaskan bagaimana cara mengoperasikan video/camera dan beberapa teknik pengambilan gambar secara sempurna.Artikel ini sangat cocok bagi para pemula yang mau belajar tentang photography/perfilman dan begitupula mahasiswa.
Beberapa control dalam mendasari kamera diantaranya adalah:
1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain.
2. Filter Colour.
3. White Balance.
4. Zoom.
5. Focus.
6. Audio Levels.
Tetapi bagus tidaknya hasil yang di hasilkan oleh sebuah camera ditentukan oleh penguasaan teknik pengambilan gambar.Oleh karena itu berpandai-pandailah menguasai beberapa teknik tersebut.
FEBRIANA WULANDARI/ A 320090135/D
BalasHapusHow to take the good picture in low light.
Low-light photography is the most challenging kind of photography
The tips on this section should help, though.A picture is recorded when a shutter is open for a little while, which allows a lens to focus some light onto a sensor. How bright the picture will be depends on:
-How much light there is outside,
-How much light the lens can gather (aperture),
-How sensitive the sensor is to light (ISO),
-And for how long the shutter is open (shutter speed).
This means that if you have very little light to work with, one (or more) of the following will be true:
-You're gonna need to make your sensor more sensitive to light (increase the ISO),
-You're gonna need to leave the shutter open for longer (slow down the shutter speed),
-You-re gonna need a lens that gathers more light (wider aperture),
-You're gonna need more light illuminating your subject (use the flash).
•If your subject is close, using the flash usually solves the problem. However, if the subject is more than 15 or 20 feet away, this usually does no good. And even when the subject is close, using the flash leads to the colors on the subject being all washed out and the background becoming completely black, which is usually not desireable if you can help it
•Aperture: Usually, you already take pictures with your aperture wide open, so that the shutter is open for as little time as possible and motion blur is minimized. So, when it gets dark, you're not going to be able to go much wider. If you know you'll want to take pictures indoors, get a camera with a "fast" lens - this means the aperture can go extra-wide. (Wide-aperture lenses are said to be "fast lenses" because they gather more light and thus allow for faster shutter speeds to be used, so images look less blurry).
•ISO: Making the sensor more sensitive to light will allow you to use faster shutter speeds and thus minimize motion blur and camera shake. Cameras make use of this resource when lighting is poor. However, increasing the ISO also makes the pictures more grainy because of increased sensor noise. So you really should not raise the ISO any more than you really have to. Therefore, the important thing when shooting in low light (as I am about to describe in detail) is to figure out the slowest shutter speed at which you don't get too much blur, so that you get as much light in as you can and thus the ISO only has to go up the minimal amount.
•Shutter speed: This is where good photographers and/or good equipment can make low-light situations much easier to work with, and where bad photographers and bad equipment take pictures that look awful. Knowing how to deal with slower shutterspeeds will make or break your low-light shots.
ASTUTI LISA NURMA Y
BalasHapusA 320090153/ E
How to capture pictures:
1. Cara memegang Kamera Video.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan - pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
2. Zoom.
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
3. Suara.
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
4. Peraturan 10 detik.
Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu.
5. Panning & Tilting.
Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film.
6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) .
Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam.
7. Tanggal dan Waktu.
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan .
8. Cutaways (gambar pengisi).
Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Desi Antri Astuti
BalasHapusA320090152
E
How to Capture Pictures:
1. Prepare the camera and the equipment.
2. Hold the camera steadily.
3. Direct the camera to the object.
4. Start to record or capture the object by using several methods:
a) Bird Eye View: The highness of the camera to be on the top of the object.
b) High Angel: Angel of the capture of the picture is taken from the top of the object.
c) Low Angel: Angel of the capture of the picture is taken from the below of the object.
d) Eye Level: Angel of the capture of the picture is aligned with the object.
e) Frog Eye: Angel of the capture of the picture is aligned with the position of the object or lowers than the object.
5. Set the exposure, focus, and white balance as the needed.
6. Don’t make noisy or talk too much during the record process.
7. Save the record and prepare to edit the result.
Name : ANTHIKA FITRI ANDEWI
BalasHapusNIM : A320090203
Class : F
Beberapa link diatas menjelaskan tentang berbagai macam cata/ teknik capturing/ mengambil gambar dari berbagai macam jenis kamera/ video shooting.link tersebut berguna bagi mahasiswa agar mengerti cara mengoprasikan kamera dengan baik dan mengerti berbagai macam jenis kamera. sebelum mengoprasikan kamera seharus nya kita mengerti enam control dasar pada kamera yaitu :
1. Exposure
• Aperture
• Shutter Speed
• (ND Filter)
• (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Setelah mengetahui 6 control dasar pada kamera kita juga harus mengetahui beberapa teknik dalam mengambil gambar yaitu:
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Taking pictures in this way is used for "Establishing shot" (shot to establish situation). Kind of drawing gives the orientation of the audience not only at one location, but also the atmosphere, context, and the overall situation. Whenever we want to change the scene on our videos, we must re-orient the audience to Establishing a new shot.
* Long Shot (LS)
This picture shows people from head to toe. We also have to be careful with the head room (space around the head). Too much space above the head will make the image look strange, so anything too much space in the foot. Principle must be proportional.
* Mid Shot (MS) or Medium Close-up (MCU)
This image shows the man from the waist up to the head. Types of images like these are widely used during the interview.
* Close up (CU)
This picture shows people from the chest to the top to the head and is ideal for showing the most important parts of a scene or emotional. However, it must be remembered better display the heads of people as a whole rather than not displaying the chin, apalafi when they speak.
* Extreme Close-up (ECU)
This image is usually used to show detail, and more emotional show that will be delivered from the object.
A third rule
A good guide to the composition of the image is to use a third rule, which means that we must imagine our frames (pictures taken our camera) is divided into three parts. Actions / deeds and objects placed right in the middle slice of the virtual vertical and horizontal lines, this placement will make the image much more interesting. Do not put the people we record in the center of the frame just because we feel he's quite important. It would be much better if we put it on the horizon or 2 / 3 part of the upper frame or 2 / 3 part of the bottom frame. If we record a person who was standing disebuah scene scent lasts a long time, it would be good if we put these people a little more to the left or right of the frame. This arrangement will allow the person to speak facing parts / blank space in the frame. Space is called the space for the nose (nose room).
Getting Good Picture Quality
* Focus
Creating an image as sharp as possible is very important. Nearly all cameras equipped with auto focus (auto focus). In many situations, this facility will ensure that we record what has the focus sharpness.
Name : Riyan Haryani
BalasHapusNim : A320090105
Class : C
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil foto yang baik. Juga dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik, memuaskan, dan berkualitas. Diantaranya:
1. Fokus
Dalam pencahayaan yg baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil.
2. Gunakan tripod
Kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan efek dan hasil lebih baik.
3. Matikan image stabilizer
Jika Anda memutuskan menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat membuat gambar blur.
4. Mode “P”
Untuk hasil yang lebih baik, gunakan mode P kamera, dan bukan mode otomatis. Karena dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment.
5. Matikan Flash
Nonaktifkan flash, karena cara ini banyak membantu. Kamera akan secara otomatis menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash.
6. Edit dengan Photoshop
Dengan tool “levels” di Photoshop, Anda hanya memerlukan beberapa klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detail.
7. Overexposure mengurangi noise
Noise paling kuat pada area gelap sehingga jika bayangan mendominasi foto Anda, kemungkinan noise juga mendominasinya. Jika Anda memotret dengan sedikit overexposure, maka area shadow akan menjadi lebih terang dan menunjukkan lebih sedikit noise.
8. Gunakan timer
Untuk menghindari goncangan saat menekan tombol shutter, gunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera. Banyak kamera terkini menyediakan jeda 2 detik yang memang dirancang untuk kegunaan ini.
9. Zoom in
Zoom digunakan untuk menekankan aset tertentu atau karakteristik dari objek yangakan ditangkap.
Ini memudahkan kita untuk mengambil gambar yg dekat walaupun jauh jaraknya.
10. Latar belakang
Perhatikan latar belakang saat kita mau mengambil gambar, ini sangat penting karena untuk melihat dan menyeimbangkan antara objek dengan cahaya.
Nama : Ika Widya
BalasHapusNIM : A.320090051
Class : B
In taking pictures using a camera, would someone want to get the maximal picture. There are many ways that can be used to obtain a good photo shots. Sometimes it takes considerable experience to obtain good results and quality. Here are some techniques that we can produce a maximum image using the camera.
•Focus correctly
In good lighting, you almost always can rely on autofocus. For maximum results, do not rely on the camera to select the focus point. Use a single focal point, focus the camera on an object that you want by pressing the shutter half way, then change the composition. Do not forget, to get the widest use of space sharp wide focal length and the smallest aperture.
•Use a tripod
The camera cannot shake if you want to get maximum sharpness. To prevent shake, a tripod is the safest solution. With a tripod you can use the lowest ISO. If this step is still not, turn off the sharpening in the camera and instead use the Unsharp Mask in Photoshop that gives better results.
•Turn off the image stabilizer
If you decide to use a tripod, image stabilizer camera should be turned off. Image stabilizer is designed to dampen shock the user's hands. If the camera is stable, the system can actually "act" to make motion blur. Camera with digital image stabilizer system even worse. The camera of this type will not take pictures in maximum resolution under any circumstances if the image stabilizer is active.
•Mode "P", do not auto mode
Uniquely better results, you should use the P mode the camera, and not the automatic mode. In P mode, usually you are still allowed to alter important parameters such as ISO, white balance, or EV adjustment. This mode is available in most types.
•Turn off Flash
Disabling flash often a lot of help. The camera will capture a more natural color compared with white light flash.
•Correction with Photoshop
With the tool "levels" in Photoshop, you only need a few clicks to beautify color. With the tool "Curves" You can even do a more detailed adjustment.
• Overexposure to reduce noise
Noise is the most powerful in the dark areas so that when the image dominates your photos, the possibility of noise is also dominated it. If you shoot with a bit of overexposure, the shadow area will be lighter and show less noise.
•Use a timer
Vibration can damage the still images, even when you are shooting with a tripod. To avoid shocks when pressing the shutter button, use the timer function found on each camera. Many current cameras provide a pause of 2 seconds that was designed for this purpose.
NIKEN WARDIANI SUWANDI
BalasHapusA320090155
E
Banyak cara atau teknik pengambilan gambar atau video yang dapat kita lihat di link yang ada di blog ini. Dengan adanya tugas akhir tentang pembuatan video pembelajaran, hal ini cukup membantu bagi mahasiswa untuk mendapatkan hasil akhir video yang bagus. Dari banyaknya teknik pengambilan gambar akan menghasilkan gambar dan video yang bagus dan bervariasi dengan ditunjang kamera yang berkualitas. Dalam link di blog ini juga disebutkan bahwa pengambilan gambar dengan menyesuaikan dengan ukuran gambar dikaitakan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi,dan kondisi objek. Maka dalm hal ini akan membuat hasil gambar lebih hidup dan tidak monoton. Tetapi juga didukung dengan hal lain seperti pengaturan efek cahaya dalam pengambilan gambar dan video.
Linna marngatun Muflikhah
BalasHapusA320090250/ C
1.Memegang kamera dengan baik usahakan jangan smpai bergerak sehingga tidak membuat gambar goyang.
2.Mengatur pencaayaan kamera agar pas dengan suasana yang di inginkan. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
3.Mengatur suara kamera untuk merekam agar suara yang tidak di perlukan tidak masuk dlamrekaman. Dan leih baik menggukan earphone.
4.Memfokuskanpada objek yang akan di ambil, pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
5.Hal penting dalam merekam adalah merekam dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
6.Lalu yang terakhir editing.
Nama : Ika Cahyaningtyas
BalasHapusNIM : A320090039
Class A
Menurut pendapat saya pengambilan gambar atau subjek dpt dilakukan dgn menggunakan kamera, entah itu kamera HP, kamera digital, atau kamera video. Saya akan menjelasken salah satu teknik dlm pengambilan gambar. Antara lain:
1. Cara memegang kamera
Pegang kamera dgn mantap, yakinkan diri anda kalau anda bisa memotret dgn bagus seperti photografher profesional dan bayangkan objek yg anda foto itu adalah anda. Usahakan foto yg anda ambil itu sesuai antara ruang yg ingin anda ambil dgn objeknya jangan terlalu lebar ruangan dgn objek krn objek akan terlihat kecil atau bahkan tak terlihat.
2. Zoom
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
3. Suara
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
4. Panning dan Titing
Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
5. Expore
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
• Aperture (diafragma)
• Shutter Speed
• ND Filter
• Gain
6. Filter Colour
Berfungsi untuk mengubah atau mencocokkan cahaya yang masuk ke dalam kamera. Umumnya kamera video memiliki dua buah filter koreksi warna. Untuk shoting di dalam ruangan dengan cahaya lampu tungsten (kemerahan) kita pasang filter 3200ºK dan untuk shoting dengan penerangan cahaya matahari kita gunakan filter 5600ºK.
7. Focus
Fokus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
Nama: Anisa Aqmarina
BalasHapusNIM : A320090157
Kelas : E
Di dalam perkuliahan, ada beberapa mata kuliah yang mengharuskan kita untuk membuat video atau film. Meskipun masih pemula, sebagai mahasiswa kita dituntut untuk bisa mengoperasikan kamera video. Menurut saya link ‘Belajar Mengoperasikan Kamera Video’ sangat membantu dan menunjang mahasiswa sebagai latihan maupun pembelajaran. Hal tersebut bisa dijadikan informasi dan acuan jika ingin membuat video. Berikut ini ada beberapa tips merekam video dengan sempurna seperti di bawah ini:
1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi pengambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.
8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.
Semoga informasi yang bermanfaat tersebut dapat menjadikan kita agar lebih berani mencoba dan bereksperimen. Let’s practice...!!
Nama : Alief Agus PN
BalasHapusClass : B
Student Number : A.320090052
Assalammualikum wr.wb
Menurut saya dalam teknik pengambilan gambar yang sudah di jelaskan di posting link di blog ini
Dalam hal ini ada beberapa cara yang telah di terangkan, mulai dari pengguanaan dasar kamera, dan beserta cara-cara penggunaan kamera itu sendiri baik secara teknik maupun konseptual untuk pembuatan dari video itu sendiri.
Ada beberapa hal yang menurut saya vital dalam melakukan take pengambilan gambar
1. Cara penggunaan kamera
2. Kesabaran
3. Pengambilan gambar
4. Kejelian editing
5. Finishing akhir
Dalam hal ini yang biasanya paling menjadi tantangan oleh para pengambil gambar/ kameramen adalah kesabaran dalam pegambilan gambar, mungkin kalau secara teknik teman teman sudah bisa menguasai konsep dasar untuk teknik pengambilan gambar, namun yang menurut saya adalah kesabaran dan alat yang di gunakan mempengaruhi hasil gambar
Misal kalau tidak menggunakan tripod, untuk ketenangan pengambilan gambar saat shoting akan terganggu, kemungkinan ada beberapa getaran dalam hasil gambar dan yang ini akan mengurangi kualitas dari gambar itu sendiri, dan yang kedua adalah saat zooming pada saat itu kadang banyak jugag yang kurang sabar dalam meng-zoom dan dalam merotasi kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya ada yang terlalu cepat sehingga kadang setelah di tonton hasilnya kita pusing dengan pergeraakan kamera tersebut
Jadi menurut saya itu ada beberapa yang mempengaruhi dari hasil gmabar, zooming dan kesabaran dalam menggunakan kamera
Wassalammualaikum wr.wb
Nama: Iin Viana Asri
BalasHapusClass: E
NIM; A. 3200 90 197
Dalam pengambilan gambar harus diperhatikan cara-cara dalam pengambilan gambar. Cara pengambilan gambar juga sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil gambar yang baik. Jadi kita harus paham tentang teknik pengambilan gambar yang bagus. Contohnya dalam pengambilan fokus/zoom. Ada bermacam-macam typenya, yaitu WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up), ECU (Extreme Close Up). Selain itu pencahayaan, pencahayaan dapat juga diatur, dapat dikurangi cahayanya /pun dapat ditambah cahayanya. Faktor lainnya adalah audio yang merupakan salah satu faktor penting. Karena film/video berisi suara dan gambar.Hal-hal ini sangat penting untuk mendapatkan hasil yang bagus. Jadi keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ada. Selain itu dalam pengambilan gambar juga angle harus diperhatikan. Karena jika angle yang dipakai hanya angle biasa maka gambarpun kurang menarik. Tapi jika ada angle yang berbeda-beda dalam setiap adegan akan menambah nilai seninya. Selain faktor itu juga harus didukung dengan kamera yang bagus pula.
YUWAIDA AZMI
BalasHapusA320090199
CLASS E
Sebelum gambar dipublikasikan, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Cara pengambilan gambar juga sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil gambar yang baik. Jadi orang yang akan mengambil gambar haruslah paham tentang teknik pengambilan gambar yang baik. Contohnya dalam pengambilan fokus/zoom. Ada bermacam-macam typenya, yaitu WS (Wide Shot), MS (Mid Shot), MCU (Medium Close Up), CU (Close Up), ECU (Extreme Close Up).
Beberapa control dalam mendasari kamera diantaranya adalah:
1. Exposure: aperture, shutter speed, ND filter, and gain.
2. Filter Colour.
3. White Balance.
4. Zoom.
5. Focus.
6. Audio Levels.
Selain itu pencahayaan, pencahayaan dapat juga diatur, dapat dikurangi cahayanya /pun dapat ditambah cahayanya. Faktor lainnya adalah audio yang merupakan salah satu faktor penting. Karena film/video berisi suara dan gambar. Jadi keduanya merupakan satu kesatuan yang harus ada. Selain itu dalam pengambilan gambar juga angle harus diperhatikan. Karena jika angle yang dipakai hanya angle biasa maka gambarpun kurang menarik. Tapi jika ada angle yang berbeda-beda dalam setiap adegan akan menambah nilai seninya.
Tiwik Martani
BalasHapusA 320090107/ Class C move to A
All of thing in this world have beautiful view, it can be our object for taking picture. But, some people just shoot the object without the technique and the result is still graceless. Firstly, we must know about the basic step for capturing picture by using camera, as some point below:
1. We must hold a camera carefully and stable. We just use one hand to hold a camera and operate zoom control, so our other hand used to keep the position of camera.
2. Choose the point of focus. To get maximal result, we use single of focus point.
3. Pay attention to background, shape, lighting and line.
4. Using a tripod, it’s one of solution to get the maximal sharpness.
5. Pay attention to the technique of zoom, because it can affect the result. We must adapt the zoom with the object.
6. Using of the timer, it’s important to avoid the convulsion.
7. Don’t forget to look for the best angle, there are some of angles; such as dutch angle, worm angle, crazy angle, change focus, circle/circular track, side shot, extreme top shot, high angle, eye level and low angle.
There are some kinds of techniques when capturing picture:
1. Extreme Close Up (ECU): shot picture clearly, the picture seen detail
2. Big Close UP (BCU): shot picture from head to chin
3. Close Up (CU): shot object from near distance, just some of object that it can seen
4. Medium Close Up (MCU): shot object from chest to up
5. Medium Shot (MS): shot from medium distance
6. Knee Shot (KS): shot object from head to knee
7. Full Shot (FS): shot full object, from head to foot
8. Long Shot (LS): shot all of part of object, the picture taken from long distance and all of object can taken until the background of object
9. Medium Long Shot (MLS): picture taken from proper distance
10. Extreme Long Shot (XLS): picture taken from very long distance, it showed no object but the background
nama : iis teti triyana
BalasHapusnim:A320090188
Kelas : F
Banyak faktor yang mempengaruhi bagus atau tidaknya suatu hasil pemotretan, namun faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaannya. setelah itu objek foto ataupun video bisa di edit lagi,,untuk mencapai hasil yang lebih bagus. Mengedit foto salah satunya dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop, photoscape ,,dsb. Ada beberapa hal juga yang menurut saya vital dalam melakukan take pengambilan gambar:
1. Cara penggunaan kamera
2. Kesabaran
3. Pengambilan gambar
4. Kejelian editing
5. Finishing akhir
dalam pengambilan gambar ada baiknya kita juga memperhatikan angle yg tepat dan menarik , sehingga hasil dari pemotretan akan sempurna.
Name : Diah Fitria Rahmawati
BalasHapusNIM : A 320 090 144
Class : E
Menurut saya, artikel ini berisi tentang cara penggunaan kamera video dan cara pengambilan gambar dengan baik yang dapat bermanfaat bagi pembaca artikel dalam link tersebut. Dari artikel itulah kita dapat mengetahui bagian-bagian kamera video sehingga kita dapat menggunakan kamera tersebut dengan maksimal yang sudah dijelaskan pula dalam artikel diatas. Setelah mengetahui cara pengambilan gambar yang baik, kita tidak bisa langsung menikmati hasil tersebut. Agar penonton tertarik dengan gambar yang telah kita ambil, kita juga harus dapat mengedit gambar tersebut sehingga dapat diterima oleh para penonton.
Name : Rieka Sugiarti
BalasHapusClass : E
NIM : A.320 090 167
Menurut saya dalam teknik pengambilan gambar yang sudah di jelaskan di posting link di blog ini
Dalam hal ini ada beberapa cara yang telah di terangkan, mulai dari pengguanaan dasar kamera, dan beserta cara-cara penggunaan kamera itu sendiri baik secara teknik maupun konseptual untuk pembuatan dari video itu sendiri.
Ada beberapa hal yang menurut saya vital dalam melakukan take pengambilan gambar
1. Cara penggunaan kamera
2. Kesabaran
3. Pengambilan gambar
4. Kejelian editing
5. Finishing akhir
Dalam hal ini yang biasanya paling menjadi tantangan oleh para pengambil gambar/ kameramen adalah kesabaran dalam pegambilan gambar, mungkin kalau secara teknik teman teman sudah bisa menguasai konsep dasar untuk teknik pengambilan gambar, namun yang menurut saya adalah kesabaran dan alat yang di gunakan mempengaruhi hasil gambar
Misal kalau tidak menggunakan tripod, untuk ketenangan pengambilan gambar saat shoting akan terganggu, kemungkinan ada beberapa getaran dalam hasil gambar dan yang ini akan mengurangi kualitas dari gambar itu sendiri, dan yang kedua adalah saat zooming pada saat itu kadang banyak jugag yang kurang sabar dalam meng-zoom dan dalam merotasi kamera dari kanan ke kiri atau sebaliknya ada yang terlalu cepat sehingga kadang setelah di tonton hasilnya kita pusing dengan pergeraakan kamera tersebut
Jadi menurut saya itu ada beberapa yang mempengaruhi dari hasil gmabar, zooming dan kesabaran dalam menggunakan kamera
NAME: YULIANTI DIAN PERTIWI
BalasHapusNIM: A320090174
CLASS: E
Menurut pendapat saya :
1.Memegang kamera dengan baik usahakan jangan smpai bergerak sehingga tidak membuat gambar goyang.
2.Mengatur pencaayaan kamera agar pas dengan suasana yang di inginkan. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
3.Mengatur suara kamera untuk merekam agar suara yang tidak di perlukan tidak masuk dlamrekaman. Dan leih baik menggukan earphone.
4.Memfokuskanpada objek yang akan di ambil, pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
5.Hal penting dalam merekam adalah merekam dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
6.Lalu yang terakhir editing.
Name : Heni Purnaningsih
BalasHapusNIM : A. 320 090 141
Class : E
Menurut saya, materi artikel yang dipostingkan di blog tentang belajar mengoperasikan camera video. Selain itu juga diberikan contoh merk camera dan cara menggunakan camera. Contoh-contoh merk terkenal antara lain: Sony, Panasonic, Phillip, Ikegami, JVC, dan lain-lain.
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure
Aperture
Shutter Speed
(ND Filter)
(Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Cara menggunakan camera sebagai berikut:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Teknik-teknik pengambilan gambar:
• Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
• Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
• Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
• Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
• Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
• Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
• The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
• Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
• Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
• Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
• Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
• Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
• Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Rofiah Ayu Respati
BalasHapusclass A
A320090044
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
* Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
* High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
* Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
* Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
* Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
A320090034
BalasHapusclass A
berpendapat...
1. Basic Composition: Getting it right
Keep the composition simple!
Start by shooting on the level. With experience, you can learn to shoot at an angle to add dramatic impact to the shot.
Always keep your eye on what’s happening at the front and the back of the frame and NOT just on the immediate subject.
If the background is 'messy' (like my office), move the subject against a plainer-looking background. If this is not possible, use the zoom lens to frame distractions out of the shot.
Note: If zoomed in, you might have to step back to keep the subject in the frame
2. Keep your composition simple
Avoid telephone poles, wires, cables, litter and street rubbish. Use the zoom lens or physically move yourself to frame these ugly distractions out of shot. Avoid taking pictures in bright sunshine. Always move your subject into the shade where they’ll be relaxed. So will you!
Make an effort to pose your subject, otherwise you’ll end up with the typical 'school photo' result; staring straight into the lens and grinning like a prison inmate!
Candids, those shots we all love to take without actually talking or looking properly at the subject, almost always never work
3.Choosing the Right Shooting Mode
Most pictures will come out fine with the camera set to 'P' or Program Mode rather than the Auto everything mode.
For portraits, use the Portrait Mode (this helps make the background go a bit out of focus) or set the camera to Aperture Priority mode (called ‘A’ or ‘Av’) and manually choose a setting of about f4 or f5.6. This keeps things sharp on the subject, but reasonably fuzzy everywhere else.
Take care what you focus on!
For landscapes, or far-off subjects, use Landscape (or 'Mountain') mode. This locks focus into the distance and guarantees a sharper-looking distant shot.
For all action shots, use the simple Sports Action mode, or for greater user control, Shutter Priority mode (called ‘T’ or ‘Tv’). Pick a shutter speed of about 1/500s to 'freeze' the action.
(Note: if you use these 'fast' shutter speeds, you might run out of llight! If this is the case, choose an ISO sensitivity setting of 200 or 400 if there’s not much light).
4. Avoid Shooting on Full Auto Mode
Don’t shoot on Auto. This is an ‘idiot-proof’ shooting mode. None of you are idiots!
First, switch to the ‘P’ or Program Auto setting. This is also an automatic shooting mode, BUT in this mode you can override its behaviour in order to make the resulting pictures look even better (ie. lighter, darker, more contrasty, etc).
Use the optical viewfinder for normal shooting. It will give you a better idea of what you are getting in the shot because you’ll not be put off by reflections, bright sun or falling off the pavement while struggling to get the viewing angle right.
Tip: Using the LCD for composing is not the best way - it's not stable and is prone to camera shake. Hold the camera to your face and use the optical viewfinder.
Tip: When travelling, use the LCD screen only for close-ups (in the Macro mode) and for reviewing once back in the hotel. Excessive use reduces battery life significantly.
5. try all of your experience about cameras. apply that at real practice..
TRIYATUN
BalasHapusA320090007
cara mengambil gambar melalui camera:
1. pilih menu capture pada camera
2. tentukan object yang akan difoto, dan fokuskan lensa kamera pada object yang dituju.
3. setelah object tepat pada sasaran tekan capture, foto akan tersimpan secara otomatis.
4. untuk hasil yang lebih baik dalam pengaturan gambar bisa diubah dari segi wrna, waktu, background atau yang lainya sesuai dengan kebutuhan
Name : TAUFIK WAHYU SKRIPKA
BalasHapusID : A. 320090055
CLASS : B
Seiring kemajuan yang dirintis kamera digital baik yang kamera saku ataupun super-zoom, untuk menghasilkan gambar yang bagus memang dikondisikan nggak perlu mempelajari teknik secara mendalam. Namun ingat, segala sesuatu yang mudah akan dimakan waktu, begitu juga dalam dunia fotografi. Jadi sekarang marilah kita pelajari sedikit tips fotografi dasar
1. Memahami Pencahayaan
Fotografi adalah lukisan bercat cahaya. Maka, hal terpenting dalam fotografi adalah pencahayaan. Sekilas memang pencahayaan ini terkesan sulit, tapi pada dasarnya, penyetelan banyak - sedikitnya cahaya yang akan masuk dalam lensa kamera nggak begitu rumit. Kamera digital memang memiliki penyetelan cahaya secara otomatis, yang apabila di tempat terang ia akan menyesuaikan setelan rana menjadi lebih sempit sehingga hasil gambar akan normal, alias nggak berlebih cahaya (over-exposure). Tapi bagaimana di tempat gelap? Realitanya, kebanyakan kamera saku belum mampu mengatasi masalah pemotretan di tempat gelap. Dengan setelan shutter yang relatif cepat disertai dengan kondisi cahaya minim, hasil foto pasti akan buram. Solusi untuk ini tentu saja dengan memilih kecepatan rana rendah.
2. Memotretlah Tanpa Flash
Nggak semua tempat bisa dijadikan lokasi pemotretan sesuai keinginan kita. Di museum, misalnya, kita nggak bisa seenaknya menggunakan lampu flash saat memotret obyek. Untuk menyiasati larangan tersebut, coba setel ISO ke level yang paling tinggi, buka aperture atau diafragma selebarnya dan gunakan shutter yang lambat. Dengan setelan ini, ditambah dengan penggunaan tripod, niscaya gambar kita akan bebas dari minim cahaya dan keburaman. Bagaimana kalau nggak ada tripod? Jangan khawatir, dengan teknik dasar, hal-hal sepert ini bisa diatasi. Caranya, perhatikan lah posisi tangan saat memotret. Minimalisasi gerakan yang mampu mengaburkan gambar dengan menempelkan sedekat mungkin lengan yang memegang kamera ke badan kita, lalu teguhkan posisi badan. Memang, trik ini nggak bisa menggantikan posisi tripod 100%, tapi bisa sedikit mengurangi gerakan yang mampu mengaburkan gambar.
Hal diatas sangat mudah dipahami, sekarang konsentasikan teknik pemotretan ke pemilihan penempatan obyek dalam gambar. Umumnya pandangan seseorang akan tertumpu pada obyek yang berada di tengah. Dengan kata lain, obyek yang di posisikan berada di tengah gambar akan mudah terlihat kekurangannya. Untuk mengecoh pandangan penikmat foto, coba ubah penempatan posisi obyek supaya nggak pas di tengah gambar.
3. Menjelajahi Sudut
Sebaiknya jangan terpaku dengan sudut pengambilan sudut datar. Sesekali cobalah sudut pandang yang tajam dan juga sudut miring. Nantinya hasil gambar akan menarik. Masalah utama dalam fotografi salah satunya adalah keburaman. Betapapun canggihnya program manipulasi gambar, jika pada saat dipotret gambar sudah buram, akan susah untuk memperbaiki ketajaman gambar. Untuk mencegah keburaman, perhatikan selalu kecepatan shutter ketika akan memotret. Keburaman pada gambar seringkali disebabkan oleh terlalu cepatnya shutter. Idealnya, jika memotret tanpa tripod, pakailah shutter 1/125. Namun bila kita menyanggakan kamera di atas tripod, bisa pilih shutter dengan kecepatan 1/60 atau 1/30
4. Jangan Tantang Matahari
Hindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Artinya, subyek foto lah yang menghadap sumber cahaya agar gambar yang di hasilkan terang. Jika sebaliknya, subyek akan terlihat gelap, sementara bidang lain di luar subyek akan terang benderang. Hasil ini bisa dianalogikan dengan suasana gerhana matahari. Memang, teknik fotografi menentang cahaya, atau sering disebut siluet, kerap dipilih para fotografer. Tapi jika teknik kita masih dalam level pemula, sebaiknya tunda dulu pengambilan gambar siluet.
5. Hindari Zoom Digital
Banyak bagunan-bagunan yang menarik untuk difoto. Sebisa mungkin hindari penggunaan zoom digital. Gunakan saja zoom optikal. Penggunaan zoom digital dapat mengakibatkan gambar pecah, atau terlihat jelas kotak-kotak pikselnya.
Name : Puji Lestari
BalasHapusNIM : A.320090074
Class : B
Menurut saya setelah membaca artikel tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana teknik pengambilan gambar dengan kamera, belajar mengoperasikan kamera video, serta mengetahui teknik pengambilan gambar film dan televisi. Disini saya dapat menyimpulkan bahwa kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui
1. jenis-jenis kamera
2. Mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera
3. Teknik pengambilan gambar
4. Unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Dalam camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian.Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori).Bagi pengguna pemula/amatir biasanya dengan mode auto sudah cukup untuk mendapatkan gambar standar. Tetapi dalam kondisi tertentu, mode auto tidak bisa kita pakai untuk mendapatkan gambar sesuai dengan kemauan kita. Itulah sebabnya kenapa para Cameraman profesional sering menggunakan mode manual dalam mengoperasikan kamera.
Untuk prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.Dari Hollywood sampai Bollywood, pun bila masih ada Tangkiwood, teknik yang dipakai sama. Teori ini tidak hanya berlaku untuk film dan televisi, namun bisa diterapkan untuk gambar 1 frame alias fotografi, sebab ini adalah teori tentang estetika memindahkan gambar ke dalam bentuk frame.
Name : Anny Kurniawati
BalasHapusNim : A.320090028
Class: A
I think in a shooting technique that has been described in the posting links on this blog
In this case there are several ways that have been explained, ranging from basic pengguanaan camera, and along with ways to use the camera itself both technically and conceptually for the manufacture of the video itself.
There are some things that I think is vital in doing the shooting take
1. How to use the camera
2. patience
3. shooting
4. carefulness editing
5. finishing the final
In this case usually the most challenging by the image makers / cameraman is patience in pegambilan picture, maybe if technically friends can already mastered the basic concepts for shooting technique, but which I think is the patience and tools in use affect the results of image
For example if you are not using a tripod, for peace of shooting when shoting will be disrupted, there may be some vibration in the picture and that this will reduce the quality of the image itself, and the second is when zooming at the time jugag sometimes much less patient in her -in zoom and rotate the camera from right to left or vice versa is too fast, so sometimes after watching the results in us dizzy with the camera pergeraakan
So I think that there are some that affect the outcome gmabar, zooming and patience in using a camera.
“ICT”
BalasHapusAnisa supriyeni
A320 090 027
Class A
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar?
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
• Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
• Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
• Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
• Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
• Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
• Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
• Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
• Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
• Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
• Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
• One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
• Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
• Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
• Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Dessy Peruanti
BalasHapusA320090033
ICT Class A
Untuk mengambil gambar ada beberapa teknik yaitu=
1. EWS (Extreme Wide Shot) / XLS (Xtreme Long Shot)
EWS adalah teknik mengambil gambar dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas.
2. VWS (Very Wide Shot)
VWS adalah teknik mengambil gambar dengan subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya.
3. WS (Wide Shot) / LS (Long Shot)
WS adalah teknik pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
4. MS (Mid Shot)
MS adalah teknik mengambil gambar subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar.
5. CU (Close Up)
CU adalah teknik mengambil gambar karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
6. ECU (Extreme Close Up) / XCU
ECU adalah teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka.
7. Cutaway
Cutaway adalah teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya.
8. Two Shot
Two Shot adalah teknik pengambilan gambar dengan 2 subjek.
9. OSS (Over-the-Shoulder Shot)
OSS adalah teknik pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
10. Noddy Shot
Noddy Shot adalah teknik pengambilan gambar yang paling sering dipakai program berita televisi ketika mewawancarai narasumber.
11. POV (Point-of-View) / POI (Point-of-Interest)
POV adalah teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek, atau elemen tertentu lainnya.
Selain teknik diatas ada juga teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah.
“ICT”
BalasHapusAnisa supriyeni
A320 090 027
Class A
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar?
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
• Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
• Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
• Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
• Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
• Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
• Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
• Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
• Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
• Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
• Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
• One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
• Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
• Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
• Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
“ICT”
BalasHapusAnisa supriyeni
A320 090 027
Class A
Bagaimana cara atau teknik mengambil gambar?
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kondisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
• Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
• Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
• Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
• Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
• Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
• Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
• Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
• Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
• Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
• Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
• One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
• Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
• Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
• Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Dessy Peruanti
BalasHapusA320090033
ICT Class A
Untuk mengambil gambar ada beberapa teknik yaitu=
1. EWS (Extreme Wide Shot) / XLS (Xtreme Long Shot)
EWS adalah teknik mengambil gambar dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas.
2. VWS (Very Wide Shot)
VWS adalah teknik mengambil gambar dengan subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya.
3. WS (Wide Shot) / LS (Long Shot)
WS adalah teknik pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
4. MS (Mid Shot)
MS adalah teknik mengambil gambar subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar.
5. CU (Close Up)
CU adalah teknik mengambil gambar karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
6. ECU (Extreme Close Up) / XCU
ECU adalah teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka.
7. Cutaway
Cutaway adalah teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya.
8. Two Shot
Two Shot adalah teknik pengambilan gambar dengan 2 subjek.
9. OSS (Over-the-Shoulder Shot)
OSS adalah teknik pengambilan gambar dengan memasukkan bagian belakang subjek lain untuk membelakangi subjek karakter tokoh dalam frame.
10. Noddy Shot
Noddy Shot adalah teknik pengambilan gambar yang paling sering dipakai program berita televisi ketika mewawancarai narasumber.
11. POV (Point-of-View) / POI (Point-of-Interest)
POV adalah teknik pengambilan gambar dengan menekankan sudut perspektif dari subjek, atau elemen tertentu lainnya.
Selain teknik diatas ada juga teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah.
nama : Dwi Supatmi
BalasHapusNIM : A320090035
Class : A
Cara menggunakan camera sebagai berikut:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Teknik-teknik pengambilan gambar:
• Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
• Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
• Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
• Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
• Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
• Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
• The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
• Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
• Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
• Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
• Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
• Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
• Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
nama : Dwi Supatmi
BalasHapusNIM : A320090035
class A
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure
Aperture
Shutter Speed
(ND Filter)
(Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Cara menggunakan camera sebagai berikut:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Teknik-teknik pengambilan gambar:
• Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
• Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
• Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
• Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
• Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
• Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
• The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
• Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
• Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
• Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
• Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
• Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
• Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Name:Endah Dwi Astuti
BalasHapusNIM :A 320090017
Class: A
Menurut saya setelah membuka link tersebut kita dapat mengetahui dan belajar bagaimana cara mengoperasikan kamera secara benar. Adapun teori-teori tentang beberapa teknik pengambilan gambar sebagai berikut:
The Main Control
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure
* Aperture
* Shutter Speed
* (ND Filter)
* (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
* Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
* High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
* Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
* Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
* Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Name : Yoga Purnawan
BalasHapusNIM : A320.090.220
Class : E
Banyak faktor yang mempengaruhi bagus atau tidaknya hasil dari pemotretan, namun faktor yang menentukan bagus atau tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan bagaimana pencahayaannya. setelah itu objek baik foto ataupun video bisa di edit lagi agar mencapai hasil yang lebih bagus. Cara mengedit foto salah satunya yaitu dengan menggunakan aplikasi adobe photoshop ataupun photoscape. Ada beberapa hal yang sangat vital dan perlu diperhatikan dalam melakukan pengambilan gambar,antara lain:
1. Cara penggunaan kamera
2. Kesabaran
3. Pengambilan gambar
4. Kejelian editing
5. Finishing akhir
Di dalam pengambilan gambar sebaiknya kita juga memperhatikan angle yg tepat dan menarik , sehingga hasil dari pemotretan akan terlihat sempurna.
Name : Ayu Fitriana Widyaningrum
BalasHapusNim : A. 320 090 066
Class : B
Menurut saya, hal pertama yang harus diperhatikan dalam pengambilan sebuah gambar dan video adalah kualitas kamera video yang kita gunakan. Hal ini sangat mempengaruhi gambar dan video yang kita ambil. Selain itu, kita juga dapat mendapatkan kualitas gambar dan video lebih bagus lagi jika kita bisa mengetahui beberapa cara – cara dan teknik – teknik yang harus diperhatikan. Dalam materi ini, kita dapat mempelajari seluk beluk bagaimana suatu gambar dan video tersebut menjadi lebih berkualitas. Dari materi ini, kita dapat mengaplikasikan beberapa jenis teknik – teknik dalam proses pengambilan gambar sampai dengan proses editing dan dapat menghasilkan gambar sesuai dengan yang kita inginkan.
Yang perlu di ingat yakni dalam pengambilan sebuah rekaman gambar video yang harus kita lakukan dahulu adalah menentukan obyek yang akan kita rekam. Penentuan obyek ini sangat penting agar kita nanti tidak bingung saat proses merekam itu berlangsung. Menurut saya, untuk menghasilkan rekaman gambar dan video yang baik, yang harus diperhatikan adalah kita harus membuat gambar tersebut setajam mungkin. Hampir disemua kamera video sudah dilengkapi dengan failitas fokus otomatis. Di berbagai aktivitas, fasilitas ini sangat berguna untuk menjamin apa yang kita rekam baik obyek yang bergerak maupun diam, kondisi yang rendah cahaya, dan dalam situasi ramai dikerumunan akan memilki ketajaman yang baik dan fokus. Untuk mendapatkan hasil gambar video yang baik dan fokus saat kita merekam obyek yang berada di banyak kerumunan orang, kita manfaatkan pengaturan zoom in atau close up dan masih banyak yang lainnya. Menurut saya, materi ini sangat berguna untuk kita, terlebih lagi untuk pengguna pemula.
Name:Fitri Ningsih
BalasHapusNIM :A320090040
Class : A
Menurut saya banyak sekali teknik yang dapat digunakan dalam pemotretan, tapi faktor yang menentukan bagus tidaknya objek itu salah satunya dari camera yang digunakan dan pencahayaan. setelah itu objek foto ataupun video dapat di edit lagi,untuk mencapai hasil yang lebih bagus dapat dengan cara pengeditan foto dengan aplikasi pengedit foto.
Dan ada beberapa cara untk mendapatkan gambar yg baik.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah
Nama : Ayu Fitriana Widyaningsih
BalasHapusNim : A320090067
Class : B
Menurut saya terutama bagi pemula seperti kita, informasi yang telah dipaparkan mengenai cara atau teknik yang bisa digunakan dalam menggunakan dan mengoperasikan kamera video tersebut sangatlah membantu kita dalam mengambil gambar sesuai dengan keinginana kita dengan hasil yang sangat memuaskan. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan gambar atau foto dengan baik dan sempura. Disini,saya akan memberikan beberapa cara atau teknik jitu untuk mendapatkan hasil jepretan yang baik, diantaranya yaitu
1. pertama-tama kita harus bisa memegang kamera video tersebut dengan baik dan benar, gunakan satu tangan sebelah kanan untuk memegang kamera agar kita mudah untuk mengambil gambar.
2. Kualitas kamera juga sangatlah penting, agar mendapatkan hasil jepretan yang memuaskan kita bisa memilih kamera yang mempunyai resolusi yang tinggi dan kualitas terbaik agar gambar yang diperoleh lebih tajam dan bagus.
3. kemudian kita harus mempelajari fungsi-fungsi dari berbagai tombol yang ada di kamera tersebut, jangan sampai kita salah memencet tombol, karena apabila kita salah memencet tombol yang ada di kamera tersebut, kemungkinan akan terjadi kesalahan yang fatal atau kehilangan hasil jepretan kita.
4. Apabila kita akan mengambil gambar, arahkan kamera tersebut pada objek yang akan kita jepret dan hal yang terpenting dalam mengambil gambar adalah focuskan kamera pada objek yang kita inginkan. Kita juga bisa menggunakan tripod untuk menjaga gambar agar tetap stabil.
5. Apabila kita akan mengambil gambar pada malam hari, kita dapat menggunakan modus malam agar mendapatkan hasil yang bagus dan tetap cerah. Pada tombol white balance, kita dapat memilih otomatis agar kamera dapat mengatur secara otomatis dalam segala kondisi.
6. Kita juga bisa menggunakan berbagai tombol yang ada di kamera tersebut seperti zoom in, zoom out, timer, sound ,filter colour, exposure dll sesuai dengan keinginan kita dalam mendapatkan hasil yang baik, tajam dan memuaskan.
NAMA : TRI AGUSTIN RACHMASARI
BalasHapusNIM :A.320090057
KELAS : B
Comment
Artikel tentang cara mengoperasikan camera video sangat lengkap mulai dari cara mengontrol cemera,cara menyetel white balance,bagaimana menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).Selain itu juga di lengkapi dengan Prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dengan penjelasan yang sangat detail sehingga mudah untuk di pahami. Saya dapat mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar terhadap suatu objek, serta unsur-unsur dalam pengambilan gambar.Jadi, dengan membaca artikel ini saya mendapatkan banyak informasi menarik tentang cara membuat video/film.
Name : Isnaini Muslimah
BalasHapusNim : A 320090 072
Class : B
Dari artikel cara Belajar Mengoperasikan Kamera Video, saya lebih mengerti bagaimana cara mengoperasikan camera video dengan benar karena di artikel sudah di penuhi dengan cara-cara mengoperasikan kamera mulai dai awal sampai akhir menggunakan kamera. Tekhnik yang digunakan secara benar dalam pengambilan gambar atau objek yang di inginkan. Dan cara pengambilan gambar dengan kamera yang benar mulai dari cara memegang kamera, zoom, suara sampai dengan gambar pengisi. Artikel ini lengkap dengan istilah yang di gunakan dalam kamera yang di sertai pengeratiannya sehingga kita lebih bisa memahaminya.
Name: Ririn Nur Indah Sari
BalasHapusNIM: A 320 090 073
Class: B
Menurut saya informasi di atas sangat lah penting buat kita semua.banyak kamera atau kamera video yang bagus merk nya tetapi kalau cara penggunaan nya tidak benar hasilnya pun tidak akan bagus. ada 6 control dasar pada kamera dengan penjelasan nya. apabila cara-cara atau metode dibawah dilakukan dengan benar hasilnya akan bagus.
1 Exposure
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
• Aperture (diafragma)
•Shutter Speed
•(ND Filter)
•(Gain)
2 Filter Colour
Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance :
* Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
* Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
* Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
* Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
* Kamera siap untuk merekam.
Catatan : kamera harus di-white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
4.Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek
Zoom In : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom Out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
•Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa
•Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
5 Focus
Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
Depth of Field (DOF) atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan Depth of Field:
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
6 Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).
Name : Wiwik Setyo Wahyu
BalasHapusClass : B
NIM : A320090059
ICT Assignment
Dalam artikel tersebut sudah dijelaskan banyak hal Camera, Setelah membaca artikel tersebut, kita dapat mengetahui bagaimana teknik mengambil gambar dengan kamera, belajar mengoperasikan kamera video, serta mengetahui teknik pengambilan gambar film dan televisi. Disini saya dapat menyimpulkan bahwa kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Untuk menjadi kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengetahui cara-cara atau teknik memegang kamera, Teknik pengambilan gambar, Unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Dalam camera video ada berbagai macam merk, bentuk, dan varian.Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori). Untuk prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.Teori ini tidak hanya berlaku untuk film dan televisi, namun bisa diterapkan untuk gambar 1 frame alias fotografi, sebab ini adalah teori tentang estetika memindahkan gambar ke dalam bentuk frame.
Dalam link ini sangat membentu proses pembelajaran dalam pengaplikasian Teknik Pengambilan Gambar, Cara Pengambilan Gambar Dengan Kamera dan Mengoperasikan Kamera Video.
BalasHapusDi dalam 3 link ini di jelaskan teknik – teknik yang lazim digunakan dalam proses pengambilan gambar. Dalam http://luqmanhakim.multiply.com/ disini dijelaskan teknik pengambilan gambar dan disertakan dengan contoh kongritnya, ini sangat membantu dalam memahami penjelasan yang diberikan, sedangkan pada http://www.rezapahlevi.net/videografi/belajar-mengoprasikan-kamera-video, dan http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera. Lebih mengarah ke teori mengenai dasar penggunaan dan pengambilan gambar menggunakan kamera.
Dalam penjelasan dalam ketiga link ini sangat membatu proses pembelajaran yang sedang saya jalani, dan ini juga sejalan dengan project video yang sedang kami kerjakan, so helpfull.
Thanks sir.:-)
Nama : Hanggara Putra Pratama
BalasHapusKelas : B
NIM : A.320090046
Dalam link ini sangat membentu proses pembelajaran dalam pengaplikasian Teknik Pengambilan Gambar, Cara Pengambilan Gambar Dengan Kamera dan Mengoperasikan Kamera Video.
Di dalam 3 link ini di jelaskan teknik – teknik yang lazim digunakan dalam proses pengambilan gambar. Dalam http://luqmanhakim.multiply.com/ disini dijelaskan teknik pengambilan gambar dan disertakan dengan contoh kongritnya, ini sangat membantu dalam memahami penjelasan yang diberikan, sedangkan pada http://www.rezapahlevi.net/videografi/belajar-mengoprasikan-kamera-video, dan http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera. Lebih mengarah ke teori mengenai dasar penggunaan dan pengambilan gambar menggunakan kamera.
Dalam penjelasan dalam ketiga link ini sangat membatu proses pembelajaran yang sedang saya jalani, dan ini juga sejalan dengan project video yang sedang kami kerjakan, so helpfull.
Thanks sir.:-)
Nama : Indratama Adi. P
BalasHapusNim : A.320090006
Kelas : A
Ada beberapa teknik untuk pengambilan gambar atau video ,berikut teknik -teknik yang sering di gunakan:
1.SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR [CAMERA ANGLE].
a.Bird Eye View.
Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas di ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak di bawah begitu kecil.
Pengambilan gambar dengan cara ini biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung -gedung tinggi.
Kalau anda suka melihat film-film Hollywood, tentunya teknik yang ini tidak asing lagi bagi anda.
b.High Angle.
Teknik pengambilan gambarnya dengan sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar yang seperti ini memilki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c.Low Angle
Pengambilan gambar teknik ini yakni mengambil gambar dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
Kesan yang di timbulkan yaitu keagungngan atau kejayaan.
Biasanya teknik ini sering di gunakan untuk membuat sebuah karakater monster atau manusia raksasa.
d.Eye Level
Pengambilan gambar ini dengan sudut pandang sejajar dengan mata objek,tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkna pandangan mata seseorang yang berdiri.
e.Frog Level.
Sudut pengambilan ini di ambil sejajar dengan permukaan tempat objek menjadi sangat besar.
2.UKURAN GAMBAR[FRAME SIZE]
a.Extreem Close-up [ECU].
Pengambilan gambar sangat dekat sekali,hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek.
Fungsinya untuk kedetilan suatu objek.
b.Big Cloe-up[BCU].
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek.
Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang di keluarkan oleh objek.
c.Close-up[CU].
Ukuran gambar hanya sebatas dari ujung kepala hingga leher.
Fungsinya untuk memberi gambaran jelas tetang objek.
d.Medium Close-up[MCU].
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada.
Fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e.Mid Shoot[MS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang.
Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f.Kneel Shoot[KS].
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut.
Funsinya hampir sama dengan Mid Shoot.
g. Full Shoot[FS]
Pengambilan gambar penuh dari kepala hingga kaki.
Fungsinya memeperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h.Long Shoot [LS]
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Fool Shoot.
Untuk mnujukan objek dengan latar belakangnya.
i.Extreem Long Shoot [ELS].
Pengambilan gambar melebihi long Shoot,menampilan linkungan si objek secara utuh.
Untuk menunjukkan objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j.1 Shoot.
Pengambilan gambar satu objek.
Fungsinya memperlihatkan seseorang atau benda dalam frame.
k.2 Shoot.
Pengambilan gambar 2 objek
Untuk memperlihatkan adegan 2 orang yang sedang berkomunikasi.
l.3.Shoot
Pengambilan gambar 3 objek untuk memperlihatkan 3 orang yang sedang mengobrol.
m.Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek
Untuk memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan aktifitas.
Nama : Agustina.
BalasHapusNim : A.320090032
Kelas : A
Cara pengambilan gambar yang benar harus mempelajari teknik berikut :
Teknik Memotret Dasar
Setiap orang memiliki teknik tersendiri dalam melakukan pemotretan. Hal yang penting dalam teknik memotret adalah hasil gambar yang baik dan berkualitas. Pada dasarnya, gambar atau foto yang baik memiliki pencahayaan dan ketajaman gambar yang seimbang. Ketajaman gambar dihasilkan dari bidikan lensa yang fokus pada objek.
Untuk memfokuskan objek, ada kamera yang sudah disetel otomatis dan ada yang harus dilakukan secara manual. Ketajaman gambar dapat dilihat dari kejelasan gambar atau objek yang dibidik. Untuk pencahayaan disesuaikan dengan kondisi sekitar. Jika pencahayaan dirasa kurang, dapat dibandu dengan cahaya tambahan. Pintar mengatur fokus objek juga merupakan salah satu teknik memotret dasar.
1. Teknik Memotret Dasar - Kenali Kamera Anda Lebih Dulu
Teknik memotret yang paling dasar yang harus Anda ketahui adalah mengenali kamera Anda. Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat produsen kamera berlomba meningkatkan inovasi dan kualitas kamera. Kini, kamera jenis digital mulai digemari karena kepraktisannya.
Meskipun sudah cukup banyak, kamera jenis manual (menggunakan seluloid) masih lebih sering digunakan. Saran untuk pemula ketika akan memelajari teknik memotret sebaiknya gunakan kamera manual, karena di situ ada seni dan teknik memotret yang memerlukan keahlian tersendiri. Untuk pemula, penggunaan kamera digital sangat memudahkan pengguna untuk melakukan pengambilan gambar berulang-ulang, tetapi nantinya akan kesulitan jika teknik memotret sudah mencapai tahap lanjutan.
2. Teknik Memotret - Mengenal Fitur Kamera Lebih Dulu
a. Teknik Memotret - Flash
Biasanya dalam setiap kamera dilengkapi dengan perangkat ini. Lampu flash dapat membantu pengambilan gambar di ruang yang minim cahaya. Lampu flash dapat disetel pada posisi otomatis atau manual. Teknik memotret menggunakan flash ini nantinya akan memberikan efek berbeda pada gambar.
b. Teknik Memotret - White Balance
Fitur ini mengatur penyesuaian warna cahaya. Pilihan pada fitur ini beragam bergantung kondisi cuaca yang dihadapi. Pengaturannya bisa disesuaikan pada kondisi terang/siang, berawan, dan di bawah lampu neon. Fitur ini melengkapi semua kamera, dan siap membantu Anda dalam belajar memahami teknik memotret.
c. Teknik Memotret - Eksposure
Sebelum pengambilan gambar, Anda dapat menyetel tingkat kecerahan. Jika angka eksposure yang digunakan kurang dari 0, hasil gambar akan tampak lebih gelap. Sebaliknya, jika angka eksposure di atas 0, hasil gambar akan tambah cerah/terang. Perhatikan hal ini, karena nantinya akan memengaruhi teknik memotret yang Anda lakukan.
d. Teknik Memotret - Ukuran dan Dimensi Foto
Ukuran dan dimensi foto yang diinginkan dapat disesuaikan bergantung kapasitas resolusi pixel yang dimiliki kamera. Untuk menghasilkan gambar ukuran kecil, sebaiknya tidak menurunkan kapasitas pixel. Gunakan kapasitas pixel yang maksimal agar kualitas gambar saat dicetak lebih baik. Untuk mengubah ukuran, gunakan aplikasi pengolah foto seperti Adobe Photoshop. Teknik memotret nyatanya juga akrab dengan berbagai teknik aplikasi, dan Photoshop salah satunya.
e. Teknik Memotret - Fitur Anti Mata Merah
Fitur ini dapat mengatur agar gambar yang ambil tidak menghasilkan mata merah. Biasanya, hasil gambar pada saat memotret wajah sering menghasilkan mata merah. Fitur anti mata merah atau red eye mampu menghasilkan gambar tanpa adanya titik merah pada mata. Namun, jika pada kamera tidak ada fitur ini, dapat dilakukan pengeditan efek mata merah pada program aplikasi pengolah gambar seperti Acdsee atau sejenisnya.
Name : Norma Pratiwi M N
BalasHapusNIM : A32090168
Class : E
Beberapa link diatas menjelaskan tentang berbagai macam cata/ teknik capturing/ mengambil gambar dari berbagai macam jenis kamera/ video shooting.link tersebut berguna bagi mahasiswa agar mengerti cara mengoprasikan kamera dengan baik dan mengerti berbagai macam jenis kamera. sebelum mengoprasikan kamera seharus nya kita mengerti enam control dasar pada kamera yaitu :
1. Exposure
• Aperture
• Shutter Speed
• (ND Filter)
• (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Setelah mengetahui 6 control dasar pada kamera kita juga harus mengetahui beberapa teknik dalam mengambil gambar yaitu:
* Extrem Long Shots (ELS / Wide Shots)
Taking pictures in this way is used for "Establishing shot" (shot to establish situation). Kind of drawing gives the orientation of the audience not only at one location, but also the atmosphere, context, and the overall situation. Whenever we want to change the scene on our videos, we must re-orient the audience to Establishing a new shot.
* Long Shot (LS)
This picture shows people from head to toe. We also have to be careful with the head room (space around the head). Too much space above the head will make the image look strange, so anything too much space in the foot. Principle must be proportional.
* Mid Shot (MS) or Medium Close-up (MCU)
This image shows the man from the waist up to the head. Types of images like these are widely used during the interview.
* Close up (CU)
This picture shows people from the chest to the top to the head and is ideal for showing the most important parts of a scene or emotional. However, it must be remembered better display the heads of people as a whole rather than not displaying the chin, apalafi when they speak.
* Extreme Close-up (ECU)
This image is usually used to show detail, and more emotional show that will be delivered from the object.
A third rule
A good guide to the composition of the image is to use a third rule, which means that we must imagine our frames (pictures taken our camera) is divided into three parts. Actions / deeds and objects placed right in the middle slice of the virtual vertical and horizontal lines, this placement will make the image much more interesting. Do not put the people we record in the center of the frame just because we feel he's quite important. It would be much better if we put it on the horizon or 2 / 3 part of the upper frame or 2 / 3 part of the bottom frame. If we record a person who was standing disebuah scene scent lasts a long time, it would be good if we put these people a little more to the left or right of the frame. This arrangement will allow the person to speak facing parts / blank space in the frame. Space is called the space for the nose (nose room).
Getting Good Picture Quality
* Focus
Creating an image as sharp as possible is very important. Nearly all cameras equipped with auto focus (auto focus). In many situations, this facility will ensure that we record what has the focus sharpness.
Name : Amellia E Pratiwi
BalasHapusNIM : A320090173
Class : E
Tips To Make A Better Video:
1. Get a good Tripod, and Use It - The first step in improving your videos is stabilizing them.
2. Learn When to Pan, Zoom and Use Other Moves - One of the most common video mistakes is making constant movements and adjustments.
3. Do a Little Shot Composition - The purpose of taping something is so you will be able to remember and enjoy it later.
4. Learn Your Camcorder Like the Back of Your Hand - The best videographers know every function of their camcorder and could operate it with their eyes shut.
5. Tell a Story - If you don't have the time to formally edit your videos, use in camera editing (i.e., the fancy name for pressing record and pause at just the right times) to neatly follow some chronological path and tell a story.
6. Put a Tiny Amount of Money into a Lavaliere Microphone - The best audio purchase that you can make if you're mostly doing home videos is a lavaliere (la
7. Look Into Lighting - A lot of image quality problems can be solved by employing some simple lighting techniques.
8. Interviews - A great way to improve your videos is to interview subjects. Interviews can provide good insights through the actual words of the people .
9. Pack Well - Every videographer has their favorite video goodies that they keep in their bag, but there are some basic things that every camcorder owner should carry with them.
10. Have Fun! - They key to making good videos is enjoying yourself. Always find new and interesting things to do and to shoot to make your camera experiences fun and exciting. Experiment with your camera and see what you enjoy and what works well for you...
Ihwan Rosidi S
BalasHapusA_320090038
A
Banyak cara yang dapat dilakukan agar hasil pemotretan berkualitas mengesankan. Perhatikanlah hal yang paling terkecil sampai terbesar dalam hal pemotretan. Menurut saya, inilah tips agar hasil pemotretan lebih mengesankan.
1. Atur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar. Keuntungan dari mode ini adalah memungkinkan Anda dapat mencetaknya dalamukuran terbesar tanpa ancaman warna foto pecah. Selain itu Anda juga dapat memotong bagian yang tidak dikehendaki pada foto tersebut.
2. Gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal. Banyak gambar hasil kamera digital memakai format JPEG. JPEG menghasilkangambar yang buruk jika dikompresi berlebihan. Agar gambar Anda tampak seperti aslinya, gunakan pengaturan kualitas dengan level maksimal.
3. Pakai tipe gambar JPEG. Keuntungan yang diperoleh dati ini adalah Anda bisa mengolahnya lagi dengan Adobe Photoshop.
4. Perhatikan bahwa Whitte Balance itu penting. Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera Anda bisa membaca pewarnaan dari cahayayang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untukmengoptimalkan white balance.Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agarAnda memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar.
5. Jangan lupa mengatur "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO". Hasil gambar akan lebih jernih jika Anda menggunakan ISO rendah, namun sensitivitaskamera dalam menangkap cahaya menjadi lebih rendah. Sementara jika memakai ISOterlalu tinggi, seperti dilansir Dale laboratories, hanya akan menimbulkan noise padagambar.
6. Optimalkan penggunaan Histogram. Dengan menggunakan histogram Anda dapat melihat seberapa optimal sensitivitassensor kamera dalam menangkap gambar.
7. Hindari menggunakan zoom secara digital. Sebaiknya jangan menggunakan zoom secara digital karena hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros. Selain itu hasil bidikan, jika menggunakan zoom secara digital, tidak sebagus jika menggunakan zoom lensa.
8. Belilah kartu Memori berkualitas profesional. Kecepatan rekam pengambilan gambar dengan memakai memori yang berkualitastinggi dapat mengimbangi teknologi kamera Anda. Keuntungannya, dengan memori berkualitas tinggi Anda tidak perlu mengkhawatirkanterjadinya pergeseran warna dalam foto.
9. Copy/manyalin hasil foto dalam CD atau DVD. Alangkah bijaksana pastikan copy/menyalin seluruh kreasi foto-foto Anda dalam CDatau DVD, sebagai antisipasi jika hard drive Anda rusak.(break down)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAME :ANIK SULISTYANINGSIH
BalasHapusNIM : A3200900022
CLASS : A
In my opinion, the article is posted blog about learning to operate a video camera, filming techniques and television, and ways of taking pictures with the camera is so clear and complete, which can provide knowledge in the use and retrieval of images correctly. It can be seen from the contents of the article. In terms of language, the author presents this article with a simple language, and easy to understand. Judging from the context, the author presents a very complete article, sequential, and clear because accompanied by the pictures in every explanation that allows the reader to apply it. So I think the article is already very good, because in every foreign term that we encounter has also given a complete explanation and direction. This article is perfect for beginners who want to learn about photography and film. To become a cameraman must know the types of cameras, know-how or techniques hold the camera, shooting technique, the elements in the shooting, including:
1. How to hold Video Camera
2. Zoom
3. Vote
4. Panning & Tilting
5. Focus, Exposure and White Balance (color balance)
6. Cutaways (filling the picture)
Now the camera can make you take pictures easier than the last period. There is always room for improvement, to help you take good pictures with.
Nama : Novie Ima F
BalasHapusNIM : A 320090018
Class : A
Menurut saya , artikel tersebut berisi tentang bagaimana cara mengoperasikan kamera video, film dan televisi teknik, dan cara mengambil gambar dengan kamera begitu jelas dan lengkap, yang dapat memberikan pengetahuan dalam penggunaan dan pengambilan gambar dengan benar.
Cara memegang kamera Video sebagai berikut :
1. Menggunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah.
2. Zoom. Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod.
3. Suara. Perlu diperhatikan mengenai suara.
4. Peraturan 10 detik. Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lamadam hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu.
5. Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal).
6. Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) . Periksa selalu fokus dan exposure.
7. Tanggal dan Waktu. Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan.
Beberapa angle yang mungkin dapat menginspirasi dalam pengambilan gambar:
Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan diatas tanah.
Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan.
Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
Circle / circular track, kamera mengitari obyek.
Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Name: Yunita Fitriawati
BalasHapusNIM: A.320090043
Class: B
Dalam Tugas akhir pembuatan video, banyak cara dan teknil dalam pengambilan gambar foto atau video.hal ini cukup membantu belajar mahasiswa untuk mendapatkan hasil akhir video maksimal,berikut tekniknya:
Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
•Objek bergerak sejajar dengan kamera.
•Walk In yaitu Objek bergerak mendekati kamera.
•Walk Away yaituObjek bergerak menjauhi kamera.
Name : Fahmawati Isnita Rahma
BalasHapusNIM : A320090025
Class : A
Kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Banyak tehnik dalam pengambilan foto atau video menggunakan kamera yaitu :
1.Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2.High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4.Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5.Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Nama: Rina Ardian Wijayanti
BalasHapusNIM : A320090075
Class: B
dalam artikel ini menurut saya sangat membantu mahasiswa dalam mengerjakan atau membuat video yg di berikan.....
Dalam link ini sangat membentu proses pembelajaran dalam pengaplikasian Teknik Pengambilan Gambar, Cara Pengambilan Gambar
Dengan Kamera dan Mengoperasikan Kamera Video.
Di dalam 3 link ini di jelaskan teknik – teknik yang digunakan dalam proses pengambilan gambar.
Untuk menjadi kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengetahui cara-cara atau teknik memegang kamera, Teknik pengambilan gambar, Unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
Dalam camera video ada berbagai macam merk, bentuk.Media penyimpanan gambar antara lain: Betacam, Dvcam, Dvc-pro, MiniDV, maupun berbentuk card (kartu memori). Untuk prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.
Aziz Wira Pradana
BalasHapusA 320090097/Class C moved to D
menurut saya dalam mengambil foto yang bagus diperlukan beberapa teknik yang tepat dalam membidik suatu objek, diantaranya adalah:
1. EWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
2.VWS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
3.WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
4.MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
5.MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
6.CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
Name : Rahmad Fudi Istanto
BalasHapusNIM : A320090213
Class : F
How to capturing Picture?
Tidak ada yang beda cara memotret dengan kamera analog maupun kamera digital.
Tip nya adalah jangan memotret dengan sumber sinar dari belakang, kalau tidak terhindarkan, gunakan lampu kilat.
Tekan tombol Shutternya perlahan-lahan dan bukan ditekan dengan kejut, karena gambar akan goyang atau hasil pemotretan menjadi miring.
Pada kamera pasti ada yang namanya Apperture atau diaphragma atau bukaan lensa yang mengatur seberapa banyak sinar yang bisa masuk.
Juga ada yang namanya Speed atau Shutter atau kecepatan yang mengatur berapa lama sinar yang masuk tersebut akan di ambil.
Kalau fungsi kameranya di posisi AUTOMATIC, maka kamera akan mengatur antara Apperture dengan Speed sedemikian sehingga diperoleh gambar yang terbaik dan tidak goyang.
Kalau objek terlalu gelap, maka secara otomatis, lampu kilat akan ikut dihidupkan.
Untuk mendapatkan hasil gambar yang objeknya tajam namun latar belakangnya buram, maka digunakan cara di mana Apperture dibuat angkanya rendah dan baru Speednya disesuaikan dengan kondisi sinar.
Untuk mendapatkan hasil gambar di mana objek bergerak tidak tampak bergerak, maka digunakan cara di mana Speed dibuat angkanya rendah dan baru Apperturenya disesuaikan dengan kondisi sinar.
Landscape adalah pengambilan foto mendatar dan portrait adalah pengambilan foto tegak.
Jadi itu hanya cara apakah gambar yang akan diambil, hasilnya mendatar atau tegak.
Biasanya, gambar pemandangan atau kelompok orang, maka gambar harus diambil secara mendatar dan gambar 1 ~ 5 orang dengan keseluruhan badan terambil, maka gambar diambil secara tegak.
Di kamera digital yang otomatis, biasanya ada fungsi yang disebut sebagai Landscape itu tujuannya untuk memotret pemandangan yang hasil keseluruhannya baik di bagian depan maupun belakang, semuanya tajam.
Demikian juga ada fungsi Portrait yang tujuannya adalah memotret 1~3 orang setengah badan dengan objek tajam dan bagian belakang tidak tajam.
Usahakan sebisa mungkin JANGAN menggunakan fungsi TELE, karena hasilnya tidak tajam dan kemungkinan hasilnya goyang sangat besar.
Mita Permanasari
BalasHapusA 320 090 212
Class F
Menurut pendapat saya ketiga artikel di atas sangat bermanfaat bagi seseorang yang sedang belajar mengoperasikan kamera. Tiap artikel memperkenalkan secara detail tentang hal-hal yang berhubungan dengan dunia fotografi terutama kamera. Pada artikel pertama yang berjudul “Belajar Mengoperasika Kamera Video” menjelaskan tentang 6 control dasar pada kamera yaitu: Exposure (Aperture ,Shutter Speed, ND Filter, Gain), Filter Colour, White Balance, Zoom, Focus, Audio Levels. Kemudian pada artikel yang berjudul “Cara Pengambilan Gambar dengan Kamera” menjelaskan tentang fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll. Selanjutnya pada artikel yang terakhir menjelaskan tentang prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi.
Selain bermnanfaat bagi seseorang yang sedang belajar mengoperasikan kamera, artikel tersebut juga sangat bermanfaat bagi masyarakat umum termasuk kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai bahan referensi. Berikut ini ada 2 istilah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan kamera:
1. ASA/ISO FILM
Fotografer pemula seringkali memilih angka ISO yang sangat tinggi untuk kondisi cahaya yang minim. Hal ini dapat dimaklumi karena tujuannya adalah untuk memperoleh waktu exposure yang cukup. Prinsipnya sudah benar. Namun jangan berlebihan. Apalagi ISO 800 sudah memadai untuk shutter time yang singkat, untuk apa memilih ISO 1600. ASA/ISO film berfungsi untuk menentukan kepekaan cahaya.
2. FLASH/LAMPU KILAT
Lampu kilat berfungsi untuk menerangi objek yang kita foto di waktu gelap ataupun kondisi cahaya minim. Bisa juga digunakan untuk menerangi objek saat pemotretan dengan kontras cahaya tinggi.
Memotret menggunakan flash, cahaya yang dihasilkan tidak alami. Hasil foto cenderung terang di bagian depan, sementara di bagian belakang objek gelap bahkan tidak terlihat sama sekali.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNAME : MUTIYAH NURAINI W
BalasHapusNIM: A 320 090 217
CLASS: F
Menurut saya, ketiga link-link di atas sangat bermanfaat bagi pembacanya. Link-link tersebut memberikan informasi dasar yang sangat mendetail tentang bagian-bagian camera dan video serta bagaimana cara penggunaan dan teknik pengambilan gambar yang baik dan benar. Jadi link tersebut sangat berguna bagi pemula yang ingin mendalami dunia phothograpy atau perfilman, terutama bagi mahasiswa ICT yang sedang melakukan project pembuatan film yang berisi tentang materi pembelajaran bahasa Inggris.
Mahasiswa dapat mempraktekkan cara – cara atau tips yang terdapat dalam link tersebut. Kamera dengan resolusi yang tinggi menentukan kualitas gambar dan video serta audio. Ditambah lagi ketika mereka mengetahui bagaimana mendapatkan posisi dan teknik pengambilan gambar yang baik. Istilah-istilah dalam camera dan video, cara – cara pengambilan gambar, teknik-teknik yang benar dalam pengambilan gambar, yang disajikan dalam beberapa link tersebut memberikan informasi yang sarat untuk mahasiswa dalam menunjang pembuatan salah satu media pembelajaran yang akan digunakan dalam belajar – mengajar.
Sebuah kesimpulan yang bisa saya tarik dari beberapa link di atas adalah untuk mendapatkan gambar yang bagus, dipengaruhi oleh banyak faktor. diantaranya adalah resolusi kamera, proses pencahayaan, teknik pengambilan gambar berdasar kemiringan sudut, situasi, emosi pemain, dll.
NAME : NURCAHYANI RETNO P
BalasHapusNIM : A320090138
CLASS : D
Teknik Pengambilan Gambar Film dan Televisi
Prinsip-prinsip dasar teknik pengambilan gambar dalam dunia film dan televisi, hal yang berlaku sama di mana pun di seluruh industri film dan televisi dari berbagai negara di seluruh dunia.
Sebagai catatan, teori ini tidak hanya berlaku untuk film dan televisi, namun bisa diterapkan untuk gambar 1 frame alias fotografi, sebab ini adalah teori tentang estetika memindahkan gambar ke dalam bentuk frame.
EWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
VWS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
ECU (Extreme Close Up)
ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Catatan: ECU terkadang disebut juga dengan istilah XCU.
NAMA:RAHMAD MARLIYANTO
BalasHapusNIM:A320090124
KLAS:D
Pendapat saya mengenai link2 blog tersebut sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa khususnya saya dan kelompok video ict saya,tapi dengan adanya kamera standar bagus tersebut,apakah mungkin bisa di aplikasikan di kamera milik mahasiswa yang notabennya standar dibawah kualitas kamera yang bagus.terima kasih
For Rahmad; That's the challenge.
BalasHapusNur
nama:rio ardiantama s
BalasHapusnim:A320090024
class:A
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusName : Hidayati Sholihah
BalasHapusNIM : A320090163
Class: E
Menurut saya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baiknya jika seorang juru kamera persiapan-persiapan sebagai berikut:
a. Penguasaan terhadap perangkat kamera yang akan digunakan. Sebaiknya mengikuti aturan penggunaan yang tertulis pada manual book. Pahami kelebihan dan kekurangannya.
b. Setelah paham dengan seluk beluk kamera, pahami juga adegan apa dan teknik yang bagaimana yang diinginkan.
c. Membuat breakdown peralatan yang akan digunakan seperti baterai, mikrofon, kabel extension, dll.
d. Pastikan baterai dalam kondisi prima dan penuh, dan semua fasilitas di kamera berjalan dengan baik.
Khotimah Ermawati P.
BalasHapusA 320090146
Class: D
Setelah menbuka link yang terlampir, informasi yang terdapat di link ini sangat membantu dalam proses belajar mengolah video. Dalam link ini telah dijelaskan cara untuk mengoperasikan kamera video yaitu dapat dipelajari dari http://www.rezapahlevi.net/videografi/belajar-mengoprasikan-kamera-video, dan cara pengambilan gambar dengan kamera dapat dipelajari dari link http://www.rezapahlevi.net/videografi/cara-pengambilan-gambar-dengan-kamera. Informasi yang terdapat dalam link ini dapat digunakan oleh pemula yang ingin belajar membuat video. Hasil dari pengolahan video juga bisa lebih maximum. Langkah demi langkah dan bagian dari kamera telah dijelaskan secara detail dilink ini. Jenis kamera yang digunakan untuk mengambil gambar juga bisa mempengaruhi kualitas video yang dihasilkan. Maka dari itu sebaiknya para pemula terlebih dahulu mempelajari teknik yang berhubungan dengan proses pembuatan video.
Maya Ruhil Ahmani
BalasHapusA320090069
Belajar Mengoperasikan Kamera Video
Ada enam control dasar pada kamera:
1. Exposure
• Aperture
• Shutter Speed
• (ND Filter)
• (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
• Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
• High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
• Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
• Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
• Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
• Objek bergerak sejajar dengan kamera.
• Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
• Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
• Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
• Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
• Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
• Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
• Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
• Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
• The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
• Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
• Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
• Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
• Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
• Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
• Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
DWI PRASETO
BalasHapusA320090195
KELAS; F
Banyak tehnik dalam pengambilan foto atau video menggunakan kamera yaitu :
1.Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2.High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4.Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5.Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
DWI PRASETYO
BalasHapusA320090195
KELAS; F
Banyak tehnik dalam pengambilan foto atau video menggunakan kamera yaitu :
1.Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2.High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4.Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5.Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
6 Januari 2012 20:54
Nama: Rizki Ayu Hapsari
BalasHapusNIM: A320090148
Class: A
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil jepretan foto yang baik. Terkadang dibutuhkan pengalaman yang cukup untuk memperoleh hasil yang baik dan bermutu.
1. Fokus dengan benar
Dalam pencahayaan baik, Anda hampir selalu dapat mengandalkan autofocus. Untuk hasil yang maksimal, jangan percayakan pada kamera untuk memilih titik fokus. Gunakan titik fokus tunggal, fokuskan kamera pada objek yang Anda inginkan dengan menekan shutter setengah jalan, kemudian ubah komposisi. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil.
2. MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
3. CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
4.ECU (Extreme Close Up)
ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
Nama : Wahyu lestariningrum
BalasHapusNIM : A 320 090 147
Class : D
Dengan adanya cara-cara penggunaan kamera maka akan mempermudah penggunaan kamera dengan hasil yang memuaskan, dan berkualitas. Adapun cara-cara yang harus diperhatikan ketika menggunakan kamera, yaitu:
1. Focus
dalam hal ini harus menggunakan pencahayaan yang baik, cahaya yang baik akan membuat objek menjadi lebih terang dan jelas. Focus pada objek, ketika mengambil gambar haruslah memfokuskan pada objek agar gambar tidak pecah. Jangan lupa, untuk mendapatkan ruang tajam terlebar gunakan focal length wide dan aperture terkecil.
2. use tripod
Ketika kamera digunakan, kamera tidak boleh shake jika Anda ingin mendapatkan ketajaman yang maksimal. Untuk mencegah shake, tripod adalah solusi teraman. Dengan tripod Anda dapat menggunakan ISO terendah. Jika langkah ini dirasa masih kurang, matikan sharpening di dalam kamera dan sebagai gantinya gunakan Unsharp Mask di Photoshop yang memberikan efek dan hasil lebih baik.
3. Image stabilizer off
Jika menggunakan tripod, image stabilizer kamera harus dimatikan. Image stabilizer dirancang untuk meredam goncangan tangan pengguna. Jika kamera stabil, sistem ini justru dapat membuat gambar blur.
4. Use Mode “P”
penggunaan mode P kamera hasil akan lebih baik dibanding mode otomatis. Karena dalam mode P, biasanya Anda masih diperkenankan untuk mengubah parameter penting seperti ISO, white balance, atau EV adjustment.
5. Flash off
Flash yang dinonaktifkan dapat membantu memperjelas warna. Kamera akan secara otomatis menangkap warna yang lebih natural dibandingkan dengan cahaya putih flash.
6. Edit with Photoshop
menggunakan Tool “levels” di Photoshop, klik untuk memperindah warna. Dengan tool “Curves” Anda bahkan dapat melakukan adjustment yang lebih detail.
7. Gunakan timer
Hindari goncangan saat menekan tombol shutter, dengan menggunakan fungsi timer yang terdapat pada setiap kamera.
8. Zoom in
Zoom digunakan untuk menekankan aset tertentu atau karakteristik dari objek yang akan ditangkap. Ini memudahkan kita untuk mengambil gambar yg dekat walaupun jauh jaraknya, dan juga mampu membesar gambar.
9. Background
Perhatikan background ketika kita mau mengambil gambar, ini sangat penting karena untuk melihat dan menyeimbangkan antara objek dengan cahaya.
Dengan cara-cara diatas akan mempermudah penggunaan kamera dan memperoleh hasil yang maksimal dan berkualitas, meskipun kita belum berpengalaman dalam penggunaan kamera.
Name : Devi Parbaningrum
BalasHapusClass : B
NIM : A320090041
teknik pengambilan gambar yang benar harus dipelajari supaya kita dapat merekam gambar dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik pula.
tehnik pengambilan gambar yang dapat kita gunakan yaitu:
Siapkan semua alat yang di butuhkan dan setting ataupun object yang akan direkam
Tempatkan posisi kamera yang benar, bila membutuhkan tripot, gunakan tripot
Pilih teknik pengambilan gambar yang sesuai dengan object gambar yang akan anda inginkan.
Selain teknik pengambilan gambar, kita juga harus memperhatikan gerakan kamera seperti
1. Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
2. Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
3. Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
4. Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
Dan lain-lain
Setelah semua diperhatikan, maka teknik pengaturan gambar pun harus diposisikan secara benar dengan memilih teknik sebagai berikut
1. Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
2. Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
3. Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
Dan lain-lain
Lakukan perekaman dengan memperhatikan aspek-aspek diatas dan aspek-aspek lainya maka anda akan memndapatkan hasil rekaman yang bagus.
ummy hanik
BalasHapusA320090120
C
selain kemahiran, seorang kameraman juga harus mengetahui cara atau trik-trik untuk dapat menghasilkan jepratan yang bagus, diantaranya:
1. EWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas. Biasa digunakan pada bagian awal pembuka film untuk membangun suasana.
Catatan: EWS terkadang disebut juga dengan istilah XLS (Xtreme Long Shot).
2.VWS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali. Subjek pada VWS pada intinya adalah penempatan ruang dan lingkungan yang masih menyertainya.
3.WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
Catatan: WS juga biasa dikenal dengan istilah LS (Long Shot)
4.MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya. Ditujukan untuk mendapatkan detil konsentrasi emosional dan ekspresi tertentu dalam pemberian kekuatan karakter tokoh yang diambil gambarnya.
5.MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya. Teknik yang menekankan subjek yang menggambarkan fakta bahwa tokoh atau karakter tertentu dalam film dengan ekspresinya.
6.CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
Nama : Ferdilla Hana P
BalasHapusNIM : A.320090165
KELAS: E
Saya akan memberikan tips-tips dasar sehingga kamera anda dapat bekerja secara maksimal.
1.Flash Otomatis
Maksudnya adalah lampu flash kamera,yang dirancang untuk pemotretan diruang yang kurang cahaya,sehingga dengan flash kualitas gambar akan menjadi maksimal.Namun sebaiknya hindarinya penggunaan lampu flash karena membuat pencahayaan gambar menjadi kurang natural,sehingga gambarnya tidak seindah dengan aslinya,jadi lampu flash kamera anda diset otomatis saja,hanya menyala pada saat cahaya kurang.
2.Efek “mata merah”
Beberapa kamera dilengkapi flash dengan fasilitas anti red eye,dengannya sebelum flash menyala penuh,kamera menyalakan flash pembuka yang bertujuan untuk iris mata simodel tertutup.tapi tidak usah khawatir anda tidak usa buru-buru mengganti kamera,karena sekarang sudah banyak aplikasi kamera digital yang dapat menghilangkan efek mata merah,contohnya saja software acdsee.
3.Area Putih
Kamera mengubah terang warna salju atau benda putih lainnya menjadi kelabu,dapat diatasi dengan mengatur kembali kompensasi EV [pencahayaan].jika kamera memiliki fasilitas ini naikkan kompensasi EV antara 0.7-1 EV.Sehingga kamera akan menangkap gambar menjadi terang dan membuat seragam berwarna putih menjadi sangat terang.
4.Foto Ukuran Kecil
Ada dua cara untuk membuat file menjadi kecil.Jangan kurangi dimensi(panjag&lebar)gambar karena akan menurunkan jumlah pixel.Dimensi gambar yang kecil juga kurang baik untuk dicetak dalam ukuran besar,jadi gunakan ukuran foto maksimal,kurangin saja kualitas gambarnya.Penurunan mutu ini hanya menyusutkan kekayaan warna gambar,tetapi foto masih kelihatan lebih bagus.
5.Reaksi Lambat
Olahraga,binatang,anak kecil merupakan objek foto yang rada susah diabadikan.Anda mesti mengimbangin kecepatan gerak mereka,salah-salah jika tidak pas maka objek foto tidak sesuai dengan komposisi.Ini terjadinya karena adanya shutter log (jeda antara penekanan tombol dan perekaman gambar).Untuk itu tempatkan diri anda pada posisi yang tepat kemudian bidik sasaran,lantas tekan setengah tombol untuk mengunci fokus,sekarang tunggu momen yang tepat dan tekan penuh tombol seraya mengikuti perkembangan objek.
6.Latar Belakang
Ketika memotret wajah perhatikan latar belakangnya,hindari latar belakang yang berwarna-warni atau gambar yang semerawut,yang menyebabkan foto wajah kurang menonjol,bisa jadi justru latar belakang yang menjadi menonjol,jadi berusahalah untuk menghindarinya.
7.Foto Berdimensi
Potret diri(portrait),yang difoto dengan cara biasa,umumnya kurang menampakan dimensi yang kuat dan terasa datar-datar saja,ketika anda mendekati hidung sang model,gambar hidung malah menjadi besar dari proporsi wajah yang seharusnya.Mundurlah dan aktifkan zoom dan bidiklah wajah hingga memenuhi frame.
Name : puji sri widowati
BalasHapusNim : A320090132
Class : D
Untuk menjadi cameramen yang mahir, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah gambar:
1. EWS (Extreme Wide Shot)
Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh bahkan subjek dari karakter tokoh tidak kelihatan sama sekali, hanya suasana dalam sebuah lingkungan (environment) yang diambil secara luas.
2. WS (Very Wide Shot)
Subjek mulai kelihatan tapi tetap dengan menempatkan pada lingkungan sekitarnya. Bisa dikatakan bahwa jarak subjek pada VWS lebih dekat ketimbang EWS yang subjeknya bahkan bisa saja tidak keliatan sama-sekali.
3. WS (Wide Shot)
Pengambilan subyek memenuhi isi frame, lengkap dari kepala hingga kaki dengan komposisi gambar seartistik mungkin.
4. MS (Mid Shot)
Subjek ditempatkan setengah frame dengan spesifikasi detil tertentu untuk mendapatkan impresinya pada gambar. MS lebih menitikberatkan pada gesture tokoh tanpa menitikberatkan intensitasnya.
5. MCU (Medium Close Up)
Subjek diambil gambarnya agak mendekat tapi bukan kelewat dekat (close up), menggambarkan kondisi wajahnya lebih jelas ketimbang MS namun masih dengan beberapa perangkat pun kesibukan lainnya.
6. CU (Close Up)
Dipastikan semua orang sudah mengenal betul istilah ini. Benar, CU adalah penggambaran karakter tokoh dengan menempatkan wajahnya 1 frame penuh dengan segala ekspresinya.
7. ECU (Extreme Close Up)
ECU lebih ditekankan pada pengambilan detil ekspresi dan karakter tokoh yang diperankan. Menunjukkan dengan sangat detil ekspresi yang diambil dari bagian-bagian tertentu tubuh seperti mata, hidung atau bibir.
8. Cut-In
Teknik pengambilan gambar pada subjek untuk detil tertentu dan tanpa muka. Dalam contoh gambar ini bagaimana seorang subjek tengah memegang kamera dan detil memegang kamera itulah yang ditekankan.
9. Cutaway
Teknik pengambilan gambar di mana subjek berada pada lingkungannya dengan subjek-subjek lainnya. Dalam pekerjaan editing, CA lebih digunakan sebagai penyerantara (in-between) dengan gambar berikutnya untuk memberikan impresi tertentu pada penekanan informasi karakter yang diperankan.
10. Two Shot
Pengambilan gambar dengan 2 subjek. Memang agak mirip dengan MS, hanya saja ini 2 subjek. Dasar teorinya, "One-Shot" bisa berarti "Mid-Shot", pun "Three-Shot" juga berarti mengambil gambar dengan 3 subjek.
Untuk menjadi seorang cameramen harus mengetahui cara-cara memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gamabar:
1. Cara memegang kamera video
2. Zoom
3. Suara
4. Pengaturan 10 detik
5. Panning & tilting
6. Focus, exposure and white balance (kesemimbangan warna)
7. Tanggal dan waktu
8. Cut a ways (gambar pengisi)
menurut saya link yang ada di atas sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelomok final project dimana mahasiswa diharuskan membuat video. dengan adanya artikel itulah mahasiswa dapat meengetahui bagaimana cara tau teknik pengambilan gambar dengan hasil maksimal.
BalasHapusnama : farikha Nur alfi
BalasHapusClass : B
Nim : A.320090063
menurut saya link yang ada di atas sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelomok final project dimana mahasiswa diharuskan membuat video. dengan adanya artikel itulah mahasiswa dapat meengetahui bagaimana cara tau teknik pengambilan gambar dengan hasil maksimal.
nama : Nasib Wahyu Wibowo
BalasHapuskelas :C
nim : A320090108
Setelah membaca prosedur menggunakan Camera yang telah diposkan. Dapat saya simpulkan bahwa menggunakan kamera memerlukan teknik-teknik tertentu. Itu semua demi mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun juga banyak merek dari kamera yang berfariasi. Pada dasarnya semua pabrikan kamera sama saja, tapi ada juga kekurangan dari setiap merek. Asalkan kita menggunakan dengan menggunakan prosedur yang baik akan mendapat hasil yang maksimal. Contoh merek kamera tersebut seperti JVC, Cannon, Philip, Sony dll Artikel tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan khususnya saya pribadi yang belum tahu detail tentang menggunakan kamera. Saya berharap mahasaiwa UMS semakin berkualitas dalam memahami dan memakai teknologi.
Hal yang diprhatikan yaitu kontrol kamera, yaitu:
1. Exposure
• Aperture
• Shutter Speed
• (ND Filter)
• (Gain)
2. Filter Colour
3. White Balance
4. Zoom
5. Focus
6. Audio Levels
Dan cara mengambil gambar, yaitu:
Cara memegang Kamera Video.
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah.
Zoom.
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod.
Suara.
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
Peraturan 10 detik.
Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu.
Panning & Tilting
Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film.
Fokus, Exposure and White Balance (keseimbangan warna) .
Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus.
Tanggal dan Waktu.
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan .
Cutaways (gambar pengisi).
Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
• Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
• Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah
• Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
• Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
• Circle / circular track, kamera mengitari obyek
• Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
• Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
• High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
• Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
• Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Nama: Endah Aprilia P.
BalasHapusNIM: A320090011
Class: A
Cara mengambil gambar foto dengan menggunakan kamera:
1.Pastikan untuk menyalakan kamera.
2. Jaga lensa agar selalu bersih.
3. Jika akan melakukan pengambilan gambar dengan adanya efek, maka kamera dapat diatur dulu sesuai efek yang diinginkan, jika tidak bisa langsung mengarahkan lensa pada objek.
4. Lakukan pemotretan dengan tenang.
5. Tentukan objek pemotretan dengan cermat sehingga Anda akan menghasilkan gambar yang bagus.
6. Jangan lupa untuk menentukan sudut pandang yang lain daripada yang lain karena dengan demikian Anda akan memperolah foto yang baik dan unik.
7. Waktu yang tepat untuk mendapatkan gambar yang bersih dan redup adalah cuaca cerah saat pagi hari dan sore hari.
Dan berikut beberapa tipsnya:
1. Berdiri setidaknya satu meter dari object Anda.
2. Ingatlah untuk mengisi seluruh bingkai.
3. Pastikan lensa anda bersih.
4. Jangan terus menunggu object – senyum mereka dapat memudar!
5. Jangan tembak berhadapan dengan matahari.
6. Pegang kamera ketika Anda menekan tombol shutter.
7. Pastikan objek tidak terhalang oleh jari anda dari lampu kilat.
8. Hati-hati dengan benda di belakang object anda, seperti tiang lampu atau pohon yang terlihat seperti keluar dari kepala mereka!
9. Mintalah object untuk tidak berkedip jika memungkinkan.
10. INI YANG PALING PENTING: sesuaikan objek dngan cara kita memfoto, bila objeknya vertikal maka anda harus mengambil secara vertikal juga, bila tidak maka banyak objek yg tidak diinginkan akan masuk juga.
11. bila ingin mengambil 2 objek sekaligus seperti di depan objek lain, tempatkan orangnya di samping kiri atau kanan, agar objek lain missal tebing, danau, pantai, dll teratur, dan jangan sekali2 anda meletakkan di tengah karena foto itu hanya berarti 1 objek yg diambil bukan ke-2nya.
FISTANTIA L.K
BalasHapusA 320 090 014
Class A
Beberapa link di atas sangat bermanfaat bagi para pembaca. Dalam hal ini, link-link tersebut membantu kami para mahasiswa dalam membuat tugas akhir mata kuliah kami. Kami yang semula tidak mengetahui apa-apa tentang cara mengoperasikan video dapat mempelajarinya melalui link tersebut. Dengan demikian, link tersebut mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas akhir kami. Semoga link-link tersebut bermanfaat bukan hanya untuk penyelesaian tugas saat ini saja namun juga untuk beberapa hal lainnya di waktu mendatang dan juga dapat bermanfaat untuk para mahasiswa tapi juga orang- lain secara umum.
Nama : Esti Nur Prasetyaningsih
BalasHapusNIM : A320090064
Class : B
Banyak orang menyukai dengan dunia fotography tapi apakah diantara mereka sudah mampu menguasai bidang tersebut terutama hal yang paling dasar yaitu penggunaan camera. Article tersebut berisi tentang tata cara penggunaan camera serta pembuatan video secara detail agar bisa menghasilkan gambar yang jelas dan bagus. Berikut adalah beberapa teknik atau metode cara pengambilan gambar yang benar dengan menggunakan camera :
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Teknik-teknik pengambilan gambar:
6. Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
7. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
8. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
9. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
10. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
11. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
12. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
13. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
14. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
15. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
16. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
17. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
18. Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
Nama : Esti Nur Prasetyaningsih
BalasHapusNIM : A320090064
Class : B
Banyak orang menyukai dengan dunia fotography tapi apakah diantara mereka sudah mampu menguasai bidang tersebut terutama hal yang paling dasar yaitu penggunaan camera. Article tersebut berisi tentang tata cara penggunaan camera serta pembuatan video secara detail agar bisa menghasilkan gambar yang jelas dan bagus. Berikut adalah beberapa teknik atau metode cara pengambilan gambar yang benar dengan menggunakan camera :
1. Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2. High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3. Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4. Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5. Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Teknik-teknik pengambilan gambar:
6. Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
7. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
8. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
9. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
10. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
11. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
12. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
13. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
14. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
15. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
16. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
17. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
18. Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
name: Azizah Anis s
BalasHapusNIM: A320090151
class: E
Menurut saya informasi di atas sangat lah penting buat kita semua.banyak kamera atau kamera video yang bagus merk nya tetapi kalau cara penggunaan nya tidak benar hasilnya pun tidak akan bagus. ada 6 control dasar pada kamera dengan penjelasan nya. apabila cara-cara atau metode dibawah dilakukan dengan benar hasilnya akan bagus.
1 Exposure
Eksposure secara sederhana dapat saya artikan sebagai pencahayaan kamera. Untuk mendapatkan gambar yang normal, tidak gelap (under exposure) dan tidak sangat terang (over exposure) harus diperhatikan:
• Aperture (diafragma)
•Shutter Speed
•(ND Filter)
•(Gain)
2 Filter Colour
Cara termudah untuk white balance adalah dengan mengarahkan kamera terhadap benda putih apa saja yang berada dalam kondisi cahaya yang sama dengan cahaya yang kita pergunakan untuk merekam adegan.
Cara menyetel white balance :
* Pertama cocokkan filter koreksi warna dengan kondisi cahaya yang kita pakai shoting.
* Arahkan kamera terhadap benda putih apa saja
* Kamera di zoom sampai yang terlihat di viewfinder hanya warna putih
* Tekan tombol AWB (Auto White Balance)
* Kamera siap untuk merekam.
Catatan : kamera harus di-white balance lagi apabila keadaan cahaya berubah.
4.Zoom
Zooming adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi objek
Zoom In : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom Out : menjauhkan objek dari close up ke long shot.
Zooming bisa dilakukan dengan dua cara:
•Manual : dengan memutar ring zoom pada lensa
•Servo : Biasanya tombol zoom servo ada pada handle camera sehingga terjangkau jari pada waktu mengoperasikan kamera
5 Focus
Gambar dikatakan fokus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh di permukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga nampak juga di viewfinder dan monitor.
Depth of Field (DOF) atau bidang kedalaman adalah bidang dimana objek-objek di depan dan di belakang objek utama tampak dalam fokus.
Secara teknis, shot dengan bidang kedalaman yang luas memudahkan cameraman mengikuti gerakan objek.
Secara estetis depth of field sangat berperan dalam menciptakan perspektif visual pada keseluruhan adegan (shot).
3 hal yang menentukan Depth of Field:
1. Panjang Fokal Lensa
Semakin panjang fokal lensa = bidang kedalaman semakin sempit
2. f-stop/iris
Lebih besar bukaan iris (lebih kecil f-stop) = bidang kedalaman semakin sempit / fokus semakin tipis. Misal f/16 bidang kedalamannya lebih lebar dari f/2.0
3. Jarak kamera dengan objek
Semakin jauh jarak kamera dengan objek = semakin luas bidang kedalaman
Semakin dekat jarak kemera dengan objek = semakin sempit bidang kedalaman.
6 Audio Levels
Jangan abaikan audio level pada kamera karena selain kualitas gambar, kualitas audio juga tidak kalah pentingnya. Ada gambar tanpa audio yang bagus akan sangat mengganggu pemirsa bahkan informasi yang akan disampaikan tidak sampai kepada penonton.
Atur audio level jangan sampai under ataupun over (peak).